NovelToon NovelToon
Hasrat Tertahan Presdir Tampan

Hasrat Tertahan Presdir Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Nikahmuda / One Night Stand / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:229k
Nilai: 4.9
Nama Author: Emekama

Dibawah umur minggir!
Mengandung banyak bawang!


"Ini adalah pertama kalinya, setelah sekian lama kujaga, aku benar-benar sudah memberikannya pada malaikat pelindungku selama ini, seorang most wanted di sekolah. Pria yang diam-diam juga aku kagumi, " ucap seorang gadis yang sedang duduk di atas ranjang sambil berlinang ari mata. Ia menutupi tubuh polosnya dengan selimut tebal yang ada di sana.

Gadis yang selalu menjadi pusat perhatian bagi kaum Adam itu, hidupnya jauh dari kata tenang, ia kerap mendapatkan pembullyan dari teman-temannya.

Bahkan ia tidak bisa mempertahankan harga dirinya.

Lebih sialnya lagi, ia dipaksa menikah dengan pria yang sama sekali tidak dia cintai, bahkan usianya terpaut sepuluh tahun lebih tua darinya.

Mampukah Arneta Anindya Putri melewati semua ujian dalam hidupnya, akankah dia mendapatkan kebahagiaan di akhir cerita nanti? Siapa pria yang akan menjadi pelabuhan cinta terakhir Arneta?



Cover by_pinterest. Edit by_emekama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emekama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps.16

Arneta meningat kembali kapan ia pernah bertemu dengan pria berkaca mata ini, wajahnya agak familiar bagi Arneta. Tapi Neta lupa di mana pernah menemuinya.

Arneta memiringkan kepala dan bertanya, "kamu siapa?"

Ia benar-benar lupa siapa pria yang menyahuti namanya itu.

"Ha-ha, kamu melupakanku semudah itu Arneta ... aku Devano biasa dipanggil Vano. Apakah kamu lupa? Kita bermain tantangan dan kejujuran di pesta prom," terang Vano, pria berkaca mata salah satu pengagum rahasia Neta sejak lama.

Meskipun bukan teman masa kecil, tapi pria satu ini sudah lama memperhatikan Arneta.

Arneta tak ingin mengingat kejadian di pesta prom kemarin, ia berusaha melupakannya sebisa mungkin. Kebahagiaan Arneta di renggut hanya dalam semalam masa depannya pun hancur, tak ada seorang pun yang mau mengingat kejadian itu.

"Benar Arneta, dia Vano ... meskipun bukan lulusan terbaik, Vano ini berbakat dalam bidang seni. Kamu lihat lukisan wanita yang ada di sebelah lukisanmu. Itu hasil dari karya Vano," terang Bu Niken.

"Wah ... luar biasa," balas Arneta pura-pura berantusias.

"Yang lebih luar biasa lagi adalah wanita cantik yang ada dalam lukisan itu, Net," ucap Bu Niken.

"Aku juga penasaran, siapa dia sebenarnya?" tanya Neta.

"Itu kamu Arneta Anindya Putri," jawab Vano jujur.

"A-aku?!"

Neta menunjuk dirinya sendiri, terkejut dengan apa yang dikatakan Vano.

"Apa hubungannya aku sama keluarga Umay? Kenapa mereka memasang lukisan itu?" tanya Neta penasaran.

"Sebenarnya ini rahasia, Neta. Kalau ingin tahu lebih jelas, maukah kamu makan malam denganku besok?"

Apa dia modus, batin Arneta.

"Ibu aja nggak diberi tahu sama dia, kok, Net ... katanya ini menyangkut persekutuan dunia," terang Bu Niken.

"Walah, serius amat!" Arneta terkejut.

"Kalian lanjutkan dulu ngobrolnya, Ibu dipanggil sama orang dari keluarga Umay," tukas Bu Niken sambil melambaikan tangan dan menghampiri sesorang yang melambaikan tangan dari kejauhan.

"Bagaimana, Neta?" tanya Vano.

"Kamu tau, kan, aku siapa?" tanya Neta balik sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Aku tahu kamu lebih dari siapa pun, kamu Arneta Anindya Putri, kekasih dari Tuan muda Arsenio Agler Widjaya," jelas Vano.

