TWINFLAME ;My Naughty Girl

"Oh... God... Ini benar-benar nikmat. Kau tahu, ini salah satu hal yang tak akan ku lupakan di dunia ini. Lihatlah... Kita menikmati lunch dengan background hamparan laut biru yang indah. " Ucap Laura dengan mata yang berbinar menatap pemandangan di dinding kaca restoran yang besar. View yang langsung melihat lautan yang terhampar luas di sana.

Kamari tersenyum dan mengangguk setuju dengan perkataan Laura. Jujur selama hidup nya, ini adalah kali pertama ia merasakan perjalanan dengan menggunakan cruise.

"Tapi aku lebih penasaran, apa sebenarnya Aaron itu crazy rich? I mean.. Coba kau lihat berapa banyak orang yang ada disini? Semua nya menaiki cruise ini secara gratis kan? Berapa coba keluarga Aaron menyewa cruise ini untuk orang sebanyak ini? " Ucap Laura serius

"Ya kau benar, mungkin mereka keluarga billionaire. " Ucap Kamari tersenyum sambil memakan hidangan nya yang terasa sangat lezat.

Mereka berbincang-bincang dengan sesekali tertawa tentang hal random.

Sampai saat mereka sedang asik berbincang, tiba-tiba suara pecahan piring yang terjatuh di barengi dengan teriakkan kencang seorang wanita mengalihkan perhatian seisi restoran.

Begitupun dengan Kamari dan Laura, Kamari membalikkan badan melihat ke arah sumber suara. Terlihatlah di sana seorang wanita dengan sedikit pakaian nya yang kotor di bagian perut sedang memarahi seorang gadis.

Gadis itu seperti nya seorang pelayan pikir Kamari.

"Oh... Sialan!! Kau ceroboh sekali! Lihatlah gara-gara kau dress ku jadi kotor. " Maki sang wanita dengan jari telunjuk nya menoyor kepala pelayan itu.

Gadis pelayan itu hanya bisa menunduk, dan beberapa kali terdengar mengucapkan kata maaf. Namun si wanita tak menggubris nya.

"Dasar orang rendahan, kau tidak tahu siapa aku, huh?? " Ucap sang wanita wajah nya sudah sangat memerah.

Kamari tahu sekarang apa yang terjadi. Perkiraan nya, pelayan itu tak sengaja menabrak wanita kaya itu, sehingga membuat dress nya kotor terkena makanan yang di bawa oleh sang pelayan.

"Kau!! Aka-" Ucapan sang wanita terpotong oleh perkataan pria di samping nya yang dari tadi hanya diam dan sekarang tiba-tiba ia bersuara.

"Hentikan Jane!! Kau mempermalukan ku! " Ucap sang pria dengan deep voice namun juga terkesan tegas.

"Bukan aku Kai tapi di-... Loh... Kai kau mau kemana? " Ucapan Jane sedikit terpotong karena Kai yang berlalu meninggalkan nya.

Ya... Pria itu adalah Kai dan sang wanita yang memaki pelayan itu adalah Jane. Tadi nya Kai ingin makan siang di restoran tersebut yang di ikuti oleh Jane, namun semuanya hancur karena accidents itu. Lebih tepat nya mood Kai memburuk karena sikap Jane yang berlebihan menurut nya.

Saat Kai pergi, Jane dengan emosi nya mengejar Kai dan mengikuti kemana arah pergi tunangan nya.

Kamari terus memperhatikan pria itu, seperti tidak asing untuk nya. Suara nya, bahkan postur tubuh nya mengingatkan Kamari pada seseorang. Tapi entah siapa orang itu.

Kamari juga tidak bisa melihat wajah nya karena pria itu membelakangi nya dan berlalu begitu saja.

"Cih... Dasar orang kaya gila. " Ucap Laura menyadarkan lamunan Kamari

Kamari pun menoleh ke arah sahabat nya tersenyum, membenarkan lagi posisi duduk nya yang tadi nya miring menjadi menghadap Laura.

"Kalau aku dalam posisi itu, sudah ku robek-robek mulut nya. " Kata Laura sambil menggoyang-goyangkan pisau makan yang ada di tangan nya.

Kamari tertawa, melihat tingkah sahabat nya yang ternyata ikut emosi.

"Haha... Aku harap kau tidak akan terlibat dengan mereka Lau. Karena pasti wanita itu yang akan babak belur. Hahah..." Ungkap Kamari sambil tertawa

"Sekali-kali orang seperti itu harus di beri pelajaran, jangan mau di tindas. " Ujar Laura kembali berapi-api

"Ya.. Kau benar. Tapi mereka orang kaya Lau yang biasa nya bersifat arogan. Hanya sahabat kita orang kaya yang humble. " Ucap Kamari di iringi dengan senyuman

"Ya.. Btw kemana tuh teman kita satu itu? aku belum melihat nya. " Tanya Laura

"Mungkin sekarang dia sibuk Lau. Tadi sih dia sempat membalas chat ku saat aku mengabari, kita sudah naik cruise ini. " Kata Kamari

"Ya... Kau benar, mungkin dia sibuk. Oh iya setelah ini kita harus cepat-cepat ke salon K... "

Kamari tersenyum dan mengangguk, terlihat excited juga.

