Nalendra, I Love You

Sementara di belahan bumi yang lain. Seorang wanita paruh baya tengah mencuci piring disana. Ekspresi nya terlihat sebal dengan wajah yang memerah menahan amarah.

Brukk

Praaankkk....

"Ada apa lagi sih!! Dari tadi di dengerin ribut aja!!" Teriak seorang pria paruh baya disana. Pria yang bernama Ashir itu merasa kesal terhadap istrinya yang sejak tadi marah-marah dan mengamuk tidak jelas itu.

Wanita yang bernama Wardah itu bangkit, Masih dengan tangan yang penuh busa sabun cuci piring. Wardah menatap sang suami dengan tatapan tajam.

"Aku tuh Capeek maaaasss!!" Teriak Wardah sambil mengacak-acak rambutnya.

"Kalo masalah capek akupun sama.. Bukan cuma kamu saja.."Jawab Ashir seraya pergi meninggalkan sang istri yang kini mulai mengejarnya.

"Mas.. kamu jangan diem aja dong.. Ini gimana? Udah lama Anak kamu yang kerja di jakarta itu belum kirim uang.. Mana uang belanja udah nipis lagi.." Wardah berdecak kesal. Wanita itu semakin kesal tatkala melihat Ashir yang hanya diam bersantai sambil menyeruput kopinya.

"Mas!! Kok kamu malah santai sih..!!"Lagi-lagi Wardah berteriak tepat di telinga sang suami. Ashir yang merasa jengah pun segera meraih ponselnya dan kembali menghubungi putrinya dengan istri pertamanya yaitu, Ayra.

Namun sayang, Nomor gadis itu tidak dapat di hubungi lagi. Ayra memang tidak bisa di hubungi oleh ayahnya sejak beberapa hari yang lalu.

Entah sudah di blokir atau bagaimana. Tidak ada yang tau. Tapi yang pasti Pria yang berstatus ayahnya tersebut merasa marah karena sebagai seorang ayah, Ashir merasa di abaikan.

Tanpa pria itu sadari jika dirinya juga salah. Ayra di minta untuk bekerja di ibu kota hanya untuk mencari uang sementara dirinya di rumah hanya berdiam diri, Pengangguran, Dan berleha-leha tak jelas.

Makan, Uang belanja uang make up serta biaya kuliah Vita adik tiri Ayra semua dari Ayra. Keluarga tersebut seolah mengandalkan Ayra tanpa mau tau bagaimana susahnya gadis itu bertahan hidup di kota orang.

Setiap hari keluarga itu selalu ribut. Tidak pernah ada kata damai, Aman, Tentram seperti keluarga lainnya. Amannya mereka hanya ada pada malam hari. Akan tetapi semua kembali seperti semula, Saat matahari terbit Wardah selalu ribut. Dan yang menjadi bahan ributan tetap, Yaitu masalah uang.

Para tetangga nya pun sudah paham alias hafal dengan kelakuan keluarga itu. Bagi mereka, Ashir dan keluarga barunya seolah kurang bersyukur. Hidup mereka hanya di biayai oleh Ayra yang bekerja di kota. Jika uang itu sudah habis, Wardah istri baru Ashir hanya bisa menjual barang-barang demi bisa memenuhi hidupnya yang tak ingin kalah dengan orang kaya.

"Nomornya tidak aktif... nanti saja.." Selalu jawaban itu yang keluar dari bibir Ashir.

"Kamu itu mas.. Punya anak kok gak becus. Kerja buat apa kalo gak buat keluarganya! Kalo kayak gini nyesel juga aku mau nikah sama kamu.. Awalnya aja aku hidup enak.. Pas jadi selingkuhan dulu.. Hidupku dan Vita terpenuhi.. Eh sekarang? Bukannya terpenuhi makin melarat iya!..."Ocehan Wardah membuat Ashir murka. Pria itu meraih cangkir kopi kemudian membantingnya.

"Pyaaaarr!!!

"Apa kamu bilang tadi?? Nyesel nikah sama aku!.. Kamu kira aku gak nyesel nikahin kamu!! Hey!! Sadarlah kau perempuan!! Dulu hidupku juga enak, Tapi sebelum kau hadir jadi benalu dalam rumah tanggaku dan Nilam..

Keduanya terlibat cekcok dan hal tersebut sudah terbiasa bagi para tetangga yang lewat. Mereka hanya bisa geleng-geleng kepala saja.

