NovelToon NovelToon
My Ex Beloved

My Ex Beloved

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Romansa
Popularitas:84.1k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Gamil Arfan Wiguna sangat mengharamkan untuk balikan dengan mantan. Bahkan, dia memiliki jargon yang masih dia pegang teguh sampai saat ini.

"Buanglah mantan pada tempatnya."

Namun, kedua orangtuanya mendesak Apang untuk segera menikah karena Apang sudah dilangkahi adiknya. Di saat seperti itu, semesta malah mempertemukan Apang dengan mantan pertamanya. Perempuan yang belum Apang buang pada tempat semestinya.

Apakah Apang akan membuangnya juga ke dalam bak sampah sama seperti mantan-mantannya? Atau malah terjadi cinta lama belum kelar di antara mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Kata Yang Dibenci

Raditya Addhitama menghubungi Rio karena Olivia terus memaksa Radit untuk menjaga mulut dengan menawarkan uang yang menggiurkan. Padahal, Radit sudah menolak dengan begitu tegas. Radit yang memiliki sikap dan hati lembut tak ingin ada keributan. Alhasil, dia menyuruh Rio untuk datang dan bertemu dengan Olivia.

"Jangan samakan rumah sakit miliki keluarga saya dengan rumah sakit yang lain. Saya tidak akan melanggar etik kedokteran mendiang Kakek saya. PAHAM?"

Olivia tak berkutik. Dua menit kemudian, pihak keamanan mengetuk pintu ruangan. Mereka menghampiri Olivia dan menarik paksa Olivia untuk pergi dari ruangan tersebut.

"Apa-apaan kalian?" teriaknya.

"Saya bisa tuntut kalian!" amuk Olivia dengan mata yang tertuju pada Rio.

Naira yang masih menunggu sang bunda di depan ruang ICU mendengar suara kegaduhan. Seorang wanita terus berteriak dan dia seperti mengenal suara tersebut. Dadanya mulai bergemuruh. Dia segera memakai topi milik Apang. Di dalam hati Naira terus merapalkan doa. Suara itu semakin mendekat. Jantung Naira sudah berdebar hebat.

"Tuhan, semoga dia tidak mengenaliku."

Baru saja selesai berdoa, tubuh seseorang menghalangi dirinya. Naira terdiam sejenak karena suara wanita itu semakin jelas terdengar. Setelah suara itu terdengar jauh, Naira mulai menegakkan kepala. Dia melihat punggung lebar seorang pria. Kepala si pria itupun menoleh.

"Are you okay?"

Naira mengangguk dengan mata yang nanar. Usapan lembut di ujung topinya membuat hati Naira menghangat.

"Ada orang yang akan jaga lu di sini. Kalau mereka tiba-tiba mendekat, lu jangan takut. Itu tandanya sedang ada sedikit bahaya," jelas Apang.

Naira terus menatap wajah Apang selama dia menjelaskan. Hingga sebuah kalimat keluar dari bibir Apang.

"Gua harus ke kantor. Untuk makanan dan cemilan gua udah siapin. Nanti akan ada yang bawain ke sini."

Naira hanya terdiam mendengar pemaparan Apang. Merasa diabaikan Apang memilih melangkah pergi, tapi tangan Naira mencekal lengan Apang. Pria itupun kembali menoleh.

"Makasih," ucap Naira dengan begitu tulus.

"Gua paling benci sama kata itu."

Apang kembali melangkahkan kaki. Baru dua langkah, dia menghentikan langkahnya lagi karena mendengar kalimat yang keluar dari bibir Naira.

"Aku harus bilang apa jika bukan kata terimakasih?"

Apang pun menghela napas kasar. Dia memutar tubuhnya. Naira sudah menatapnya dengan begitu dalam.

"Kamu sudah sangat baik sama aku dan Bunda, Fan. Kamu udah jaga dan ngelindungin kami berdua. Mengerahkan semua kemampuan kamu untuk aku. Apa aku salah jika aku berterimakasih kepada kamu?"

Air mata sudah menggenang dan membuat Apang kembali menghela napas kasar.

"Kalau lu mau berterimakasih jangan pernah lagi ucapkan kata terimakasih. Cukup diam dan nurut sama gua."

Naira masih terdiam. Dia melihat betapa seriusnya wajah Apang.

"Paham?" tanya Apang, dan anggukan menjadi jawaban dari Naira.

"Jangan buang air mata lu. Jangan jadi cewek cengeng. Gua paling gak suka cewek yang lemah."

Setelah mengatakan itu, Apang kembali melanjutkan langkahnya dan meninggalkan Naira. Dia memejamkan mata ketika sudah masuk ke dalam mobil.

"Maafin gua, Ra." Kalimat itu penuh dengan penyesalan.

.

Naira merasakan jikalau Apang memang seniat itu membantunya. Dari makanan yang Apang kirim pun begitu banyak. Padahal, hanya untuk dia makan sendiri.

Senyum terukir di wajah Naira ketika melihat makanan bento kesukaannya yang Apang kirimkan. Momen sepuluh tahun lalu mulai berputar kembali di kepalanya. Di mana Apang dan Naira berebut untuk membayar dan membuat kasir pusing.

"Tapi sekarang beda banget, ya."

Hembusan napas kasar keluar dari mulut Naira. Jangan ragukan rasa makanan itu, tapi ketika masuk ke dalam mulut rasanya begitu hambar. Naira tidak menyalahkan makanan tersebut, memang mulutnya yang sedang tak enak makan apapun.

Berharap akan diijinkan lagi untuk masuk ke ICU. Namun, sampai sore datang tak ada perawat yang memanggilnya.

