Sagara begitu terluka dan sakit hati saat gadis yang baru saja dinikahinya beberapa jam lalu yang bernama Thania memintanya untuk menalaknya.Iya, Thania gadis yang dia cintai secara diam- diam sejak lama dan berhasil dia nikahi dengan cara dijodohkan oleh orang tua mereka, ternyata tidak mencintai Sagara. Dengan berdalih ingin melanjutkan kuliah, tepat di malam pertama Thania meminta Sagara untuk menceraikannya.
Apakah Sagara akan rela melepaskan Thania, gadis yang begitu dia cintai dan merupakan cinta pertamanya...? Yuk baca cerita selengkapnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Harus Rujuk
Pagi hari di keluarga Mandala, Sagara, Ronald, nyonya Fransiska dan oma sedang sarapan di ruang makan. Sedangkan tuan Daniel masih berada di dalam kamar.
"Makan yang banyak sayang..." nyonya Fransiska menuangkan air ke dalam gelas milik Sagara dan Ronald secara berhantian.
"Oya Ronald, bukankah hari ini hari pertama Thania magang di kantor...?'' tanya nyonya Fransiska.
"Iya mah..." jawab Ronald sambil mengunyah makanannya.
Mendengar hal itu Sagara langsung menoleh ke arah nyonya Fransiska dan Ronald secara bergantian.
"Mama bilang apa...? Thania magang di kantor...?'' tanya Sagara.
"Lho memangnya kamu belum tahu...?" sahut nyonya Fransiska lalu menoleh ke Ronald.
"Kamu belum kasih tahu kakakmu sayang...?'' tanya nyonya Fransiska pada Ronald.
"Sagara, kamu pasti senang mulai enam bulan ke depan kamu bisa dekat lagi dengan Thania. Semoga dengan adanya Thania di kantor, bisa memperbaiki hubungan kalian..." ucap oma.
"Jadi kalian semua tahu jika Thania akan magang di perusahaan...?'' tanya Sagara.
"Ya tahu dong sayang, kan Thania sendiri yang minta pada Ronal agar bisa magang di perusahaan..." jawab nyonya Fransiska.
Sagara lalu menoleh ke arah Ronald yang fokus dengan sarapannya.
"Kenapa kamu tidak memberitahu saya dulu kalau Thania magang di perusahaan...!'' Sagara kesal.
Ronald menatap sang kakak.
"Memangnya harus ya kak...?" sahut Ronald.
"Kak... Saya ini wakil direktur, saya bisa mengambil keputusan tanpa harus lapor ke kakak..." sambung Ronald.
Mendengar jawaban Ronald, Sagara nampak bertambah kesal. Dia lalu meletakkan sendok dan garpunya di atas piring dengan kasar hingga menimbulkan suara yang cukup nyaring. Kemudian Sagara langsung bangun dan pergi begitu saja meninggalkan meja makan.
"Sagara...? " ucap tuan Daniel ketika berpapasan dengan putra sulungnya. Namun Sahara diam saja dan terus berjalan kekuar dari rumah.
Tuan Daniel pun heran melihat Sagara yang terlihat marah.
"Mah... Sagara kenapa...?'' tanya Tuan Daniel begitu dia sampai di meja makan bergabung dengan Nyonya Fransiska, Ronald dan oma yang sedang sarapan.
"Sagara kesal sama Ronald gara- gara dia mengijinkan Thania magang di perusahaan tanpa bicara dulu dengannya.." jawab nyonya Fransiska sambil melirik Ronald yang nampak cuek dan terus memakan sarapannya.
"Padahal kan maksud Ronald baik Pah, biar Sagara bisa dekat sama Thania lagi, dan mereka bisa rujuk. Lagi pula Sagara bukannya masih mencintai Thania ya pah, buktinya sampai sekarang dia tidak ada niat buat menggugat cerai Thania ke pengadilan agama..." sambung nyonya Thania.
Tuan Daniel menghela nafas.
"Mungkin dia terlalu sibuk, jadi belum sempat mengajukan gugatan cerai ke pengadilan agama..." ucap tuan Daniel.
"Pokoknya Sagara tidak boleh menceraikan Thania. Mereka harus rujuk..." tiba- tiba oma bersuara.
Nyonya Fransiska menoleh ke arah sang mertua, lalu dia mengangguk.
"Sudahlah, kita tidak usah ikut campur urusan mereka. Biar Sagara yang ambil keputusan mau menggugat cerai atau mau rujuk..." sahut tuan Daniel.
