NovelToon NovelToon
Bunda Jangan Pergi!

Bunda Jangan Pergi!

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Selingkuh / Ibu Pengganti / Penyesalan Suami
Popularitas:23.7k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Anisa menerima kabar pahit dari dokter bahwa dirinya mengidap kanker paru-paru stadium empat, menandakan betapa rapuhnya kehidupan yang selama ini ia jalani.

Malamnya, ketika Haris pulang dari dinas luar kota, suasana di rumah semakin terasa hampa. Alih-alih menghibur Anisa yang tengah terpuruk, Haris justru membawa berita yang lebih mengejutkan. Dengan tangan gemetar, Anisa membaca surat yang disodorkan Haris kepadanya. Surat yang menyatakan perceraian antara mereka berdua setelah 15 tahun membina rumah tangga.

Ternyata, memiliki kehidupan yang harmonis ekonomi yang bagus, serta anak-anak yang lucu tak bisa mempertahankan sebuah hubungan Anisa dan Haris.

Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Yuk, simak di Bunda Jangan Pergi!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bunda 16

Malam itu, Haris kembali ke rumah sambil membawa koper berisi pakaian dan barang-barang pribadinya. Ia melangkah masuk dengan hati berdebar, takut akan reaksi anak-anaknya terutama Alvin, anak sulungnya. Begitu pintu dibuka, Alvin yang sedang duduk di ruang tamu langsung menatap Haris dengan heran dan bingung.

"Pa, kenapa bawa koper? Apakah Papa kembali ke sini?" tanya Alvin dengan suara pelan namun penuh keingintahuan. Haris menarik nafas dalam-dalam, lalu mengangguk lembut.

"Ya, Sayang. Papa akan tinggal bersama kalian semua. Alvin, Salsa, dan Rayhan," jawabnya seraya menatap mata Alvin dengan penuh harap.

Alvin terdiam sejenak, mencoba mencerna informasi tersebut. Dia tahu bahwa Haris dan Anisa, ibunya, telah resmi bercerai. Namun, mendengar bahwa ayahnya akan kembali tinggal bersama mereka, perasaan senang dan haru bercampur dalam dadanya. "Benarkah, Pa? Jadi, kita akan kembali menjadi keluarga yang utuh?" tanya Alvin, tak mampu menyembunyikan senyum di wajahnya. Haris tersenyum dan mengangguk, lalu membuka pelukannya.

"Ya, Sayang. Kita akan kembali menjadi keluarga yang utuh. Papa akan selalu ada untuk kalian. Apa kamu senang?" tanyanya dengan mata berkaca-kaca. Alvin langsung berlari dan memeluk Haris erat-erat, menahan air mata bahagia yang hendak jatuh.

Sementara itu, Salsa dan Rayhan yang mendengar suara mereka, turut bergabung dalam pelukan hangat tersebut. Malam tersebut keluarga itu merasakan kebahagiaan yang sudah lama hilang, bersama kembali dalam cinta dan kasih sayang. Anisa yang berdiri tak jauh dari ruang tamu melihat kebahagian tersebut yang membuat dia tersenyum bahagia menghiasi wajah pucatnya. Haris, melirik dan memberi senyuman tipis untuk Anisa.

Keesokan paginya, Anisa bangun dengan tubuh yang lemas. Meski begitu, dia tetap membantu Bi Nan menyiapkan sarapan untuk Haris dan ketiga anak mereka. Pagi itu, suasana meja makan tampak hangat dan penuh kebahagiaan. Alvin, anak sulung mereka, terlihat sangat gembira dapat kembali menikmati sarapan bersama Haris, mantan suami Anisa yang memutuskan untuk kembali tinggal bersama anak-anak demi membantu merawat Anisa yang sakit.

Di sudut meja, Haris sesekali melirik ke arah Anisa yang sibuk membantu Bi Nan menghidangkan makanan. Matanya menatap dalam ke arah wanita yang pernah menjadi istrinya itu, melihat betapa lemahnya tubuh Anisa akibat penyakit kanker paru-paru yang dideritanya. Haris tak menyangka, wanita yang dulu begitu kuat dan penuh semangat kini menjadi begitu rapuh. Anisa menoleh ke arah Haris, tersenyum lemah sambil menyodorkan sepiring nasi goreng yang baru saja selesai disajikan.

