Semenjak Ceo, majikan Crystal North, Paman anak asuhnya, mendapat kecelakaan lalu-lintas, pria itu jadi berubah 180 derajat.
Pria dingin, yang selalu menindas Crystal, karena hasutan seorang wanita licik, yang ingin mendapatkan perhatian Ceo tersebut, berubah menjadi pria yang hangat, dan selalu memperhatikan Crystal.
Crystal tidak tahu apa yang terjadi, ia bahkan di lamar pria dingin itu, untuk menjadi istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16.
Karena Jackson sudah merasa baikkan, ia di perbolehkan Dokter pulang, dengan syarat harus sering kontrol, untuk memeriksa perkembangan kesehatannya.
Karena Valerie meragukan kesehatan Jackson, ia meminta Dokter agar Jackson menggunakan kursi roda untuk sementara.
Dengan menggunakan kursi roda, Valerie tidak khawatir dengan keadaan Jackson, karena bisa saja tanpa terduga kepala Jackson tiba-tiba sakit, dan membuat Jackson terjatuh.
Mereka meninggalkan ruang rawat inap Jackson, setelah Erwin menyelesaikan Administrasi rawat inap Jackson.
Tanpa perlu di bantu, Jackson dapat membawa sendiri kursi rodanya, dengan menekan tombol pada lengan kursi roda.
"Apakah sudah di perbolehkan pulang?" seorang Dokter muda, tampak sedang berjalan di koridor rumah sakit menghentikan langkahnya, dan memandang ke arah Crystal, saat mereka akan masuk ke dalam lift.
"Eh... i.. iya, Dokter sudah mengijinkan untuk pulang!" jawab Crystal dengan gugup, melihat Dokter yang bertanya padanya.
Teman kuliah Crystal, yang mengambil jurusan kedokteran, berhasil lulus menjadi Dokter umum.
Mereka tanpa sengaja bertemu saat ia dan Oscar, selesai makan di kantin rumah sakit.
Crystal tidak menduga temannya itu, masih mengenal dirinya, sementara ia sendiri sudah lupa sama sekali dengan pria itu.
Keramahan pria itu, membuat Crystal menjadi gugup, dan merasa salut. Sudah berapa tahun mereka lulus, dan tidak pernah bertemu lagi, tapi teman kuliah Crystal itu masih mengenalnya.
"Oh iya, apakah aku boleh minta nomor ponsel mu?" tanya Dokter itu, saat Crystal hendak melangkah masuk ke dalam lift.
"Oh... iya, boleh!" jawab Crystal, lalu mengambil ponselnya dari tas kecilnya.
"Cepat masuk! lift nya sudah mau turun, jangan sembarangan memberi nomor ponsel ke sembarang pria!" sahut Jackson dengan tekanan nada tajam, dan memperingati.
Crystal tidak memperdulikan nada tajam Jackson tersebut, ia tetap saja berbagi nomor ponsel dengan Dokter muda itu.
"Terimakasih" ucap Dokter muda itu, sembari tersenyum ramah pada Crystal, setelah mereka bertukar nomor ponsel.
Setelah itu, barulah Crystal masuk ke dalam lift, tidak memperdulikan tatapan dingin dari Jackson.
"Mama.. itu Dokter yang kemarin menyapa kita!" ujar Oscar mengingat Dokter tersebut.
"Iya, nak... kamu ternyata masih mengingatnya!" Crystal mengelus kepala Oscar sembari tersenyum bangga, dengan daya ingat Oscar.
"Tentu saja aku ingat, Dokter itu ramah dan kelihatannya sangat baik!" ujar Oscar lagi dengan polosnya.
"Sepertinya cocok jadi Papa kamu, nak!" sahut Valerie menimpali percakapan Crystal dan Oscar.
"Mama, jangan sembarang merestui pria lain, jadi Papa keponakan ku!" sahut Jackson dengan nada tidak senang.
"Usia Crystal sudah cocok untuk menikah, siapa yang menduga kalau memang jodoh, ternyata jodoh Crystal seorang Dokter, kan.. bagus!" sahut Valerie dengan bangga.
"Mama!" Jackson tidak tahu, merasa tidak senang mendengar apa yang di katakan Ibunya.
-Kenapa lagi dia, selalu saja ada yang membuat hatinya tidak senang, sepertinya dia perlu ke psikiater, untuk memeriksa mentalnya!- pikir Crystal, melirik dingin ke arah Jackson.
Apa?! Jackson mengepalkan tangannya, mendengar apa yang ada dalam pikiran Crystal.
Di dalam mobil, Crystal bersama Oscar duduk di belakang bersama Valerie.
Sementara Jackson duduk di kursi penumpang, di sebelah sopir, dan mereka sepanjang perjalanan pulang, mendengar Oscar berbicara terus.
"Paman, kamu harus ingat, jangan biarkan Tante jahat datang lagi ke Mansion, dia itu akan berbuat hal jahat lagi kepada Mamaku, agar Mama pergi dari Mansion, dan... tidak menjagaku lagi!" sahut Oscar kepada Jackson.
"Baiklah, Paman tidak akan berteman lagi dengan Tante Audrey!" jawab Jackson.
"Bagus! Paman harus ingat janji, jangan hanya saat ini saja Paman katakan, baiklah! tapi di kemudian hari, Paman masih bersama Tante jahat itu, dan menindas Mamaku!"
"Tidak nak, Paman janji tidak akan berteman lagi, dengan Tante jahat!" sahut Jackson dengan yakin.
-Berjanji hanya di bibir saja! besok saat bertemu lagi dengan kekasihnya itu, hatinya pasti luluh lagi melihat wajah memelas kekasihnya! bersama sedari kecil, tidak segampang itu bisa berpisah, mereka sudah seperti sendok dan garpu!- pikir Crystal, tidak yakin dengan perkataan Jackson.
Jackson memijit pelipisnya, mendengar apa yang dipikirkan Crystal, kata-kata terakhir Crystal bagaikan 'sendok dan garpu' membuat ia ingin mencengkram tangan Crystal dengan erat.
Lalu mengatakan di depan wajah Crystal, dengan nada kencang, kalau ia tidak akan tertipu lagi dengan apa yang Audrey katakan, karena ia dapat mengetahui niat jahat Audrey.
Perlahan Jackson menghela nafas, ia tidak mungkin akan melakukan, apa yang hendak ia lakukan kepada Crystal.
Nanti di kira ia sudah gila, dapat mengetahui apa yang ada dalam pikiran licik Audrey.
Bersambung.....
lanjut
dan yang menolong Jackson bukan audry kan?