"Pokoknya mereka harus rujuk. Saya tidak mau mereka bercerai. Perceraian itu hanya akan membuat keluarga kita malu Daniel..." ucap Oma.
"Kita ini keluarga terpandang... Saya tidak mau menjadi bahan omongan gara- gara salah satu anggota keluarga kita ada yang bercerai. Di dalam keluarga Mandala, tidak ada yang namanya perceraian, karena itu sangat memalukan. Bagaimana pun caranya, kita harus membuat mereka berdua rujuk...." sambung Oma.
"Iya pah, kita harus bujuk mereka untuk rujuk. Lagi pula mamanya Thania dari awal juga tidak setuju mereka pisah..." ucap nyonya Fransiska.
"Kan alasan Thania pisah dari Sagara karena dia ingin fokus kuliah. Satu semester lagi Thania lulus kuliah, Sagara harus sabar nunggu Thania sampai lulus, dan mereka harus rujuk..." sambung nyonya Fransiska.
Tuan Daniel hanya menghela nafas mendengarkan perkataan dari istri dan sang mama.
Sedangkan Sagara segera keluar rumah menuju mobilnya untuk segera berangkat ke kantor. Kebetulan sekertaris Jo juga sudah datang.
"Tuan sudah siap...?'' tanya sekertaris Jo sambil melirik jam tangannya.
Jam masih menunjukkan pukul delapan kurang tapi tidak biasanya Sagara sudah keluar rumah.
"Menurutmu...?'' jawab Sagara dengan tidak ramah.
"Ehm...iya tuan..." jawab sekertaris Jo langsung membukakan pintu mobil untuk tuannya.
Iya, melihat ekspresi Sagara tentu saja sekertaris Jo tahu bahwa tuannya itu sedang tidak baik- baik saja.
Sagara segera naik ke mobil duduk di jok belakang. Sedangkan sekertaris Jo duduk di jok kemudi.
"Jo... Apa kau tahu, kalau hari ini ada karyawan magang di perusahaan...?'' tanya Sagara begitu sekertaris Jo masuk ke mobil.
"Iya tuan, kan saya sudah memberitahu tuan kemarin..." jawab sekertaris Jo sambil menoleh ke belakang.
"Maksud saya bukan itu...!" seru Sagara tiba- tiba marah.
Sagara berdecak.
"Kenapa kamu tidak memberitahu saya kalau salah satu dari mereka adalah Thania...?" tanya Sagara.
"Memangnya tuan Ronald tidak memberitahu tuan, kan yang merekomendasikan nona Thania magang di perusahaan, tuan Ronald..." jawab sekertaris Jo.
Sagara mendengus kesal.
"Bukannya harusnya tuan senang ya kalau nona Thania magang di perusahaan...? Kan nanti tuan bisa setiap hari ketemu sama nona Thania..." ucap sekertaris Jo.
"Diam kamu Jo...!'' bentak Sagara.
"Maaf tuan...." ucap sekertaris Jo.
Sagara mengepalkan kedua telapak tangannya, kemudian dia menghela nafas dan menghembuskannya dengan kasar.
"Kenapa kamu diam saja...! cepat jalan...!'' seru Sagara lagi- lagi memarahi sekertaris Jo.
"Baik tuan..." jawab sekertaris Jo.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Sekertaris Jo lalu melanjukan mobilnya membelah jalanan raya menuju ke perusahaan Putra Mandala Sentosa.
Sekitar lima belas menit kemudian mereka berdua sampai di perusahaan. Sekertaris Jo turun terlebih dulu dan membukakan pintu untuk Sagara.
Mereka berdua lalu berjalan ke lobby utama menuju lift khusus CEO. Dan secara kebetulan mereka bertemu dengan Shaina yang akan menuju lift khusus karyawan.
"Selamat pagi tuan Sagara..." ucap Shaina dengan ramah.
Namun Sagara hanya melirik sekilas ke arah Shaina tanpa menjawab sapaannya. Sagara terus saja berjalan menuju lift.
"Sombong amat..." ucap Shaina dalam hati sambil melirik ke arah Sagara.
"Eh, ada sekertaris Jo... Selamat pagi sekertaris Jo...'' ucap Shaina sambil tersenyum.
"Pagi Shaina... Apa.kabar...?'' sahut sekertaris Jo.
"Baik...Sekertaris Jo apa kabar...?'' tanya Shaina.
"Saya...
"Jo...!" seru Sagara yang sedang berdiri di depan lift khusus COE.
