NovelToon NovelToon
Kampung Pesugihan

Kampung Pesugihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Iblis / Dunia Lain / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror / Suami Tak Berguna
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: mermaidku

Sumin terpaksa menikah dengan setyo akibat hamil duluan, hal itu mengakibatkan sumin mau tidak mau harus berpindah ke desa suaminya karena orang tuanya tidak mau menanggung malu atas perbuatan putrinya.

"Gak gak! Jangan tinggal di sini, kena sial aku punya anak kayak kamu. Bisa bisanya malah meteng disek, kalau prianya sugeh gak papa. La ini? Udahlah min minggaten ae seko kene, setres aku punya anak kayak kamu!" Maki mak jum sambil berkacak pinggang.

*****

"Silahkan dipilih! Mau pesugihan yang bagaimana? Menyusui tuyul? Babi ngepet? Kawin sama buaya? Uang balen? Kandang bubrah Atau pesugihan ikan bandeng dengan cara mengorbankan anak kesayanganmu? Dijamin! Kamu akan kaya mendadak dalam hitungan hari!"

selengkapnya>>>>>

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mermaidku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 16 ular pesugihan

Aris keluar dari hutan setelah 2 jam ia di sesatkan, "wong edan, baru bisa keluar aku. Dasar demit sialan pasti kirimannya mak yem kalau gak mbah dar,"

Sesampainya di rumah sakit, setyo buru buru menuju ruangan iparnya, "min, sudah baikan?"

"Sudah mas, mbak santi mana aku mau minta maaf,"

"Minta maaf kenapa?" Aris mengerutkan keningnya saat melihat sumin yang tampak khawatir akan sesuatu.

"Tadi aku kayaknya menyinggung mbak santi, dia langsung marah terus keluar. Aku takut jadinya,"

"Nyinggung apa?"

"Aku tadi kekeh kalau aku keguguran bukan karena kecapekan, tapi mbak santi nangkapnya aku lagi nyalahin dia yang nyuruh nyuruh aku mungkin," jelas sumin, ia masih pucat dan memakai infus di tangannya.

"Emang santi yang bikin kamu keguguran, janin santi 6 di tambah punyamu satu genap 7 kan? Sudah selesai artinya," ujar aris santai, ia sudah di beri tahu pak somad perihal ritual yang di lakukan santi.

"Apa! Yang bener kamu mas?" Tanya sumin tak percaya.

"Aku sudah mengajakmu kabur tapi kamu tidak mau kan? Kalau kamu mau kabur denganku kemarin sebelum neloni kan gak mungkin janinmu gugur di ambil junjungannya si santi," jelas aris membuat sumin makin berdebar dan meradang.

"Jahat banget! Dasar manusia sialan! Awas aja aku akan balas perbuatan kalian!" Gumam sumin sambil meremas selimutnya.

"Dengarkan mas kali ini, jangan sembarang bertindak. Baru saja mas di kerjain demitnya mak yem karena aku melawan emak. Aku tersesat di hutan dua jam lebih baru bisa keluar dan melihat jalan raya,"

"Astaghfirullah mas kita dalam bahaya, jika kita tidak awas pasti kita akan di perbudak,"

"Karena itu kamu jangan sembrono, ikut kata ku saja. Kita harus lepas dengan perlahan, kalau kita bikin 3 orang itu murka pasti kita di kirimin demit,"

"Tiga orang mas?" Tanya sumin, hatinya tiba tiba saja berdebar melihat aris yang masih bungkam, "jangan jangan....."

"Benar! Suamimu kini sudah ikut dengan kesesatan, tadi pagi sebelum aku kemari aku lihat di kamarnya sedang telan^jang bulat, di kemaluannya ada lendir hijau yang baunya busuk sekali,"

"Astaghfirullah....." Sumin meremas tangannya sendiri, ia merasa takut dan kembali ingin menangis, "mas kenapa tiba tiba kita di kelilingi hal hal gaib seperti ini mas,"

"Aku juga gak tau, sudah kamu istirahat saja dulu. Jangan pikirkan yang aneh aneh dulu, ikhlaskan saja anakmu itu lagipula bapaknya sudah pergi ke jalan yang sesat,"

"Iya mas," sumin kembali berbaring, pikirannya melayang ke beberapa bulan yang lalu saat di kota. Sumin dan Setyo masih menjalin kasih yang hangat, bahkan Setyo selalu bersikap manis pada sumin. Namun kini semua rasanya berubah semenjak kembali ke kampung halaman Setyo.

Mas.... Tega sekali kamu mengkhianati aku demi kekayaan. Tega sekali mbak santi dan emak menumbalkan anakku yang bahkan belum lahir kedunia.... Tega sekali mas keluargamu memperalat aku dan mas aris.

......................

Seminggu berlalu, sumin masih diam saja, ia tak membahas apapun perihal janinnya yang keguguran. Setyo juga nampak tak peduli lagi dengannya, kini keseharian Setyo hanya duduk di gazebo menyuruh anak buah barunya menggarap sawah dan kebun miliknya. Ia juga gemar berjudi walaupun tidak pernah menang.

Sumin sedang menyapu halaman sedangkan Setyo tengah duduk di gazebo bersama emaknya.

