Namaku Anabel Rista
Sejak sebulan lahir aku sudah di buang oleh Ayahku, ibuku meninggal setelah 3 Minggu melahirkan aku.
Aku di rawat oleh para pelayan di rumahku dan tinggal di bangunan khusus para pelayan dan tak sekalipun masuk ke bangunan utama.
aku hanya keluar jauh saat ke pasar bersama mbok Ijah, ketika berumur 6 tahun.
Aku tak di sekolah kan, tapi mbok Ijah dan para pelayan giat mengajariku membaca dan menulis serta berhitung.
Akupun tak tahu siapa ayahku dan ibuku, hingga saat umurku 11 tahun, mbok Ijah bercerita dan pelayan yang tau siapa aku pun membenarkan cerita mbok Ijah, ternyata mbok Ijah akan berhenti bekerja.
Sehari sebelum mbok Ijah berhenti, kami ke pasar, aku membantu membawa belanjaan, di dalam pasar, ada seorang nenek pengemis.
Nenek itu terlihat lapar, dan akhirnya aku dekati, dan memberikannya Sebungkus biskuit dan uang 5 ribu karena hanya itu uangku.
Terimakasih Nak, ambilah ini, nanti teteskan darahmu ke Cincin ini saat kamu tiba di rumah,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhon Dhoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.35. Dikasih hati mau jantung
Brendan ternyata hanya di non aktifkan sementara, itu menurut cerita yang beredar, bagi mahasiswa yang lain, toh sekarang dia sudah cacat, salah satu tangannya sudah tidak berfungsi, 6 orang temannya berubah pincang sekarang, namun tetap datang.
Suasana kampus berjalan sesuai waktu, dan sesuai rencana kerja kampus itu. Di kelas Anabelle bertambah beberapa orang baru, yang gayanya sama dengan Brendan.
Ternyata mereka pindahan dari Luar Negeri, dan seorang keturunan Jepang Indonesia, Satoshi dan Miyuki, bapak Jepang mama Indonesia, segitu yang diperkenalkan.
Ada juga yang pindahan dari kelas berbeda dan juga senior yang mengulang, membuat kelas jadi berbeda.
Beruntung Brendan beda Jurusan, jika sama, maka ada kemungkinan mereka akan bertemu dalam kelas yang sama.
Jam kedua kuliah selesai, Anabelle keluar dari kelasnya dan menuju luar kampus, untuk makan, dia sudah punya tempat untuk makan, warung Ekonomi , menu di tawarkan dengan sistem Paket, dengan harga mulai dari 15 ribu, 20 ribu dan 25 ribu + Es teh manis, juga ada Prasmanan nya.
Anabelle juga sudah di kenal oleh pelayan, jadi Anabelle ambil makanan sesuai porsi, namun dia juga selalu bawa lauk sendiri, terkadang daging asap atau ikan goreng serta cumi dan udang goreng.
Banyak mahasiswa yang penting pas - pasan makan warung itu, dan bukan hanya mahasiswa, ada juga para karyawan perkantoran yang datang ketempat itu.
Suasana yang sedang ramai namun kondusif, berubah menjadi sebuah kekacauan, karena tiba-tiba datang 20 orang pria bertubuh besar dengan tampang sangar, mereka mendatangi meja satu persatu dan meminta setiap orang memberikan uang 5 ribu.
Pemilik warung tidak berkutik, karena takut para preman itu akan menghancurkan tempat mereka, bagi yang tidak memberi, akan di intimidasi, atau di dorong-dorong kepalanya.
Tibalah salah satu preman ke meja Anabelle, yang kebetulan duduk sendiri.
"Hey neng, bagi 5 ribu, ucap preman itu.
"Ini bang, jawab Anabelle dengan santai dan memberikan uang sesuai.
Melihat Anabelle terlihat santai, preman itu terucap lagi.
"Tambah kan dong, kamu terlihat orang kaya, tambah 20 ribu lagi dong, lanjut si preman itu dan duduk di depan Anabelle.
Anabelle tak menjawab namun dia memberikan uang yang diminta preman itu.
Preman itu makin merasa, bahwa Anabelle pasti takut kepada-nya, dia mengambil seekor udang goreng milik Anabelle dan memakannya.
"Neng, kamu kuliah di situ, atau bekerja, tanya preman itu.
"Kuliah bang, jawab Anabelle singkat.
"Kamu tinggal sama siapa neng, lanjut preman itu berbicara dan sambil mengambil udang goreng milik Anabelle.
"Saya tinggal di kontrakan, jawab Anabelle.
"Di daerah mana neng, lanjut preman itu.
"Pejompongan bang, Anabelle masih menjawab dengan baik walau hanya singkat.
Di meja lain sudah terlihat agak ribut, ternyata yang mendekati Anabelle adalah pemimpinnya.
Anabelle melihat ada seorang bapak-bapak yang tidak memberikan apa yang diminta, di tampar oleh salah satu preman, Anabelle sendiri sudah mulai jengah dengan pertanyaan - pertanyaan dari Pemimpin Preman itu, namun dia berusaha tenang.
