Hana Deborah, putri angkat dari mendiang seorang mucikari ternama di kota Camelot! yang mencoba untuk tetap kuat menjalani pahit nya kehidupan pasca ditinggal sang ibu! ketidaktahuan Hana perihal pekerjaan sang ibu angkat membuat gadis itu selalu di pandang rendah oleh orang-orang sekitar bahkan sahabat nya sendiri.
'Wanita mana yang rela menyakiti hati perempuan lain?'
Hal itu terus saja berputar di pikiran Hana, namun Raya meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja!
Keberuntungan yang berpihak pada Raya membuat Hana akhirnya tunduk dan menuruti keinginan sahabatnya untuk menjadi wanita penggoda bagi Edward.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SPG-16
"William! kau sudah sadar Nak?" Nyonya Gaby pun terperanjat dan seketika membelai wajah sang putra.
"I-ibu ..., dimana gadis itu?"
"Apa? gadis yang mana yang kau maksud William?"
"Hana ..., apa dia yang membawa ku, kemari?"
"Siapa Hana? gadis yang mana yang kau maksud Nak!"
"Aaaggh! kepalaku!"
Edward sialan! apa dia pikir aku akan takut padanya?
Pria itu kembali merintih sembari memegangi kepala.
"William, tolong jujur pada ibu! apa sebenarnya yang terjadi? kenapa dirimu sampai babak belur seperti ini, Nak?"
"Edward! aku sengaja menantangnya ibu!" William terkekeh sembari memalingkan wajah.
"Astaga! apa kau sudah gila?" Tuan Gonzales pun turut beranjak dari sofa dan mendekati sang putra dengan meninggikan suara.
"Kau ini benar-benar keterlaluan William!"
"Kenapa kau selalu membela nya ayah? apa ayah takut jika perusahaan ayah tak lagi mendapat sokongan dana dari pria brengsek itu?"
"Jaga mulutmu, William!"
Percekcokan antara ayah juga anak itu kembali terjadi, Nyonya Gaby lagi-lagi hanya mampu tertunduk diam diantara keduanya.
*****
Raut wajah Hana seketika nampak bingung saat Edward membukakan pintu mobil untuknya.
"Turun lah! aku akan mengajakmu berkeliling sebentar!"
"Tapi-, kenapa kita kemari Tuan? saya-,"
"Aku ingin kau menghafal seluk-beluk dari gedung ini!"
Menghafal? apa maksudnya?"
Hana melangkah bimbang, ia masih berjalan mengikuti tarikan tangan Edward sembari memperhatikan gedung tinggi menjulang dengan landmark Jadenz Company.
Memasuki gedung kantornya, beberapa karyawan tampak tersenyum ramah bahkan menundukkan kepala saat Edward melintas bersama Hana dan menuju ruang kerjanya.
🧒"Siapa gadis itu? bukankah ini pertama kalinya, Tuan Edward membawa wanita lain ke tempat ini selain Nyonya Bertha,"
🙆"Kau benar! tunggu-, apa gadis itu selingkuhan nya?"
🧔"Apa maksud kalian?"
🙆"Kau ini sungguh tak tahu-menahu! ada desas-desus bahwa boss kita itu memiliki masalah kesuburan! itu sebabnya Nyonya Bertha sedikit berpaling darinya!"
🧒"Apa??? apa kau yakin? bukankah Tuan Edward sengaja bermain dengan wanita lain karena Nyonya Bertha yang bermain gila bersama kawan-kawannya?"
🧔"Astaga! apa kalian suka sekali menggunjing seperti ini sebelumnya? urus saja diri kalian masing-masing! Tuan Edward itu boss kita! jangan berbicara yang bukan-bukan! lagipula itu semua hanya desas-desus bukan?"
🙆"Ucapan mu ada benarnya sih! ya sudah kita kembali bekerja! selesaikan tugas-tugas ini dan kita bisa segera kembali pulang ke rumah!"
*****
"Bagaimana sweetheart? apa kau mampu mengingat jalan kemari?" Edward terduduk di kursi meja kerjanya, ia terus memperhatikan Hana yang masih terlihat mengagumi ruang kerjanya.
"Emmmm! sepertinya begitu Tuan!"
"Come here! sit on my lap!"
"A-apa?" Hana seketika menoleh, ia menatap Edward dengan raut wajah penuh tanya.
Edward yang kembali menepuk perlahan pangkuannya membuat Hana akhirnya berjalan mendekat dan menuruti perintah sang Tuan.
"Kau tahu? kenapa aku mengajak mu kemari, Hana?"
Gadis itu nampak berpikir keras sebelum akhirnya menggeleng perlahan,
"Kita akan bermain disini,"
"A-apa? apa Tuan sudah tidak waras?" netra indah itu seketika membulat saat Edward berbisik sensual di telinga Hana.
"Kau memang selalu membuatku tidak waras! apa kau tak juga menyadari nya, sweetheart?"
"Tuan! tapi tempat ini terlalu beresiko! bagaimana reputasi Tuan jika sampai para karyawan Tuan mengetahui kelakuan mesum Tuan disini? apa Taun tidak berpikir sampai kesana?"
Hana yang berceloteh panjang lebar di pangkuannya justru membuat Edward menampilkan wajah berbinar,
Aku suka sifat mu yang begitu banyak bicara ini, Hana! sungguh melihat mu terdiam hening dan menampilkan wajah dingin, membuat diriku bagaikan di hukum dalam kebingungan.
"Tuan! Tuan Edward! apa kau mendengar saya bicara?"
Lambaian telapak tangan Hana seketika membuat Edward tersadar,
"Aaa-ah! iya! aku-, apa yang kau ucapkan tadi Hana?"
"Astaga! apa gunanya saya berbicara panjang lebar jika Tuan tak mendengarkan?" Hana memukul perlahan dada bidang Edward yang kini terlihat menggaruk pelipisnya.
"Aaa-aawwh! ampun sweetheart! kau sungguh menakutkan jika seperti ini!"
Edward menahan pergerakan tangan Hana, pria itu menatap dalam netra indah sang kekasih gelap sebelum akhirnya mendaratkan kecupan di kening Hana.
Apa maksud Tuan Edward melakukan semua ini? kenapa hatiku semakin berdebar tak karuan setiap kali menatap matanya.