" Maa paaa aku engga ada waktu, tapi kalau dijodohin sama mas mas anak tunggal engga banyak gaya boleh juga tuh heheh" Amanda zeevalia adalah anak kedua dari dua bersaudara, terlalu bekerja keras sampai akhirnya lupa dalam hal percintaan.
memang dalam kehidupan harus memilih salah satu bukan? terkadang keseimbangan membutuhkan pengorbanan yang cukup berat tapi susah jika harus adil.
" Bagaimana jika kita mencoba untuk menjalankan hubungan ini? tidak ada salahnya bukan jika kita mencoba untuk saling mengenal?" aahh kenapa dia soft spoken sekali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 16 - Khawatir...
Pagi ini kondisi zee sudah mulai membaik, terlihat dari wajahnya yang mulai segar dan suhu tubuhnya yang mulai normal.
Setelah dilakukan pemeriksaan pagi ini dokter memberikan saran agar zee dirawat satu hari lagi karena kondisi tubuhnya masih belum pulih, dan tentu saja gio menyetujuinya ia tidak ingin sang kekasih kembali sakit.
" Mas...." sejak tadi zee mencuri pandang kearah gio, sesekali menarik nafas dalam.
" Sayang aku itu calon suami kamu, kalau ada yang mau dibicarakan jangan sungkan hmm" gio dengan lembut mengusap pipi sang kekasih.
Tangannya kembali menyuapi Zee dengan bubur yang kini ada ditangannya, gio benar-benar sangat telaten mengurus zee selama dirumah sakit.
" Mmhh maaf jika zee berlebihan tapi apa boleh jika zee meminta mas untuk menemani zee selama dirumah sakit? Tapi jika mas banyak kerjaan gapapa mas berangkat aja" aahh zee benar-benar merutuki kebodohannya tapi saat ini dia benar-benar membutuhkan gio.
" Sayang liat mas boleh?" gio tahu sebenarnya suasana hati zee saat ini masih belum rapih dan memang gio sudah berniat untuk menemani Zee selama dirumah sakit.
" Mas senang akhirnya mas dibutuhkan oleh Zee hmm, papi sementara yang akan pergi ke kantor selama mas menjaga kamu dirumah sakit jadi dengan senang hati mas akan menemani zee yaa" seperti inikah rasanya dicintai dan saling mencintai? Aahh menyenangkan sekali batin gio selalu merasa senang jika bersama Zee.
Ternyata diluar pintu ada seseorang yang sedang berdiri dan mendengarkan obrolan sepasang kekasih didalam.
Apakah aku sudah kalah Zee? Betapa bodohnya aku selama ini yang terus melimpahkan kesalahan oranglain kepada kamu, kini aku berteman dengan penyesalan Zee.
Ya raja yang kini berada didepan ruang rawat Zee, semalam raja memberanikan diri untuk menghubungi Daniel meskipun sempat ada ketegangan akhirnya raja bisa mengetahui keberadaan Zee.
Harusnya aku yang berada diposisi gio saat ini zee, tapi ternyata semua berubah aku harus bagaimana Zee.
Perang batin dalam diri raja dengan kenyataan yang terjadi sungguh sangat menguras emosi.
" Sayang nanti mami kesini buat kasih tau persiapan pernikahan kita udah sampai mana, kamu tidak keberatan kan?" gio benar-benar membuktikan ucapannya untuk segera menikahi zee.
" Mas..." zee benar-benar kehabisan kata dengan perilaku sang kekasih.
" Ssssttt... Udah nurut aja yaa cantik" gio yang tahu apa yang akan diucapkan Zee langsung menyimpan telunjuknya dibibir Zee.
Raja yang mendengar kata persiapan pernikahan hatinya semakin sakit, apakah ini hasil dari apa yang selama ini dia perbuat.
Zee kamu terlihat bahagia sekali dengan gio, apa doa sebaik itu sampai kamu tidak mau jauh dengannya? Lalu bagaimana dengan aku Zee?
Raja kini berbalik arah untuk pulang hatinya tidak sanggup untuk terus mendengarkan obrolan Zee dan gio, kalaupun raja masuk belum tentu zee masih mau menerimanya apalagi setelah kejadian kemarin malam.
Apalagi gio yang sudah tau dan bahkan menyaksikan sendiri bagaimana perang mulut antara dirinya dan zee, pasti akan ada keributan yang terjadi dan raja tidak boleh egois untuk saat ini.
🍉🍉🍉
" Yah, hikss...hiksss.." kini Anna yang berada didalam kamar bersama Doni sang suami.
Sejak semalam suaminya lebih banyak diam dan menghindari Anna, sebenarnya setelah kejadian terbongkarnya hubungan gelap putra dan Anna Doni sudah bersikap dingin hanya saja sejak kemarin Doni semakin bersikap acuh kepada Anna.
