Kiss Me

Arsen membelalak, dia kira istrinya itu menangis karena sedang kesakitan. Namun hal tidak terduga rupanya karena Anya kelaparan Arsen pun kembali memeluk Anya dengan perasaan yang jauh lebih tenang.

“Ya aku akan melunasi hutang mu, sekarang ceritakan apa yang terjadi padamu Anya.” Pinta Arsen namun Anya menggelengkan kepalanya, dia sudah tidak tahan ingin pergi dari tempat itu karena merasa lelah.

“Aku ingin pulang.” Pinta Anya, Arsen pun menghela nafasnya lalu mengangguk, Anya langsung membawa Arsen pada ibu penjual makanan itu dan membayar semua utang Anya, namun Arsen cukup terkejut karena hutang Anya lebih dari dua juta. Arsen kira hanya Anya yang makan, rupanya gadis itu menteraktir semua orang yang mampir untuk makan ke warung itu.

“Ayo kita pulang.” Ajak Arsen, lalu membawa Anya pergi dari tempat itu.

Di dalam mobil Arsen terus diam dengan pemikirannya sendiri, sementara Anya terlihat hawatir. Dia takut kalau Arsen marah padanya karena dia sudah bikin ulah.

“Kak Arsen marah padaku?” Tanya Anya, Arsen menggelengkan kepalanya.

“Aku kan sudah bilang, gak usah ikut kenapa kamu ikut?” Tanya Arsen tanpa menatap ke arahnya.

“Aku juga begini kan karena Kakak, kenapa kakak pergi tanpa mengajakku!” Gerutu Anya. “Aku kan istrimu, aku harus ada di sampingmu.” Ujanya, Arsen menghentikan mobilnya detik itu juga di pinggir jalan, ia langsung menatap istrinya itu dengan tatapan tajamnya.

“Bukannya kamu menyesal sudah menikah denganku? Sejak awal kamu tidak mau menikah denganku kan? Lalu apa ini? Kamu bersikap kalau kamu mencintaiku, dan Reyno bilang kalau kamu datang ke sini karena ingin memergokiku dengan selingkuhanku kan?” Tanya Arsen dengan panjang lebar, seketika Anya diam.

Matanya mulai memerah, hidung dan dagunya ikut memerah. Anya menerucutkan bibirnya sambil menahan tangis. “Emangnya gak boleh kalau aku cemburu?! Kalau kakak gak suka harusnya bilang sejak awal. Biar aku pulang sendiri.” Ucap Anya kesal, dia keluar mobil dan segera berjalan meninggalkan Arsen.

Deg!

Bukan begini yang di inginkan Arsen, dia segera menyalakan mobilnya dan mengikuti Anya pelan.

“Anya berhenti, kita belum selesai bicara.” Ucap Araen sambil berteriak saat jendela mobil di bukannya, Arsen menjalankan mobil dengan sangat pelan.

Anya menoleh menatap Arsen dengan air mata yang sudah membasahi pipinya, laku ia memalingkan wajahnya dengan kesal. “Gak mau, pergi sana! Aku benci kakak!” Pekiknya, dengan segera Anya berlari, namun tetap saja mobil Arsen bisa mengimbangi dirinya walau sudah berlari cukup kencang.

“Anya! Berhenti, ayo bicara.” Teriak Arsen, Anya justru menutup telinganya, lalu berlari lebih kencang lagi.

“Aku benci kamu, Kak Arsen!” Teriak Anya, dia berlari sekuat tenaga namun sialnya kakinya terpeleset hingga tubuh Anya terjatuh.

“Aduh.” Gumam Arsne sambil menepok jidatnay saat melihat istrinya jatuh, Arsen pun bergegas keluar dan berlari mendekati Anya.

“Jangan sentuh aku!” Sentak Anya kesal, ia berusaha memalingkan wajahnya karena malu.

Namun Arsen tetap mengangkat tubuh Anya dan membawanya masuk ke dalam mobil, Arsne tak banyak bicara karena takut jika Anya akan kabur lagi jika mereka berdebat.

Sesampainya di kamar hotel, Anya mengedarkan pandanganya melihat situasi kamar itu.