"Apa kamu tau akibatnya jika mengajak pacar orang makan bersama?" tanya Neta sambil bersidekap.

"Tentu saja aku tahu, aku hanya mengajakmu makan sebagai seorang teman, tidak lebih. Itu pun jika kamu mau ... kalau kamu menolak aku juga tidak masalah, Neta," balasnya sambil tersenyum ramah pada Neta.

Manusia ini tulus apa modus, sih. Tuhan aku sekarang nggak bisa bedain mana yang tulus mana yang modus, karena aku sudah terbiasa menghadapi manusia bermuka dua, haruskah aku menerima tawarannya atau tidak, batin Neta bingung. Ia takut akan terjebak dalam perangkap tikus, apalagi Arsen sudah bilang bahwa dirinya akan pergi beberapa bulan ke depan. Arneta khawatir tidak ada malaikat pelindungnya saat ini.

"Masih besok malam, kamu bisa memikirkannya baik-baik apakah aku ini tulus atau ada niat lain," imbuh Vano lagi sambil melihat pembawa acara ceramah di atas panggung.

Orang ini bisa baca pikiran ya, kok tau kalau aku nething, batin Neta.

"Aku bukan peramal, Neta. Aku hanya menebak saja apa yang ada di pikiranmu. tenang saja aku akan menunggu jawabanmu setelah acara ini selesai Arneta ... pikirkan baik-baik juga di mana kamu akan melanjutkan kuliah, aku ada beberapa rekomendasi kampus yang sesuai dengan bakatmu dan menyediakan beasiswa," papar Vano meyakinkan Arneta bahwa dirinya bukanlah pria hidung belang yang mencari kesempatan dalam kesempitan.

Setelah mengatakan kalimat itu Vano pergi mengambil dua wine, satu diberikan pada Neta satunya lagi untuknya.

"Minumlah! Wine ini tidak mengandung alkohol, kok," suruh Vano sambil menyodorkan segelas wine pada Neta.

"Terima kasih."

"Sama-sama," balas Vano sambil tersenyum ramah.

Arneta mengalihkan pandangan ke sisi lain karena tak ingin bersitatap langsung dengan pria asing di depannya. Bahkan yang ada di ingatan Neta saat ini adalah pesan dari Arsen. Ia harus mengingat bahwa dirinya adalah milik Arsen seorang. Ya! Pesan itulah yang terngiang-ngiang di kepala Neta saat ini dan apakah Arsen akan marah jika dia berteman dengan seorang pria? Sedangkan hubungan Arsen dengan Neta hanyalah sebatas pacar pura-pura. Arneta merasa digantung seperti jemuran basah.

.

Lukisan abstrak Arneta di beli oleh seorang pengusaha dari Jepang seharga sepuluh juta, Arneta pun langsung memberikan nomor rekeningnya agar uang itu masuk ke dalam saldo atm-nya.

Sementara lukisan Vano lebih mahal dari lukisan Neta.

Lukisan pria itu dibeli dengan harga dua puluh lima juta.

Arneta semakin penasaran apa yang membuat gambar dirinya dibeli dengan harga semahal itu.

Ia pun memutuskan untuk menerima ajakan makan malam dari Vano, ia juga sedang membutuhkan informasi tentang beberapa universitas yang memberikan beasiswa. Sepertinya Vano benar-benar tulus membantu Arneta.

Pikiran Arneta pun mulai terbuka.

Jangan marah sama keputusanku ya, Ar. Salah siapa gantungin perasaan orang kayak jemuran basah, batin Neta.

Ia kembali ke rumah dengan raut wajah penuh kebahagiaan.

Bisa mendapatkan uang dari hasil jerih payah sendiri ternyata sangat menyenangkan. Begitulah pikir Neta.

Sebelum benar-benar sampai rumah, Arneta berhenti sebentar untuk membeli martabak manis kesukaannya sejak kecil dulu. Kebetulan ada uang sisa di tasnya.

.

Arneta tiba di rumah pukul sepuluh malam.

Dua orang setengah baya tengah duduk di ruang utama dengan raut wajah cemas menunggu kedatangan putri semata wayangnya.