"tyo, kamu dan sumin kok jadi begini?" Tanya sang emak sambil mengupas ubi rebus.

"Nyai Iskandar tidak memperbolehkan aku tidur lagi dengan sumin, jika ketahuan katanya kekayaan ku akan ambles dan pesugihan ku akan jadi hutang,"

"Tidak kasihan kamu? Kalau begitu lebih baik buatkan saja dia rumah sendiri,"

"Sudah mak, tapi bagaimana cara mengusirnya? Aku kan gak akan tinggal di sana,"

"Rumahnya dimana?"

"Di dekat rumahnya siti sama jeng arni Mak, bekas rumahnya mbah kas kubeli. Sudah di renov juga," jelas Setyo sambil menyeruput kopi hitam miliknya.

"Min, sini nduk," panggil mak yem.

Sumin berlari kecil menghampiri keduanya di gazebo, "ada apa mak?" Tanya sumin pelan, ia sebenarnya malas berinteraksi dengan keluarga suaminya namun ia hanya bisa pasrah dan diam di sini karena tak bisa pulang.

"Aku sudah siapkan rumah untukmu, kamu pindah ke sana saja, dekat dengan masjid kampung sebelah. Rumahnya juga dekat dengan siti dan jeng arni,"

"Ya mak nanti sumin pindah," sumin langsung masuk ke dalam rumah, ia menata semua barang barang miliknya ke dalam tas yang pernah ia bawa, "uangku masih kan?"

Sumin mengobrak abrik dompet didalam tas jinjingnya, "lah jangkrik, kok kosong sih..... perasaan aku tidak pernah pakai uang pemberian dari emak waktu di rumah wak ti. Suami jancok, pasti di ambil uangku, kemarin kan dia masih miskin!"

"Kenapa min?" Tanya mbak Santi di ambang pintu.

"Uangku hilang mbak,"

"Berapa?"

"500rb yang kasih emak sebelum aku berangkat kesini,"

"Lah uang yang aku bayarkan dari kamu jaga warung?" Tanya santi heran.

"Habis di pakai mas Setyo,"

"Aduh aduh, yasudah nanti aku ganti saja sebentar,"

"Gak usah mbak, ngapain juga,"

"Halah sudahlah..." Santi mengambil dompetnya, ia memberikan uang satu juta kepada sumin dengan cuma cuma.

"Ini kas bon atau gimana mbak?"

"Bukan, sudah terima saja. Tapi kamu tetap harus ke warung loh ya, sekarang warungku makin besar aku juga nambah karyawan satu,"

"Ya mbak," sumin melihat uang di genggamannya, ia merasa jijik dan tidak mau menggunakan uang haram itu. Lagipula ia tidak bekerja namun di beri secara cuma cuma.

"Uang pesugihan pasti, lebih baik aku pinjam uang mas aris dari ibunya," guman sumin.

......................

"Loh di usir kamu min?" Tanya siti saat melihat sumin membawa barang banyak di motornya.

"Pindahan ke sini, ini sekarang rumahku," tunjuk sumin pada bangunan di sebelahnya. Rumah itu masih dari papan, bercat putih bersih, ukurannya juga kecil. Hanya ada satu kamar, kamar mandi, ruang tamu dan dapur. Hanya 4 ruangan saja dalam satu rumah.

"Ohhh enak dong jadi deket kita,"

"Bantuin yok, capek aku habis ini harus ke warung,"

"Ayok,"

Pukul 12 siang, mereka berdua pergi ke masjid bersama, melewati beberapa rumah warga dan sepetak sawah, "heh awas!"

"Apa?" Tanya sumin kaget, ia sampai ingin terjungkal kebelakang karena siti mendorongnya mundur.

"Itu...." Tunjuk siti pada ular berwarna hijau sebesar pohon pisang yang sedang kesusahan berjalan karena perutnya menggembung.

"Ihh mati aku.... Untung kamu lihat, itu ular makan kambing kali ya.... Gede poll!" Ucap sumin sambil menggelengkan kepalanya.

"Ngawur, ini tu ular pesugihan," bisik siti.

"Yang bener?"

"Iya, isi perutnya uang, ayo kita bunuh dia," ajak siti semangat.

"Kasihan!" Tolak sumin.

"Goblok, ini pesugihan.... Bagusnya memang di bunuh, gimana sih!" siti mengambil batu besar, ia langsung melemparkan ke perut besar ular itu.

Ular itu langsung mengeliat kesana kemari karena perutnya tergencet oleh batu. siti yang belum puas mengambil kayu di sisi jalan dan menusuk perut itu. Dorr..... Perut ular itu meledak mengeluarkan banyak lembaran uang kertas seperti mercon bumbung. Asap berwarna hijau juga mengepul berbau busuk.

"Ihh ambune rek, persis bangkai ular yang ku temui di depan kamarku waktu aku sholat di rumah mak yem," gumam sumin sambil mengibas kibaskan tangannya di depan hidungnya.

1
Riadatul Jannah
lnjut tbor update terusss
Riadatul Jannah
ceritanya bagus bngt thor. cepet dong updatenya thor please
Anonymous
ayo Riis sing wani ngono lhooo
Martin Karnarukma
Luar biasa
Riadatul Jannah
ceritanya bagus. semoga authotnya bisa up smpe END
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!