NovelToon NovelToon
Proof Of Love Art Paper

Proof Of Love Art Paper

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Nikahmuda / CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Skyeuu

"Itu anak gue, mau ke mana lo sama anak gue hah?!"
"Aku nggak hamil, dasar gila!"
Tragedi yang tak terduga terjadi, begitu cepat sampai mereka berdua tak bisa mengelak. Menikah tanpa ketertarikan itu bukan hal wajar, tapi kenapa pria itu masih memaksanya untuk tetap bertahan dengan alasan tak masuk akal? Yang benar saja si ketua osis yang dulu sangat berandal dan dingin itu!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skyeuu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

"Selamat datang di rumah gue, anggap aja ini rumah lo juga," Jay bicara dengan santai seolah itu bukan apa-apa.

Ning sekarang dalam masalah, dia tidak tahu harus apa dan bereaksi bagaimana karena terlanjur memilih bermalam di rumah pribadi milik Jay. Tidak mewah, tapi luas dan rapi begitulah kesan pertama Ning saat melihatnya. Dia menarik napas, lalu mengembuskannya perlahan, takut jika keputusannya suatu masalah besar yang berdampak pada keluarga dan dirinya sendiri.

"Kenapa bengong?" kenapa haris ini Jay cerewet sekali, sih? Bukannya diam lebih baik untuk menjaga image yang telah dia bangun dari awal? Ah, tidak tahu Ning ingin cepat-cepat pulang.

"Kamu cerewet tau, ini aku mau masuk sabar dong!" serunya kesal.

Jay memasang wajah datar, dia sebenarnya menganggap itu respon yang cukup lucu. Melihat bagaimana Ning sangat menjauhi segala hal yang dapat memicu salah paham, Jay rasa ini saatnya Ning tahu bahwa menjadi orang dengan sikap dewasa itu membosankan. Sesekali dia harus mencoba sesuatu yang bertolak dari aturan yang ada. Jangan dicontoh tolong, anak itu agak sesat.

"Masuk," nada perintahnya tidak bisa dibantah, tapi Jay lupa kalau dia Ning yang sudah pernah malah sering mengabaikan perintahnya.

Tapi kali ini gadis itu menurut saja. Dalam hati Jay sangat ingin mencubit Ning karena gemas, kenapa pipinya begitu gembil dan berisi begitu? Kan Jay jadi membayangkan itu makanan dengan tekstur yang lembut dan kenyal, serta manis dan isinya lumer. Luar biasa, pikiran Jay tentang pipi Ning yang jadi makanan penutup manis. Kewarasannya diragukan sekarang.

"Kalau laper bilang aja lo mau apa, nanti gue masakin," katanya sembari meletakkan sepatu di ujung rak yang ada tepat di samping pintu rumah.

Jay menunggu jawaban dari gadis itu, tapi sepertinya Ning tidak mau menyahuti perkataan Jay. Ya, tidak apa-apa dia masak buat sendiri aja. Dia melenggang pergi ke dapur setelahnya, namun siapa sangka Ning mengikuti dari belakang. Wajahnya terlihat sangat bodoh di mata Jay, terserah dia berniat apa karena Jay tak peduli.

"Duduk aja di meja makan, lo tau jadi aja," katanya mendorong tubuh Ning untuk menjauh.

Perempuan yang tingginya hanya sedada Jay itu merengut kesal, dan kemudian duduk juga di kursi yang Jay maksud. Rumah Jay memang tidak terlalu besar seperti rumahnya atau rumah calon mertuanya. Hanya saja untuk ukuran pria berusia dua puluh empat tahunan, Jay sudah hidup seperti pangeran dalam dongeng sebelum tidur yang dulu Ayah berikan padanya. Ning duduk manis di sana tanpa banyak suara, meskipun heran tapi Jay tak mau bertanya perihal apapun itu. Tampaknya Jay sudah lelah karena seharian penuh disuruh mencari Ning. Tidak percaya? Ya sudah, toh dia juga harusnya berkerja di kantor bukan malah mengurus bocah tengil kayak Ning.

"Mau makan cuanki..."

Mendengar rengekan seperti anak kecil itu membuat Jay menoleh, tidak yakin kalau barusan suara Ning karena terkesan terlalu dibuat-buat. Untuk memastikan Jay kembali bertanya padanya.

"Apa?" tanyanya mengangkat mengernyitkan kening.

Melihat reaksi Jay yang agak kelewatan itu membuat Ning gemas ingin mencubitnya, tapi dia harus tetap santai karena sedang berada di rumah orang lain.Tepatnya ada di rumah calon suaminya yang entah kenapa selalu menyebalkan. Kalau nggak nyebelin, namanya bukan Jay. Sifat, sikap, suara, gerak tubuh, sampai napasnya pun Ning rasa menyebalkan untuk disaksikan. Saking muaknya dia bisa berasumsi begitu, jadi biarkan saja sesuka hati Ning.