"Iya tuan..." jawab sekertaris Jo.
Shaina yang mendengar teriakan Sagara memanggil sekertaris Jo pun kaget. Sagara menatap tajam ke arah sekertaris Jo.
"Saya duluan ya..." ucap sekertaris Jo pada Shaina kemudian dia segera menghampiri Sagara.
"Ya ampun... Dia kenapa sih...? Manggil orang kok pakai teriak begitu... Apa penyakitnya lagi kumat lagi..." ucap Shaina dalam hati.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Shaina dan rekan- rekannya sudah stand by di meja kerja masing- masing. Jam kerja akan dimulai beberapa menit lagi. Kemudian datanglah Fandi manager divisi keuangan.
"Selamat pagi pak Fandi..." ucap Shaina dan kawan- kawan.
"Pagi..."
"Perhatian semuanya... Pagi ini saya akan memperkenalkan kalian dengan karyawan magang yang akan ditempatkan di divisi keuangan... " ucap Fandi.
Shaina dan yang lainnya pun menganguk.
"Silahkan masuk...'' ucap Fandi sambil menoleh ke arah pintu.
Dan dari arah pintu muncullah seorang gadis cantik bernama Thania. Thania lalu berdiri di samping Fandi.
"Wow... " ucap Alvian, Arsil dan Bimo langsung terpana begitu melihat wajah cantik Thania.
Jangankan mereka yang laki- laki, Shaina sebagai sesama perempuan saja begitu kagum melihat kecantikan Thania.
"Ya , ini adalah nona Thania, istri dari CEO kita yaitu tuan Sagara. Mulai hari ini beliau akan mulai magang di sini. Dan kalian semua bisa membantu nona Thania atau mengarahkan apa saja yang harus dikerjakan oleh nona Thania...." ucap Fandi.
"Kalian paham....?'' tanya Fandi.
"Paham pak..." jawab para pegawai.
"Nona Thania... Nanti nona bisa bertanya pada mereka jika nona mengalami kesulitan. Jangan sungkan- sungkan ya nona..." ucap Fandi pada Thania.
"Iya pak Fandi..." jawab Thania sambil tersenyum sopan.
"Baik.. Silahkan nona duduk di meja sebelah sana, dan nanti nona bisa berkenalan sama mereka..." ucap Fandi sambil menunjuk meja kosong di samping meja kerja Shaina.
"Terima kasih..." sahut Thania.
Thania lalu duduk di meja samping meja kerja Shaina. Sedangkan Fandi masuk ke ruang kerjanya.
"Hai nona, kenalkan saya Shina..." ucap Shaina sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Hai... Ehm... Kayanya aku pernah lihat kakak deh. Kakak yang waktu itu presentase saat meeting di hotel kan...?'' tanya Thania.
"Oh...i..iya nona..." jawab Shaina tergagap. Iya, bagaimana tidak, saat Thania menyebut kalimat 'meeting di hotel' , tiba- tiba Shaina teringat dengan kejadian malam itu di kamar hotel saat Sagara mencium bibirnya.
"Kak Shaina hebat sekali. Ajari aku ya kak biar bisa hebat seperti kakak..." ucap Thania.
"Ah tidak kok , kamu terlalu berlebihan..." sahut Shaina merasa grogi dipuji oleh Thania.
"Aku harus banyak belajar dari kak Shaina..." ucap Thania. Shaina pun tersenyum canggung pada Thania.
"Ya ampun nona... Maafkan aku ya... Aku banyak salah sama nona..." ucap Shina dalam hati kembali teringat bahwa suami dari perempuan yang ada di depannya pernah menciumnya saat di kamar hotel.
"Tuan Sagara memang br*ngs*k... Sudah punya istri cantik seperti bidadari, tapi dia malah kurang ajar padaku...arrkhh.... Dasar pria br*ngs*k sialan...." umpat Shaina dalam hati sambil meremas- remas jari tangannya.
"Kak...kak Shaina kenapa...?'' tanya Thania heran dengan sikap Shaina.
"Oh..ti...tidak...tidak apa- apa..." jawab Shaina meringis sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Hai nona Thania, kenalkan namaku Alvian..."
"Aku Arsil..."
"Dan aku Bimo..."
Alvian, Arsil dan Bimo berebutan ingin menyalami Thania. Thania pun bergantian menyalami ketiganya.
"Nona... Nona tenang saja, nanti kalau nona ada kesulitan, tanya aja sama abang, ya..." ucap Alvian sambil menaikkan satu alisnya.
