NovelToon NovelToon
Love Scandal

Love Scandal

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sia Masya

Sepasang suami istri yang terlihat memiliki hidup bahagia namun tersimpan banyak teka-teki pada setiap hubungan mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sia Masya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

"Sungguh melelahkan," Aletta memijat-mijat pundaknya setelah selesai memarkirkan mobilnya dengan benar. Ia berjalan menuju lift untuk naik ke atas. Namun sesaat sebelum lift di tutup seorang pria menahan menggunakan tangan nya.

"Tunggu, Aletta."

"Eh Gion?"

"Bolehkah aku ikut?"

"Boleh saja ini kan lift umum. Ngapain izin ke aku."

"Beberapa hari ini aku tidak melihat mu."

"Oh aku berlibur ke rumah orangtuaku."

"Lalu suamimu tak ikut?"

"Tidak, aku sendiri. Soalnya kantornya tidak mengizinkannya mengambil cuti. Kalaupun dia cuti, orang kantorku yang melarang ku untuk cuti. Jadi kami selalu nggak punya banyak waktu buat cuti bersama, kecuali perayaan besar saja."

Gion mengangguk paham. Aletta yang selesai menjelaskan berhenti menatap lengan Gion yang terluka waktu itu.

"Lukamu sudah sembuh?"

"Ah iya, beberapa hari terakhir aku ke dokter lagi dan menyuruh mereka melepaskan perban nya. Lagian lukaku ini sudah kering juga.

Ummm Aletta, apa kamu punya waktu. Aku ingin mentraktir mu makan di restoran. Sebagai bentuk terima kasihku karena kamu telah menemaniku ke dokter."

"Kalau kamu menganggap nya sebagai balas budi, sepertinya tidak perlu. Aku menolong mu dengan ikhlas kok. Ini sebagai bentuk bantuan siapa tahu suatu saat nanti aku mengalami hal yang sama, lalu ada orang baik yang akan menolong ku juga seperti aku menolongmu."

"Wah, ternyata kamu memang sangat baik ya, aku sangat beruntung karena kamu adalah orang yang menolong ku."

"Jangan terlalu memujiku, nanti bisa-bisa aku terbang karena pujian mu itu."

"Tapi aku tetap ingin mentraktir mu. Gimana?"

"Baiklah jika kamu memaksa. Aku akan memberitahu mu jika ada waktu kosong."

Ting, bunyi lift terbuka. Aletta dan Gion keluar. Mereka pamit ke apartemen masing-masing.

Aletta masuk ke dalam apartemen nya setelah pintu rumah terbuka. Awalnya baik-baik saja namun saat ia memperhatikan sekitar ia terkejut saat sampah makanan berserakan di atas meja.

"Ya tuhan, kerjaan Brian ini. Sehari ditinggal, pasti kembalinya kondisi rumah seperti ini. Hmmm, suamiku itu memang tidak bisa apa-apa tanpa istrinya." Celoteh Aletta sambil membersihkan sampah di atas meja. Ia memeriksa ke dapur, namun syukurlah masih bersih tanpa ternoda sedikit pun.

"Mungkin dia memesan makanan di luar."

Ia berjalan menaiki tangga menuju kamar, kali ini ia dibuat terkejut lagi saat kamarnya lebih berantakan. Pakaian yang dipakai Brian kemarin dibuangnya di sembarang tempat.

Aletta sempat menciumnya untuk memastikan aromanya, dan dengan segera ia menjauhkan dari hidungnya saat bau keringat tak sedap menusuk tajam.

"Benar-benar Brian. Pakaian yang kotor seharusnya di taruh di keranjang pakaian. Ini malah buang sembarangan." Aletta mengumpulkan beberapa pakaian kotor serta menggantikan seprei tempat tidur karena ia akan mencucinya. Dua jam setelahnya, pekerjaan rumahnya beres dan makan malam sudah ia siapkan. Brian merasa khawatir saat dirinya teringat akan kamar yang berantakan dan belum dibereskan.

"Bagaimana ini, bagaimana jika Aletta tahu."

Ia masuk ke dalam rumah setelah pintu terbuka.

"Semoga saja dia belum pulang." Biasanya Brian akan pulang paling lama, tetapi kali ini dia memutuskan untuk pulang lebih cepat sebelum Aletta pulang. Ia harus membersihkan kekacauan yang terjadi di kamar.

Brian melihat sekitar rumah, sepertinya Aletta sudah pulang karena lampu rumah nyala semua dan meja sudah kembali bersih.

"Gawat," Brian berlari menuju kamar dan ia terkejut saat kamar kembali bersih. Ia memastikan sekitar ruangan mencari sesuatu.