"Pak, Buk, kalian belum istirahat?" sahut Neta.

Ainun langsung menyambar puterinya dengan pelukan.

"Nih Neta bawain martabak manis, udah lama banget kita nggak menikmati makanan ini, kan," oceh Neta sambil membuka sekotak yang berisi martabak manis kemudian menyusul duduk kedua orang tuanya.

Kedua orang tua Neta masih membisu dan menatap Arneta dengan cemas.

Gadis itu menatap orang tuanya satu per satu.

"Ada apa, Pak, Buk? Apa ada sesuatu yang menganggu pikiran kalian?" tanya Neta, ia mengurungkan niatnya untuk memakan martabak manis tersebut, karena melihat raut wajah orang tuanya sedih.

"Maaf ya, Net, Ibu sama Bapak nggak berguna," ucap Ainun sambil menangis lirih.

Anang masih diam dengan raut wajah sedihnya.

"Sebenarnya ada apa?" tanya Neta sambil memeluk Ibunya erat.

"Maaf, Net. Kita sudah bilang bahwa ingin membatalkan pernikahanmu dengan Nak Sevan, tapi Bu Rebeca malah ingin mempercepat pernikahan kalian ... maaf karena Bapak benar-benar orang tua yang tidak berguna," ucap Anang. Pria setengah baya yang semula berusaha menahan air matanya. Kini air mata itu terjatuh tanpa persetujuan dari pemiliknya.

"Sebenarnya hutang kalian berapa sama Bu Rebeca?" tanya Arneta serius, sambil berusaha tegar agar dirinya tak ikut menangis.

"Lima ratus juta sama bunganya, Net," balas Nang sambil mengusap air matanya.

Pria yang selalu menjadi tulang punggung keluarga itu pun kini sangat rapuh.

Arneta benar-benar tidak tega melihat orang tuanya rapuh seperti ini, akhirnya ia pun ikut meneteskan air matanya.

Mau sekuat apa pun dia menahan, gadis itu tetap tidak bisa jika berhubungan dengan orang tuanya.

"Arneta akan mencari solusi utnuk masalah ini, Bapak sama Ibu nggak usah mikir yang macam-macam," ucap Neta menenangkan kedua orang tuanya.

"Tidak ada solusi lain selain menikah dengan Nak Sevan, Net," balas Ainun sambil menatap Neta dengan mata berkaca-kaca.

1
Sri Siyamsih
lanjut k
M Nurhalimah
udah berapa bab masih cerita Arneta dan Arsen di hotel
M Nurhalimah
nikah dulu cepet
Neng Saripah
minta d tampol c arsen 😂😂
Sri Siyamsih
arsen modus trs deh 🤭
Lilik Juhariah
iseng Banget dengkur di rekam
M Nurhalimah
dah nikahin aja biar gak terus nahan
Sri Siyamsih
he he arsrn iseng juga y. lnajut k upnya 💪😁
M Nurhalimah
gas keun akad nikah
RaVaNieZka
TOP
Sri Siyamsih
lanjut k upnya
Sri Siyamsih
ah delia kl ini nggk peka, 😁
🍉 Chin-mae 😕
apa Arsen mau menolongnya 😁, up thor yg bnyk
Ripah Ajha
beliin pembalut sen,🥰
Susanty
Assalamualaikum

Hai Author....
Aku suka bgt sama ceritanya, romantis.
suka sama karakter Arsen yang setia, penyayang dan Bucin .
ceritanya gak berbelit-belit, penulisannya juga bagus, kata²nya mudah di pahami.
semangat trs dalam menulis Thor
update yang banyak,dan semoga banyak pembacanya, karna Cerita sebagus ini masih sedikit yang baca..
TereLea(♥ω♥ ) ~♪: Walaikum salam ♡
terima kasih dukungannya 😍
total 1 replies
Ripah Ajha
lagi dong Thor🥰
Susanty
ceritanya menarik bgt.
aku suka sama pemeran utamanya, kuat,tangguh dan cerdas
Ryani
aghhh tanggung🤣🤣
Sri Siyamsih
lanjut k upnya yg byk 😁🙏
Ryani
perjelas dulu status mu bego, minta di cerain kek
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!