"Mau cuanki!" katanya sekali lagi, kali ini dengan nada kesal yang biasa Ning lakukan. Persis seperti Ning di saat Jay mengungkapkan hubungan mereka ke publik.

Jay menjauhkan diri darinya, "Gue nggak budeg," katanya mengusap telinga sebelah kiri yang baru saja dimasuki suara cempreng Ning dari dekat.

Setelah itu tanpa basa-basi lagi, tanpa mendengarkan ocehan Ninh lebih lanjut. Dia langsung pergi ke arah dapur, dan Ning tentu saja iku di belakangnya. Apakah kemampuan memasaknya masih sama seperti dulu atau sudah lama hilang? Ning penasaran karena Jay sangat pandai memasak, ia ingat dulu ketika dirinya kedatangan tamu bulanan, Ning ingin makan terus, minimal ada camilan untuk dia kunyah. Namun, siapa sangka Jay membuat banyak hidangan untuknya. Mulai dari makanan berat sampai makanan penutup, bahkan dia tak segan membuat lagi jika rasanya tidak sesuai dengan lidah Ning. Beruntungnya, masakkan Jay sangat cocok di lidahnya.

"Mau ngeliatin sampe kapan?" tanya Jay masih sibuk dengan sarung tangan plastik, sedang siap-siap untuk bertempur dengan bahan masakkan.

Ning yang salah tingkah langsung memalingkan wajahnya dan menyangkal tuduhan Jay.

"S-siapa yang ngeliatin kamu? Aku liatin makanan yang kamu buat tau!" katanya.

"Padahal gue belum mulai," sahut Jay yang membuat Ning tambah malu lagi, pura-pura mengamini perkataannya saja apa tidak bisa?! Menyebalkan sekali.

Setelah itu Ning pergi mencuci tangan dan memakai sarung plastik, dia tidak tahu apakah bisa membantu seorang yang pandai masaknya bisa bersanding dengan masakan chef kelas atas. Tapi, sebisa mungkin Ning membantunya. Melihat gestur Ning yang kaku, Jay menggelengkan kepala pelan, seolah sedang berkata "dia kayak baru belajar masak" dengan wajahnya yang tanpa ekspresi itu. Sedangkan Ning tak peduli pada Jay yang terlihat meremehkannya. Dia berusaha untuk membuat Jay merasa terbantu, meski kenyataannya anak gadis itu sangat beban bagi Jay.

"Mending lo ambilin ikan tenggirinya di kulkas," perintah Jay pada perempuan itu.

"Oh, oke!" sahutnya penuh semangat.

Jay menghela napas sambil geleng-geleng kepala, sial juga dia membawanya ke rumah. Belum lagi semua bahan ada di dalam kulkas, mau membuat apapun pasti jadi. Apalagi hanya membuat cuanki saja yang menurut Jay mudah dia buat sendiri.

"Sam tahu putih," belum sempat berapa detik Ning sampai di sampingnya, dia kembali mengambil sesuatu yang dibutuhan Jay.

Selang beberapa menit berlalu, tepatnya Jay menuntaskan bahan untuk isian cuankinya. Dia melirik Ning yang asyik memasukkan bahan ke dalam tahu putih, kemudian kembali fokus pada bahan pembuatan bakso yang sedang dia uleni. Melihat Ning menguap Jay ikut menguap, mungkinkan benar kalau menguap itu menular? Ya buktinya kamu Jay.

"Kalau nggak bisa diem aja sana di meja makan, lu tinggal tunggu jadi."

Mendengar hal tersebut Ning langsung merasa paling tersakiti, tapi dia hanya mengejek dengan bibir sebagai tanda malas berdebat dengan Jay. Tapi, dia tetap berjalan menghampiri meja makan dan duduk manis di kursinya. Dia tak sempat cuci tangan karena begitu kepalanya bertemu dengan meja makan, Ning langsung tertidur. Jay tak menyadari hal tersebut, dia tetap fokus pada sambal cuanki dan kuah yang sedang dia buat sekaligus. Benar-benar jiwa seorang chef yang terkekang dalam pekerjaan CEO. Setelah semuanya siap, Jay menuangkan cuanki ke dalam semangkuk sedang, dia sepertinya tahu betul bagaimana Ning makan.

"Udah jadi, lo tinggal makan--!?" dia terkejut namun tetap dengan elegan ketika melihat Ning sudah terlelap. Jay mengembuskan napas panjang, lalu kenapa dia mau saja diperbudak oleh Ning jika yang mau makannya tidur?

"Bisa gila gue..." katanya yang terlanjur membuat cuanki.

1
Towa_sama
Gak nyesel baca cerita ini, recommended banget!
Skyeuu: aww terima kasihh ^^
total 1 replies
SweetPoison
Saya terkesan dengan kedalaman emosi yang tersampaikan dalam kata-kata.
Skyeuu: terima kasihh ^^ 🫶🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!