"Cari apa?" Ia terkejut mendengar suara Aletta yang muncul tiba-tiba dari belakang nya.

"Oh, nggak. Aku hanya lihat saja. Kamu kok tiba-tiba di belakang ku sih. Bikin kaget saja."

"Dari kamar mandi habis cuci pakaian. Kenapa ekspresi mu seperti itu? Kayak seseorang yang habis melakukan dosa besar saja."

"Apa, tidak. Aku sebenarnya."

"Katakan yang sebenarnya. Jangan berbohong padaku. Kamu tahu kan apa kesalahan terbesarmu."

" Iya Aletta, aku tahu aku salah. Itu aku nggak sengaja, maafkan aku." Brian menggenggam tangan Aletta seolah-olah ia melakukan kesalahan besar.

"Akhirnya kamu mengakui juga kesalahan mu itu. Kamu tahu aku sampai mual melihat kamar dan ruang tamu kita berantakan seperti tempat pembuangan sampah. Aku juga tahu kamu kemarin hanya makan jajan kan tanpa membeli nasi di luar."

"Apa?" Brian terdiam dan berpikir lama.

"Kenapa kamu terdiam seperti itu? Apa kamu melakukan hal lain?"

"Ah tidak, aku tadi berniat akan membersihkan nya sebelum kamu pulang."

"Jika ada sesuatu yang kamu sembunyikan, katakan dengan jujur." Kata Aletta, Brian menggelengkan kepalanya mengatakan tidak ada yang ia sembunyikan.

"Itu kemarin aku kebanyakan makan di luar. Aku memesan makanan saat di kantor, dan malamnya aku pesan lagi buat makan karena harus lembur jadi waktu pulang perutku kenyang. Aku memutuskan untuk makan cemilan yang ada saat jam 1 malam karena lagi pengen."

"Sudahlah. Sekarang segera lah mandi aku juga sudah siapkan makan malam. Aku akan menunggu mu. Ingat, pakaian kotormu taruhlah di keranjang."

"Itu apa kamu menemukan sesuatu pada pakaian ku semalam?"

"Tidak ada. Apakah ada sesuatu yang hilang?"

"Temanku menitipkan kunci rumahnya padaku soalnya dia lagi cuti 1 bulan. Ku kira aku lupa menaruhnya di suatu tempat. Tapi nanti aku akan mencari di kantor lagi."

"Nanti kalau aku lihat, aku akan menyimpannya dan menyerahkan padamu."

"Maaf ya sayang, aku tahu kamu sangat peduli pada kesehatan ku."

"Iya aku maafkan."

Brian segera menuju kamar mandi sedangkan Aletta turun duluan ke bawah. Sambil menunggu Brian ia menonton acara yang disiarkan di TV. Brian turun setelah 1 jam lebih di kamarnya.

"Ayo makan sayang," ajak Brian. Aletta mematikan TV nya dan berjalan menuju meja makan.

"Hmmmm, masakanmu ini memang yang terbaik. Tahu nggak kemarin aku pesan makanan dan aku merasa ada yang kurang,pokoknya rasanya hambar. Mereka seharusnya belajar dari kamu."

"Benarkah, kamu pesan lewat aplikasi apa?"

"Itu aplikasi marfood. Bukan hanya itu, kemasan nya juga aku nggak suka. Setelah itu aku periksa ulasannya dan banyak juga yang mengeluh seperti ku."

"Seharusnya kamu lihat rating atau ulasannya dulu, baru dipesan. kalau nggak pesan di grabfood saja."

"Aku nggak mau pesan-pesan lewat aplikasi lagi. Lebih baik kalau misalnya kamu liburan atau bisnis di luar, kita sewa saja pembantu untuk satu atau dua hari sehingga aku tak kerepotan."

"Baiklah."

Aletta dan Brian menyantap habis makanan mereka. Brian pamit lebih dulu ke kamar karena ada pekerjaan yang harus diselesaikannya. Aletta lanjut mencuci piring. Ia melihat nasi dan lauknya masih tersisa banyak.

"Kayaknya aku masak kebanyakan deh. Oh iya aku akan mengantarkannya buat Gion, daripada harus membuangnya." Begitulah Aletta, dia tidak begitu suka makanan yang dipanaskan lagi. Ia biasanya akan membuang makanan atau lauk pauk sisa mereka.

"Berarti besok aku akan mengurangi sesuai ukuran kami berdua."

Aletta mengemasi makanan tersebut dalam dua kotak toples bersih. Satu untuk nasi, yang satunya lagi untuk lauknya. Ia menuju ke arah luar dan berdiri di depan pintu apartemen milik Dion.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!