Pradiningtyas , seorang ibu yang baru melahirkan dan terkena syndrom baby blouse. Menghadapi kehidupannya dengan semua masalah yang ada tanpa ada tempat untuknya bersandar, mengambil semua keputusan sendiri tanpa ada tempat untuk mencurahkan permasalahannya. Kerumitan rumah tangganya yang membuatnya semakin berada di titik terpuruk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daegal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keluarga baru
Tyas termenung mendengarkan percakapan pembelinya. Hingga ia tak sadar.
"Mbak , itu kopinya penuh mau tumpah"tegur seorang pembeli.
"Astaghfirullah," ucap Tyas kaget melihat kopi yang ia seduh hampir meluber.
"Kalau jualan jangan ngelamun dong mbak. Bahaya"ucap pembeli itu.
"I...iya pak maaf tadi saya kurang fokus"ucap Tyas terbata.
(Ya tuhan semoga tidak ada hubungannya kecelakaan itu dengan ku. Semoga ini bukan pertanda apa-apa),batin Tyas.
Tak terasa waktu sudah hampir magrib Tyas memutuskan untuk menyudahi jualannya hari ini. Ia pun pulang menuju rumah kontrakan yang sebelumnya ia booking.
Namun saat sampai di pintu kamarnya. Tyas kaget karena di depan pintu itu ada sepasang sepatu pantofel hitam.
"Loh ini sepatu siapa? Bukannya tadi ibu kost nya bilang kamarku yang ini ya? Sepertinya aku tidak salah kamar",gumam Tyas.
Karena ragu Tyas memilih untuk kembali menemui yang punya tempat.
"Permisi Bu, tadi saya mau masuk ke kamar yang tadi pagi saya sudah booking. Tapi kok ada sepasang sepatu laki-laki ya di depan pintu?"tanya Tyas.
"Oh itu penghuni baru. Dia bayar sampai 3 bulan ke depan makanya kamarnya saya kasih dia"ucap pemilik kontrakan dengan entengnya.
"Loh Bu, kenapa bisa begitu,kan saya yang pesan kamar lebih dulu?"ucap Tyas
"Tapi kamu kan nggak kasih saya DP, ya saya pikir kamu nggak cocok. Udah kamu cari yang lain aja. Saya nggak mau kontakan saya ditinggali gembel kayak mau. Yang ada pasti nunggak terus bayarnya"ucap pemilik kontrakan.
"Tapi Bu, ini udah larut malam. Bayi saya bisa kedinginan kalau malam ini saya tidak ada tempat tinggal."ucap Tyas memelas.
"Bukan urusan saya. Udah sana pergi"ucap sang pemilik kontrakan.
"Astaghfirullah, ya sudah Bu saya permisi."ucap Tyas mengalah
(Rasanya pasti akan percuma kalau aku memelas sekalipun pada pemilik kontrakan tadi. Dia seperti tak punya hati,bahkan mengusirku begitu saja),batin Tyas
Tyas melangkahkan kaki untuk mencari tempat tinggal untuk malam ini. Berbekal uang hasil jualannya hari ini ,Tyas menggenggam tas berisikan bajunya dan anaknya di sebelah kanan dan perlengkapan jualannya di sebelah kiri. Dan di dadanya mendekap hangat bayinya agar terlindung dari hawa dingin malam.
Sampailah Tyas di sebuah halte. Dan hari kian larut. Tak ada pilihan bagi Tyas. Tyas memutuskan untuk bermalam di masjid seberang halte itu.
"Ya Allah , izinkan aku untuk sekedar bermalam di rumahmu ini ya Allah. Lindungi aku dan anakku."ucap Tyas lirih menapakkan kakinya di pelataran masjid.
Tyas memposisikan bayinya agar bisa tertidur nyaman. Di sepertiga malam Tyas yang tak dapat memejamkan matanya memilih untuk melaksanakan sholat tahajud.
Ia merenungi nasibnya. Mengadukan semua kepada sang Rabb. Berharap di kuatkan atas apa yang menimpanya kini.
Air mata Tyas tak mampu ia bendung. Rasanya malam ini seperti ada yang memberi sandaran padanya hingga mampu membuat hatinya lega karena bisa menumpahkan segala keluh kesah nya kini.
Dipandanginya wajah mungil Ayuning.
"Maafkan ibu ya nak. Kamu harus mengalami ini semua di usia sekecil ini. Yang kuat ya nak. Ibu akan berjuang semampunya ibu untuk hidup kita lebih baik ya sayang"ucap Tyas.