" Kenapa Bun? apa ada hal yang harus ditangisi?" Doni benar-benar acuh jangankan untuk mengusap air mata Anna, bahkan menatap Anna saja Doni tak mau.
" A..aku aku gagal menjadi seorang ibu yah, ampuni aku hikss...hiksss...hiksss... Karena aku raja jadi kehilangan cintanya yah" Anna dengan terbata karena tangisannya mencurahkan kegundahannya sejak semalam.
" Hmmm lalu aku harus bagaimana?" Doni benar-benar acuh.
Apakah Doni sudah benar-benar tidak peduli lagi kepada dirinya? Anna semakin merasa sakit saat ini.
" Ayah, apa ayah tidak bisa merasakan perasaanku saat ini hiksss...hiksss...hiksss bunda gagal jadi ibu yah sakit sekali hiksss...hiksss..hiksss" Anna terus saja berucap diiringi dengan tangisan.
Doni menarik nafas dengan dalam mengatur nafas dan emosi yang mungkin bisa saja meledak.
" Lalu siapa yang akan mengerti atas perasaanku Bun? Apakah kamu tahu bagaimana sakitnya aku saat kamu bermain gila dengan putra suami sahabat kamu sendiri? Aku mengurus kedua anak kita sambil bekerja, lalu atas dasar demi anak-anak aku mengesampingkan rasa sakitku" Doni yang kini mencurahkan isi hatinya yang selama ini dia pendam.
" Apa kamu tau bagaimana rasanya dikhianati Bun? Tentu akan berbeda rasanya dengan kamu yang disalahkan atas perbuatan kamu sendiri, aku harus melupakan perbuatan kamu demi anak-anak lalu bagaimana dengan diriku sendiri apa kamu pernah memikirkan perasaanku? Tidak bukan?" Doni masih tenang nada bicaranya yang dingin tapi tegas.
Anna langsung menatap wajah sang suami, tidak ada air mata yang keluar dari kedua bola sang suami yang menandakan bahwa rasa sakit yang dirasakan suaminya begitu dalam, diamnya sang suami ternyata karena rasa kecewa yang besar dan rasa lelah yang begitu besar namun Anna baru menyadarinya.
" Yaaahh" suara lirih Anna tidak membuat Doni menatap wajahnya.
" Jika kamu bisa egois akupun tentu saja bisa bukan? Kamu yang berbuat salah hanya demi anak aku harus menerima kamu kembali dan melupakan semuanya dengan mudah? Hahaha lucu sekali, dan sekarang kamu merasa paling tersakiti apa kamu sedang mabuk Bun?" Doni masih menghargai Anna dengan tidak merubah panggilannya.
Mas Doni benar selama ini aku terlalu sibuk dengan kata penyesalan, sampai sampai melupakan perasaan mas Doni yang sakitnya begitu luar biasa tapi mas Doni menutupi itu semua.
Ya Tuhan betapa jahatnya aku sebagai seorang istri, betapa egoisnya aku selama ini Tuhan. Batin Anna terus saja menggumam.
" Kenapa dia Bun? Apa aku yang salah kali ini? Apakah seorang lelaki tidak boleh menangis? Bukankah menangis adalah sebuah ekspresi tubuh dalam menyikapi sebuah tragedi, jadi menangis dan merasa sakit hati bukan sebuah kelemahan kan?" kini Doni yang banyak memvalidasi atas sikap dan ucapannya.
Sudah cukup lama dia menyimpan semua ini, kini dirinya sudah tidak mau lagi diam menuruti kata demi anak karena anak-anak sudah dewasa.
" Lakukanlah apa yang menurutmu baik dan akupun akan melakukan apa yang menurutku baik, selama ini kita bersama hanya saling menyakiti bukan?" Doni kini beranjak dari duduknya.
" M..ma..maksud ayah bagaimana? Bunda gamau kita pisah yah ampuni bunda yahh" Doni hanya diam saja, memang dirinya sudah memikirkan dan menimbang keputusannya saat ini.
" Mari asing untuk beberapa waktu, aku akan pergi dari rumah ini untuk sementara kita sudah sama-sama dewasa mari berpikir jernih karena diri kita memiliki hak untuk memilih dan memutuskan apa yang terbaik untuk kita" Doni keluar dari kamar mereka.
wkwkwk
lgsg halalkan....
kl marah itu,
dipencet hidungnya Zee biar PESEk..
jgn ditarik...
wkwkwk
pagi2 dah bikin mewek nih... 😔
ada Doorprize nya gak nih? 🤣
ntar loe beneran g*la deh.
😂🤣
aaaaaa pengen pny abg kandung😂
Gio lg nih nama tokohnya???
😁😂
Dia Keenan, kmn ya??
msh lanjut ato tutup??