Karena pengunjung sudah gerah dengan para preman itu, akhirnya mereka pun menyelesaikan makannya dan langsung pergi.
Anabelle juga demikian, dari langsung beranjak berdiri, namun di tahan oleh pemimpin preman itu.
Neng temani Abang ngobrol dulu, neng juga belum memberikan nomor telpon dan WA, ucap Preman itu.
"Maaf aku lupa, ini nomorku bang, simpan saja dan coba tes wa saja, tapi maaf juga aku harus masuk kelas, ucap Anabelle.
Tempat makan yang sudah mulai longgar, para preman juga sudah berhenti meminta uang.
Kemudian datang lagi, segerombolan mahasiswa untuk makan dan gerombolan para pekerja, kembali lagi warung makan itu ramai.
Kembali lagi para Preman itu meminta uang, Anabelle yang sudah semakin jengah, memutuskan untuk mengabaikan pemimpin preman itu, sedangkan pemimpin preman itu merasa, Anabelle bisa dia taklukan.
"Maaf ya bang saya harus kuliah, ucap Anabelle dan beranjak lalu melangkah.
"Hey neng, tidak sopan meninggalkan orang yang masih berbicara, teriak preman itu.
"Saya harus kuliah, Abang kan tidak pekerjaan atau aktivitas, jadi bisa duduk sesuka hati, ucap Anabelle.
"Apa saya sudah mengijinkan kamu pergi dari sini, kamu tidak saya siapa di wilayah ini, tekan pemimpin preman itu yang tidak mau Anabelle pergi.
"Apa saya harus ijin kepada mu, kenal saja tidak, kamu duduk di tempat ku, minta uang dan makan makanan ku, aku diam, kamu ngobrol aku layani, terus apa mau kamu, jawab Anabelle.
"Santai neng jangan ngegas, saya hanya minta kamu temani saya ngobrol disini, atau kamu bayar waktu ku yang duduk bersama kamu sebesar 1 juta, itu harga murah, ucap Pemimpin Preman itu dengan sombongnya.
"Hahahaha, apakah saya mengajak kamu, sudah saya uang 25 ribu dan makan, sudah bersyukur aku memberikannya padamu, memangnya kamu siapa, sengit Anabelle.
"Saya penguasa wilayah ini, jadi sangat beruntung kamu bisa duduk bersama saya, sombong nya.
"Hahahaha, saya justru rugi, 25 ribu dan 5 ekor udang, karena kamu datang tak di undang, duduk tak disuruh duduk, lucu kamu, Artis saja datang kesini kesini makan tetap bayar, lantas kamu apa? Ejek Anabelle.
Para anggota Preman terkejut mendengar Pemimpin mereka ada yang lawan, begitu juga pemilik warung dan para pengunjung juga sudah ketar ketir, karena melihat badan kekarnya preman itu.
"Ternyata kamu punya nyali juga, hingga mulut mu itu terus berkoar, dan mengejek ku, ucap Preman itu dan melangkah dengan emosi.
Anabelle tak bergeming, dia hanya santai sambil memusatkan kekuatan pada tangannya.
"Kawan-kawan, jangan biarkan gadis ini lolos, tangkap dia dan bawa markas, perintah pemimpin preman itu.
"Apa hanya segini anggotamu, sungguh menyedihkan, bahkan tidak sampai 15 menit mereka sudah ku tumbangkan, ejek Anabelle.
Dalam sekejap para Preman langsung menyerang Anabelle, parkiran motor langsung ribut, terdengar teriakan kesakitan.
Namun para Pengunjung dan warga yang melintas, terkejut melihat, beberapa preman sudah terkapar sambil memegang tangannya.
Orang-orang yang menonton merasa ngeri saat melihat Anabelle menginjak kaki seorang preman dan saat itu juga tulang patah, bersama suara pria itu berteriak hingga kencing di celana.
Pemimpin preman semakin emosi melihat 5 anak buahnya sudah terkapar dan mengalami patah tulang,.
Serangan datang bertubi-tubi, mengarah ke Anabelle, dia hanya menangkis serangan- serangan itu, tapi setiap Anabelle menangkis, pasti ada yang patah tulang.
"Sekarang tinggal kamu, apa hanya segitu kekuatan kalian, sungguh sangat lemah, ejek Anabelle.
"Kurang ajar Kamu, teriak pemimpin itu dan langsung menyerang Anabelle dengan membabi buta.
Plak... Plak, terdengar bunyi tamparan
"Hehehehe, badan saja yang besar, tapi tenaga tidak ada, lagi-lagi Anabelle mengejek, kemudian menendang preman itu hingga pingsan.
Anabelle segera pergi dari situ dan masuk ke kampus.
Beberapa saat kemudian, Polisi datang, seorang anggota Polisi bertanya, tapi para pengunjung sepakat tidak memberi tahu, mereka hanya bilang, orang yang memukul preman-preman itu sudah pergi, entah kemana setelah para preman itu pingsan.
khayalan qu pun semakin tinggi