"Bunda, Naira ingin cerita sama Bunda," gumamnya dengan mata yang tertuju pada pintu ruang ICU.

Naira kembali menatap lurus ke depan. Tak ada satupun orang yang dia kenal. Hingga terdengar suara tertawa dua balita perempuan yang tengah berlari. Tawa mereka begitu renyah. Tak Naira sangka bibirnya melengkung dengan indah.

"Sepertinya mereka kembar," ujarnya pelan.

Di belakang balita itu ada seorang wanita yang masih begitu cantik mengejar mereka.

"Jangan lari!" ucap wanita cantik tersebut.

Naira tercengang ketika melihat dua balita perempuan itu menghentikan lari mereka. Mereka kompak menoleh ke arah wanita yang berada di belakang.

"Gemma capek, Cantik."

Dua balita tersebut malah tertawa. Dan Naira pun ikut tertawa. Sungguh dua balita itu begitu lucu dan menggemaskan.

"Ah, ternyata itu neneknya bukan ibunya," gumamnya di dalam hati.

Sikap dua balita itu membuat mata Naira nanar. Di mana tangan mungil itu mengusap lembut pipi nenek mereka.

"Aap" ucap salah satu dari si balita.

"It's okay, Cantik."

Melihat dua balita cantik yang bermain tak jauh dari tempat duduk Naira membuatnya merasa sedikit terhibur. Tingkah lucu mereka membuat Naira tertawa.

"Pa-pi," ucap salah satu dari mereka berdua.

"Masih kerja. Sabar sebentar, ya."

Tutur kata dari nenek dua balita itu begitu lembut. Naira mulai merasakan kerinduan kepada sang bunda tercinta. Di mana dia amat merindukan tutur kata penuh kelembutan setiap kali sang bunda berbicara.

Kini, Naira menatap wajah nenek dari balita kembar. Melihat wajahnya sedikit mengobati rasa rindunya terhadap sang bunda yang berada di dalam ruang ICU. Apalagi tawanya, hampir sama dengan tawa yang dimiliki sang bunda.

Tak terasa sudah cukup lama Naira memandangi dua balita cantik dan nenek mereka tersebut. Mereka terlihat begitu bahagia. Di mana si balita kembar itu juga begitu patuh kepada sang nenek.

"Papi ama?"

"Sebentar lagi. Sabarnya diperluas lagi, ya."

Kedua balita cantik itupun mengangguk. Hati Naira mencelos ketika nenek dari dua balita memeluk tubuh dua cucu kembarnya. Dia seakan iri kepada dua balita tersebut.

"Bunda, Naira ingin dipeluk Bunda."

Lima belas menit kemudian, dua balita itu terlihat kegirangan. Mata mereka begitu berbinar.

"Pa-pi!"

Naira mengikuti langkah kaki dua balita itu berlari. Ternyata mereka menghampiri seorang pria berbadan tegap yang juga melangkah dengan begitu lebar menuju mereka. Dua balita itu dipeluk dengan begitu erat.

"Maaf ya Papi lama."

Naira berspekulasi jikalau pria itu adalah salah satu pegawai bagian kantor. Penampilannya begitu rapi dan berwibawa.

"It's otay Papi."

Pria itu menggendong dua putrinya di sebelah kiri dan kanan, menghampiri wanita paruh baya yang masih begitu cantik.

"Maaf merepotkan, Bun. Dan makasih udah jaga mereka."

"Bunda paling benci dengan dua kata itu."

Deg.

Kalimat wanita itu mengingatkannya pada Apang.

"Kenapa kalimatnya begitu sama. Apa jangan-jangan--"

...***To Be Continue***...

Komen dong ,,,

1
Salmi Ati
semoga saja ibra tidak berbuat yang macam2 sama naira karena di tolak.
Dien A
abang Er jangan kebangetan donk wkwkwk masa apang yang ganteng dan baik hati mau di bawa ke mobil sampah hheeee.... lanjuttt kak... double up donk
Lusi Hariyani
ya ampun s enjan bnr2 dh hbs kesabaran y sm apang jd krm mobil bak sampah buat angkut yg CLBK ha...ha...
Noey Aprilia
Pst krjaan para singa.....
Glirn udh blikn sm mntan,mlah d sruh naik mbil smpah.....
nsibmu y pang pang... 🤣🤣🤣
Arieee
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Medy Jmb
Kena Lo Pank😀😀😀
Haura Az Zahra
lanjut othor 😄😄😄
Haura Az Zahra
whahaha aduh kasian bang Ibra ,cari cewek lain ya bang 😁😁
Lusia
apang
Sri Lestari
Haha kene karma ini si pang pang kemarin² buang mantan sekarang dibuang Adx sepupu,,,
Elia Erawati
lucu banget masuk bak sampah ber 2
Rahmawati Abdillah
hahahah dendam banget dan niat banget Abang er ingin membuang Apang dan Naira ke mobil bak sampah😂
Ita Rosdiana
lanjuut ka
Lovita BM
waduuuuhh
Valen Angelina
ibra terlalu sakit hati.. bisa jdi penjahat nnti
Yus Nita
😃😃😃😃😃....
kereeen abang Er....
Salim S
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/abang Err udah bawa mobil bak sampah....buat s ibra aja abang Er....buar mobil bak sampah nya ga sia2...pasti Apang panik karena abang Ee ga pernah main2 dengan ucapa nya/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Kasih Sklhqu
Abang ER mantap rasain tuh pang pang di buang ke mobil bak sampah 🤣🤣🤣🤣
Ida Lestari
lnjut trus thor
semangat.....
Salmi Ati
🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!