Beberapa menit kemudian, setelah menyelesaikan makan nya, mereka pun pergi ke salon untuk melakukan perawatan. Karena acara pernikahan nya akan di lakukan sore ini, sampai nanti malam pesta perayaan nya.

***

Di sisi lain

Kai terus berjalan tak menggubris Jane yang terus memanggil-manggil nama nya. Kai cukup kesal sekaligus malu dengan sikap Jane tadi di restoran.

Sekarang mood makan nya sudah hilang begitu saja.

'Sialan!! Ini semua gara-gara Jane' batin nya

Kai memutuskan untuk pergi ke kamar nya saja. Ia ingin sedikit terbebas dari Jane yang dari tadi terus menerus menempeli nya.

Untung saja kamar nya terpisah dengan Jane, yang tadi nya itu juga menjadi salah satu protes Jane. Ia tidak ingin kamar terpisah. Jane ingin satu kamar dengan Kai.

Namun Kai bersikukuh sampai dia sedikit mengancam kalau Jane tidak mau ikut aturan nya, lebih baik ia tidak usah ikut kata Kai pada waktu itu. Akhirnya dengan berat hati Jane pun mengalah.

Sekarang Kai sudah di depan pintu kamar nya, ia sudah memegang kartu untuk membuka pintu kamar tersebut. Terdengar suara Jane berteriak memanggil nya dari belakang. Namun Kai tidak bergeming.

Ia membuka pintu itu, saat ia berbalik sudah terlihat Jane berlari menuju ke arah nya. Tanpa hati, Kai membanting pintu itu cukup keras, membuat Jane kaget dan berhenti, memandang pintu yang tertutup dengan wajah yang penuh emosi.

"Kai... Sialan!! Bajing**!! " Teriak nya mengumpat dengan menghentak-hentak kaki nya.

Jane kesal, mengapa selalu seperti ini? Kai selalu memperlakukan nya seperti sampah tak berharga.

Dengan wajah kesal Jane berjalan, menelusuri lorong kabin yang berjejer kamar-kamar dengan nomor-nomor di pintu nya.

Ia berhenti di salah satu pintu dan mengetuk pintu tersebut. Tak lama dari itu pintu terbuka, muncul-lah sosok pria di balik pintu.

"Hello... Sayang. " Sapa sang pria, yang melihat, Jane lah yang berdiri di depan nya.

Lantas Jane pun masuk ke dalam, lalu menutup pintu tersebut.

"Layani aku. " Ucap Jane arogan

Pria itu tersenyum menampilkan gigi putih nya yang berbaris rapih, ia mendekatkan tubuh nya pada Jane. Tangan nya sudah berada di pinggang Jane.

"Kenapa sayang, apa Kai tidak memberi mu jatah? Atau Kai cukup lemah di ranjang sehingga tidak bisa memuaskan mu? " Bisik sang pria dengan seringai di wajah nya

Jane menajamkan mata nya, ia tidak suka, "kau tidak perlu ikut campur urusanku. Kau hanya pemuas ku saja. " Ungkap Jane

"Dengan senang hati, aku akan memuaskan mu sayang... " Ucap sang pria tanpa terlihat terhina sedikit pun.

Pria itu sudah melancarkan aksi nya. Pria itu mencium bibir Jane yang merah menggoda, m*lumat dan me**hisap nya. Jane juga tak kalah membalas setiap perlakuan pria itu.

Sampai tubuh mereka terlihat tanpa sehelai benang pun.

Mereka terus melancarkan aksi nya sampai erangan dan desahan kedua nya menggema di setiap sudut ruangan.

Dan... Mereka pun mencapai puncak nya.

Pria itu menyeringai melihat Jane yang sedang tertidur kelelahan akibat percintaan panas itu.

Sebenarnya, tidak bisa di bilang percintaan karena mereka tidak saling mencintai. Jane hanya butuh kehangatan yang tidak bisa ia dapat dari Kai. Sedangkan pria yang menjadi partner Jane tanpa Jane tahu mempunya tujuan lain.

Pria yang cukup tampan, berambut hitam dan berkulit tan ini merupakan salah satu kerabat dari Kaiser. Namanya Arnold Collen. Mungkin hanya sebatas itu yang Jane tahu.

Arnold ini selalu ingin lebih unggul dari Kai dalam segi apapun. Ia selalu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nya, namun sayang walaupun berusaha, dalam bisnis ia tidak bisa benar-benar mengalahkan Kai. Kai tetap menjadi peringkat atas.

Sampai akhir nya, ia bertemu Jane di sebuah club malam. Walaupun sebenarnya ia tidak begitu tertarik dengan Jane, namun karena Arnold tahu bahwa Jane adalah tunangan Kai, ia pun mendekati nya.

Tanpa di duga, tidak sulit mendapatkan Jane. Terhitung sudah empat kali mereka melakukan hubungan badan di belakang Kai.

Arnold bahkan berfikir selera Kai cukup buruk untuk mencari pasangan.

Jane tidak lebih dari seorang jala** pikir nya