My Duda Favorit

" ini teh nya di minum dulu" ucap Mirah lalu sersan pun meminum teh buatan dari Mirah.

" terimakasih"

Mirah mengangguk kan kepalanya.

" Iyah sama sama.. " melihat keadaan Sersan dengan iba entah kenapa Mirah ingin melindunginya seperti anaknya sendiri.

" sebaiknya kamu tidur di sini saja ini sudah larut malam"

" Iyah" sersan mengiyakan permintaan dari Mirah menurutnya pun ia membenarkan ucapan dari Mirah.

" tidurlah.." ucap Mirah

Sersan langsung membaringkan tubuhnya di ranjang dan menyelimuti nya.

Mirah berinisiatif membantu sersan dan memperbaiki selimut nya.

dan saat Mirah mau pergi Sersan menangkap tangan Mirah.

" terimakasih.." ucap sersan sekali lagi kepada Mirah dan dibalas senyum oleh Mirah.

" tidurlah nak.." ucap Mirah sambil mengelus elus rambutnya sersan dengan sayang hal itu membuat senyum sersan sedikit terangkat lalu sersan memejamkan matanya menikmati usapan dari Mirah.

lalu Mirah pun pergi meninggalkan sersan dan itu tak luput dari penglihatan sersan entah apa yang ia pikirkan hanya ia yang tahu.

di tengah malam hari Mirah kini sedang menunaikan sholat malamnya tak lupa ia berzikir.

dan entah kenapa ia ingin mengecek keadaan sersan.

Mirah membuka pintu.

" sersan.." dengan cepat Mirah menghampiri sersan yang seperti orang mengingau.

" mommy.. hikss..hikss.. maafkan sersan.." lirih Sean sepertinya Sean yang bermimpi tentang ibunya dan badannya sangat panas membuat Mirah jadi khawatir.

" sersan sayang tenang disini ada Tante" ucap Mirah sambil memegang tangannya dan mengelus elus rambutnya untuk menenangkannya walaupun sersan tidak mendengarnya.

sersan seperti orang yang gelisah yang tidak mau tenang, Mirah jadi panik dan langsung memeluk sersan agar tenang ia tidak tahu harus melakukan apa dengan seraya mengelus elus punggung sersan dan ternyata cara itu berhasil dengan perlahan sersan mulai tenang.

setelah sersan mulai tenang dengan cepat Mirah ke dapur untuk mengambil air hangat kepada sersan.

Mirah meletakkan sebuah kain di di keningnya. dan tak lupa ia mengelap keringat Sersan dan itu berlaku sampai jam tiga malam.

sebenarnya sersan tahu akan hal itu tapi kepalanya sangat sakit dan untuk membuka matanya saja rasanya sangat berat baginya sangking sakitnya kepalanya.

akhirnya Mirah tertidur di bawah tempat tidur ranjang sersan ia tidak dapat lagi melawan kantuknya yang sudah menghampiri matanya.

Mirah terbangun dari tidurnya dan melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul lima shubuh dan ia harus melaksanakan ibadah nya dulu dan sebum ia pergi ke kamar mandi Mirah mengecek kondisi tubuh sersan dan ternyata panasnya sudah menurun.

Mirah menghela nafasnya dengan pelan dan ia segera melaksanakan sholat subuh karena waktunya hampir habis.

sersan membuka matanya perlahan lahan untuk menyesuaikan cahaya lampunya ia memegang keningnya terdapat sebuah kain dan ia melihat Mirah sedang melakukan sesuatu yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

yah Mirah melakukan sholat di kamar sersan untuk berjaga jaga jika terjadi sesuatu.

sersan memperhatikan Mirah dengan seksama hatinya bergetar hebat mendengar sesuatu yang keluar dari mulut Mirah yang menurutnya sangat merdu seperti seorang yang sedang bernyanyi tapi ini dengan nada yang tak bisa ia katakan sungguh membuat jiwa sangat tenang dan damai.

" shodaqohllohulazim"

mirah kaget melihat sersan yang sudah bersandar di rancang.

" sersan bagaimana keadaannya" lagi lagi Mirah menempelkan tangannya di kening sersan.

" sudah lebih baik" jawab sersan menatap Mirah dengan dalam.

" syukurlah.. tunggu sebentar Tante buatkan sarapan dulu" ucap Mirah.

" baik Tante" setelah kepergian Mirah sersan langsung ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.