.

.

.

Keributan sepasang suami dan istri itu masih berlanjut. Bahkan ibu-ibu di sekitaran sana mulai berghibah sampai berjilid-jilid Ashir dan Wardah belum selesai perang.

"Sekarang ribut-ribut.. Lah dulu pas selingkuh keliatan apa??" Ucap Salah satu ibu-ibu itu.

"Mungkin dulu keliatannya bidadari, Kalo sekarang nenek lampir...

"Iya bu... Toh kalo di lihat-lihat.. Di pandang-pandang.. Kok masih cantik Nilam ya.."Sahut ibu-ibu yang lainnya.

"Ya emang lebih cantik Nilam kemana-mana.. Kalo nilam gak cantik, Gak mungkin bisa melahirkan anak secantik Ayra..

"Nah bener..

"Halah..Bu ibu.. Emang pada dasarnya ajah.. Si Ashir nya yang kurang bersyukur..Di kasih istri yang spek bidadari.. Eh malah selingkuh sama yang mirip kayak bokong panci.. Jelas beda jauh toh bu.."Ucapan ibu-ibu itu membuat ibu-ibu yang lain tertawa.

"Saya yakin deh.. Itu Nilam di luar negeri, Pasti dapet suami yang ganteng..

"Iya bener.. Saya juga yakin, Kalo Ayra juga pasti dapet pasangan yang kaya.. Toh apa yang mau di ragukan? Orang cantik gitu kok.. gak kayak yang onoh.. Cantiknya karena ...

"Suutt..suuutt..diem, Orangnya dateng..

Ibu-ibu itu diem tatkala seorang gadis turun dari kendaraan roda duanya. Dengan senyum manis gadis yang bernama Vita itu dengan berani mencium pria yang ibu-ibu itu yakini adalah pacar Vita.

"Emang gak ada malunya... ya..

"Iya..

Vita menghentikan langkahnya saat telinganya tak sengaja mendengar bisik-bisik ibu-ibu itu. Dengan tatapan judes, Vita berucap seolah menyindir.

"Gak usah bisik-bisik..Iri bilang bos..Bilang aja anaknya gak laku kayak saya.."Ucap Vita seolah memantik api para ibu-ibu itu. Belum tau saja ini bocah The Power Of Emak-emak.

"Eh..Vita! Asal kamu tau ya... Saya tuh gak iri kamu punya pacar.. Justru kalo saya punya anak macam kamu.. Yang ada saya malu..

"Iya bener.. Saya pun amit-amit ya.. Semoga aku nanti punya menantu yang baik.. Gak kayak kamu.. Dari sini bisa di lihat, Betapa murahnya kamu sebagai seorang perempuan..Mending kamu kerja jual diri.. Dapet uang. Daripada cuma gini doang.. Di ambil gratisan.. Malu..

Dada Vita sudah naik turun, Ucapan ibu-ibu itu membuat Emosi Vita memuncak. Terlebih mereka membandingkan dirinya dengan Ayra dan membawa-bawa nama ibunya.

"Kuliah karena Ayra yang bayarin aja bangga.. Banggain tuh, Pakek otak.. Biar kayak anak saya. Dapat beasiswa di ibu kota.. Kuliah di kampus elit.. Bukan kampus kayak disini..

"Dan satu lagi.. kalo mau pacaran yang jauh.. Jangan buat noda di kampung ini.. Cukup ibu kamu aja yang kerjanya jadi perusak rumah tangga orang.."Vita mengepalkan tangannya. Gadis dua tahun lebih muda dari Ayra itu melangkahkan kakinya mendekat ke arah ibu-ibu itu berniat ingin menghajarnya karena sudah berani berkata lancang.

"Eh bu!! jaga mulut..

Byuurrr....

"Aaaaa.....

Teriak Vita ketika salah satu ibu-ibu itu dengan berani menyiram Vita dengan air comberan. Gadis itu jingkrak-jingkrak tak jelas bahkan sampai mual.

"Uuuwweekkk... Ihh.. Bau!!" Rengek Vita tak tahan dengan bau tak sedap Air itu.

"IBUUUU.....!!!

Gadis itupun pergi masuk ke rumahnya serta menjadi bahan tertawaan oleh Ibu-ibu tadi..

"Dasar manja...!!

.

.

.

TBC