Kini Tyas duduk melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an di sebelah sisi Ayuning sambil menunggu adzan subuh berkumandang.
Tak beberapa lama,
Tak...tak...tak...suara langkah kaki berjalan memasuki masjid. Tyas segera tersigap dan berniat untuk menemui takmir masjid itu.
"Assalamualaikum pak"ucap Tyas
"Walaikum salam, ada apa ya mbak?"ucap laki-laki paruh baya itu.
"Maaf pak, sebelumnya saya mau minta maaf mohon izin karena tadi malam saya dan anak saya bermalam di dalam masjid ini."ucap Tyas menunduk.
"Maaf mbak, apakah mbak tidak punya tempat tinggal? "Tanyanya.
"Kontrakan saya tiba-tiba di tempati orang pak, dan sudah sangat larut hingga tidak memungkinkan untuk saya menemukan kontrakan yang baru , jadi saya bermalam di sini"ucap Tyas menjelaskan.
"Mbak dari mana asalnya? Ada kerjaan di sini?"tanya pria itu
"Saya tadinya akan pulang ke kampung. Tapi karena ongkosnya tidak cukup saya berhenti di sekitar sini. Lalu saya mencoba jualan kopi di sekitar pertigaan di ujung jalan sana dan Alhamdulillah bisa jalan pak. Cukup untuk makan dan keperluan bayi saya."ucap Tyas.
"Kalau memang begitu begini saja. Lebih baik mbak menginap di rumah saya. Saya hanya tinggal berdua dengan istri saya. Kondisi istri saya sedang sakit stroke. Dan anak kami satu-satunya tinggal di Jakarta hanya sesekali pulang. Itupun tidak bisa lama."ucap pria itu menjelaskan.
"Alhamdulillahiro Bilal amin. Bapak tidak keberatan jika saya menginap di tempat bapak? "Ucap Tyas tersenyum bahagia.
"Sama sekali tidak mbak, justru nanti istri saya ada temannya ngobrol karena saya kalau siang tidak di rumah"ucap pria itu
"Baik pak terima kasih banyak"ucap Tyas bahagia.
"Nanti setelah sholat subuh,mbak bisa langsung ikut bareng saya"ucap pria itu
"Baik pak , Alhamdulillah terimakasih banyak "ucap Tyas.
"Iya, saya permisi mau adzan dulu"pamit pria itu
Tyas hanya mengangguk dan kembali duduk di samping Ayuning. Rasa bahagia Tyas menyelimuti hatinya sekarang.
Seolah Rabb telah mendengar doanya tadi dan mengabulkan secepatnya.
Tyas langsung bersujud syukur atas pertolongan yang ia dapatkan.
Setelah sholat subuh,Tyas menunggu pria paruh baya itu di halaman masjid. Dengan seluruh barang bawaannya yang sudah ia siapkan di sampingnya.
"Bagaimana mbak,sudah semua barangnya?"tanya pria itu muncul di belakang Tyas.
"Oh iya pak, sudah pak,sudah saya bereskan semua."ucap Tyas
"Ya sudah ayo"ajak pria itu.
Mereka berjalan tak jauh dari masjid itu. Sebuah rumah minimalis sederhana namun dengan furniture modern menjadi tujuan mereka.
"Ini rumah bapak?"tanya Tyas mengedarkan pandangannya.
"Iya, anak saya adalah seorang arsitek. Ini adalah hasil kerjanya."ucap pria itu bangga
"Nah itu istri saya. Dia tak dapat berbicara dan menggunakan kursi roda. Saya pernah beberapa kali menyewa jasa baby sitter namun semua tidak cocok di mata anak saya. Yang terakhir baru resign 3hari yang lalu."ucap pria itu
"Assalamualaikum Bu, "ucap Tyas menghampiri istri pria itu dan mencium tangannya dengan takzim.
"Oh iya ,panggil saya P Harun, dan istri saya B.Mika, anak saya namanya Bram. Usianya sudah cukup untuk berkeluarga namun entah apa yang membuat nya berlama-lama sendiri."ucap P Harun.
"Mungkin belum menemukan saja pak. Di doakan saja semoga cepat di segera kan "ucap Tyas
"Iya benar, ya sudah saya tinggal dulu. Kamar kamu sebelah sana ya. Kamu tata barang-barang kamu di sana."ucap P Harun
P Harun mendorong kursi roda B Mika memasuki kamar mereka. Sedangkan Tyas berjalan menuju kamar yang ditunjukkan P Harun untuknya.