"Halah, dia mah nggak ngerti apa- apa nona, kerjanya juga lelet mending nanya sama saya aja. Saya akan siap bantu nona..." sahut Arsil
Sedangkan Bimo hanya tersenyum, mengangguk pada Thania karena dia tidak pandai merayu cewek.
"Ehem..." tiba- tiba terdengar suara deheman dari arah belakang mereka. Dia adalah Fandi yang keluar dari ruang kerja karena dia baru saja mendapat telpon dari sekertaris Jo untuk mengabarkan sesuatu kepada Thania.
"Eh...pak.Fandi..."
Alvian, Arsil serta Bimo segera kembali ke meja masing- masing. Fandi mendengus kesal melihat bawahannya yang menurutnya bersikap tidak sopan di depan istri bos.
"Jaga sikap kalian... Apa kalian lupa sedang bicara dengan siapa...? Kalau sampai tuan Sagara tahu kalian tidak sopan pada nona Thania, kalian bisa dipecat...!'' ucap Fandi marah.
"I..iya pak maaf..." ucap Alvian, Arsil serta Bimo. Sedangkan Thania hanya diam merasa kasihan pada Alvian, Arsil dan Bimo yang kena marah Fandi.
Fandi menghela nafas. Kemudian dia menghampiri meja kerja Thania.
"Nona Thania..." ucap Fandi.
"Iya pak Fandi..." jawab Thania.
"Nona dan para karyawan magang diminta untuk berkumpul di ruang meeting. Karena ada sesuatu yang akan disampaikan oleh tuan Sagara kepada karyawan magang..." ucap Fandi.
"Oh... Iya pak..." jawab Thania.
"Mari saya antar..." ucap.Fandi.
Fandi dan Thania pun segera keluar dari ruang divisi keuangan menuju ruang meeting. Iya, setiap tahun di perusahaan Putra Mandala Sentosa memang menerima karyawan magang dari beberapa kampus. Mereka akan magang selama enam bulan ke depan sebelum mereka menghadapi skripsi. Dan pihak perusahaan pun akan menilai cara kerja mereka, ketanggapan mereka dalam mempelajari management waktu dan lainnya.
Dan penilain dari pihak perusahaan yang nantinya akan menjadi nilai yang akan diserahkan pada dosen mereka di kampusnya.
Tak berselang lama kemudian, lewatlah Sagara diikuti oleh sekertaris Jo hendak menuju ruang meeting untuk menemui para karyawan magang. Namun tepat di depan pintu ruang divisi keuangan ,Sagara nampak menghentikan langkahnya. Dia terlihat menatap ke arah meja kerja Shaina di mana dia sedang fokus dengan laptopnya.
Merasa ada yang memperhatikan ,Shaina pun menoleh ke arah pintu. Shaina pun kaget saat bertemu tatap dengan Sagara.
"Hah... Kenapa dia menatapku...?'' batin Shaina.
Sagara mendengus seperti orang kesal kemudian dia kembali melanjutkan langkahnya.
"Dia kenapa ...? Kok dia seperti sedang kesal...? Huh... Dasar orang aneh..." ucap Shaina dalam hati.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Sagara dan sekertaris Jo masuk ke ruang meeting. Dan di sana sudah duduk berjejer para karyawan magang yang terdiri dari enam orang tiga laki- laki dan tiga perempuan. Mereka ditempatkan di divisi yang berbeda- beda. Di anataranya divisi pemasaran, divisi keuangan , divisi SDM, divisi produksi/ operasional , divisi teknologi informasi, dan divisi riset pengembangan.
Melihat Sagara datang memasuki ruangan meeting, para karyawan magang yang sedang duduk langsung berdiri dan memberi salam.
"Selamat pagi tuan Sagara..." ucap mereka.
"Pagi..." jawab Sagara.
Sagara melihat satu persatu para karyawan magang. Dan tatapan Sagara terhenti pada si cantik Thania. Ekspresi wajah Sagara langsung berubah. Yang tadinya biasa saja kini menjadi sedikit terlihat tidak nyaman karena tiba- tiba dia teringat kembali saat malam pertama mereka. Malam pertama yang begitu melukai hati Sagara. Dan luka itu masih terasa hingga saat ini.
Sedangkan Thania yang ditatap oleh Sagara langsung menundukkan kepalanya. Thania terlihat gugup dan merasa bersalah pada pria yang telah dia paksa untuk menjatuhkan talak padanya.
Bersambung...
memilih mu la hemmmm