“Aku tidur sendiri, aku tidak selingkuh seperti apa yang kamu bilang Anya.” Ucap Arsen saat sadar jika Anya sedang mengamati kamar itu.

Anya mengulum senyumnya diam-diam dengan tubuhnya yang duduk di tepi ranjang, ia meperhatiakan Arsen yang tengah sibuk membuka sepatunya.

Arsen pun duduk di samping Anya dan menatap gadis itu, ia menyeka pelan air mata yang membasahi pipi Anya.

“Ada yang luka gak?” Tanya Arsen sambil memeriksa kedua tangan Arsen.

“Engga ada yang luka, cuma malu.” Ucap Anya jujur, sambil menatap pria tampan di depannya itu. Sungguh Anya ingin sekali memeluk Arsen saat ini, Anya sempat takut jika Arsen tidak bisa menemukannya.

“Apa kamu ingat wajah pencopet itu?” Tanya Arsen, dia tidak mau membiarkan orang yang sudah membuat istrinya ketakutan.

“Mereka orang luar, aku gak tau mereka ngomong apa karena aku gak bisa bahasa inggris. Dia senyum-senyum sambil nyentuh tanganku, jadi aku bilang aku gak bisa kasih badan aku. Makanya aku kasih aja uang cash yang ada di dalam dompet, ponsel juga. Yang penting kan KTP aku gak mereka ambil.” Ucap Anya jujur, Arsen tercengang mendengar kronologi yang di ceritakan istrinya.

“Aku gak mau ngasih keperawananku sama mereka, suamiku aja belum pernah masa udah mau di perkosa aja sama mereka, amit-amit.” Gerutu Anya sambil menangis.

Arsen tak bisa berkata-kata, sebenarnya siapa yang merampok siapa sih, pikirnya.

“Lalu pakaianmu mana?” Tanya Arsen, karena Anya tak membawa satu tas pun.

“Mereka balikin uang itu, aku gak mau. Aku yakin mereka ingin tubuhku.” Ucap Anya sambil menyilangkan kedua tanganya di tubuh. “Makanya aku lari ninggalin koper.” Lanjutnya.

Seketika Arsen menupuk jidatnya, kepalanya jadi tiba-tiba pusing.

“Kenapa nangis lagi?” Tanya Arsne saat Anya kembali terisak.

“Aku takut.” Jawab Anya, seketika tubuhnya terangkat. Anya duduk di atas pangkuan Arsen, pria itu memeluk tubuh mungil Anya.

“Makanya jangan gaya-gayaan mau ngelabrak orang selingkuh.” Ucap Arsen, dia lalu menatap Anya dan menarik wajah Anya agar menatap ke arahnya. “Emangnya kalau aku selingkuh kamu bakalan marah?” Tanya Arsen.

Seketika air mata Anya berhenti, sorot mata wanita itu menjadi tajam. “Tentu saja, aku akan gigit wanita itu dan menarik rambutnya dengan kuat.” Ucap Anya, namun seketika Arsen meringis kesakitan karena Anya berbicara sambil memperagakannya pada Arsen.

“Hentikan Anya, aku tidak selingkuh.” Ucap Arsen sambil menahan kedua tangan Anya, tubuhnay bahkan menghimpit tubuh Anya dan mengunci kedua pergelangan Anya di atas kepala gadis itu.

“Aku gak selingkuh, gak akan pernah.” Ucapnya, Arsen lalu menatap bibir ranum Anya. Jantungnya kembali berdebar kencang, andai apa yang tadi Anya ucapkan benar. Apa jadinya jika Anya benar-benar di perkosa oleh para pria brengsek itu, seketika hatinya terasa nyeri.

“Maafin aku Anya.” Ucap Arsen sambil mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya di bibir Anya.

Arsen berjanji dalam hati jika kedepannya tidak akan ada kejadian seperti ini lagi, Arsen bersumpah akan menjaga Anya dari para pria brengsek itu.

.

To be continued…

*Ayo-ayo dukung author dengan cara like dan komen sebanyak-banyaknya. **💕*