Haris membalas senyuman Anisa, kemudian mengambil sepiring makanan tersebut dan meletakkannya di hadapan Alvin yang sudah menunggu dengan lapar. Sarapan pagi itu berlangsung dengan penuh kehangatan, meski di balik kebahagiaan mereka, ada rasa sedih yang mendalam menyadari bahwa waktu yang dimiliki Anisa mungkin tak akan lama lagi.

Dalam hati, Haris berjanji akan selalu ada untuk Anisa dan anak-anak, menjaga mereka dan membantu Anisa melawan penyakitnya hingga akhir. Haris pun menatap Anisa sekali lagi, berharap wanita itu akan selalu kuat dan tetap tersenyum meski di tengah badai yang sedang melanda.

Haris, bersama tengah Anisa, menunggu Alvin dan Salsa yang sedang mengambil tas sekolah di kamar. Lalu, Haris mendekat dan ingin bertanya kepada Anisa.

"Kapan kamu akan mengatakan tentang penyakit mu ini kepada mereka?" Anisa menoleh dan menatap Haris dengan mata berkaca-kaca. Anisa belum sanggup dan belum mampu melihat kebahagian hilang dari wajah anak-anaknya yang baru saja mereka dapat kembali.

"Nanti bila waktunya tiba,"sahut Anisa, lalu mengambil Rayhan dalam gendongan Bi Nan yang baru saja keluar. Tak lama, Salsa dan Alvin pun menyusul. Terlihat kedua anak Anisa yang tersenyum menuju mobil. Sebelum mobil Haris meninggalkan halaman rumah, anak-anak melambaikan tangan ke arah Anisa. Wanita itu membalasnya dengan raut wajah penuh senyuman.

Sementara itu, Tania duduk termenung di kursi meja, sorot matanya kosong menatap ke arah jendela. Anita, sahabatnya, datang menghampiri Tania dengan wajah penuh kekhawatiran. Ia duduk di seberang Tania dan menatapnya dengan tajam.

"Kamu benar-benar serius? Haris memutuskan hubungan dengan kamu begitu saja?" tanya Anita tak percaya. Tania mengangguk pelan, bibirnya bergetar menahan emosi.

"Iya, dia bilang dia ingin kembali ke mantan istrinya, Anisa, demi anak-anak mereka," jawab Tania dengan suara serak. Anita menggigit bibirnya, marah atas perlakuan Haris pada sahabatnya.

"Bagaimana bisa dia berubah pikiran begitu cepat? Apalagi setelah kalian merencanakan pernikahan!" Tania menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. "Aku tidak tahu, Anita. Tiba-tiba saja dia mengatakan hal itu kepadaku ketika aku kemarin pergi menemuinya. Dia bilang dia merasa bersalah pada Anisa dan anak-anak mereka." Air mata mulai menggenang di sudut mata Tania, namun ia menolak untuk menangis di depan sahabatnya.

"Aku merasa dikhianati, Anita. Aku sudah mencintai Haris sepenuh hati, tapi dia malah meninggalkanku begitu saja." Anita meraih tangan Tania, mencoba memberikan dukungan.

"Kamu pantas mendapatkan yang lebih baik, Tan. Haris tidak pantas untukmu jika dia bisa memutuskan hubungan begitu saja demi mantan istrinya." Tania mengangguk, tersenyum pahit.

"Mungkin memang sebaiknya aku melupakan Haris dan mencari kebahagiaan di tempat lain." Dalam hati, Tania merasa kesal dan marah, namun ia tahu bahwa ia harus bangkit dari keterpurukan ini dan melanjutkan hidupnya tanpa Haris.

Haris tak memberitahu Tania alasan dia kembali pada Anisa dan ketiga anaknya. Sehingga, hal itu membuat Tania begitu kecewa dan marah terhadap Haris.

Di tempat lain. Mira bergegas menuju kafe milik Anisa setelah mendapat pesan darinya yang mengajak untuk segera bertemu. Begitu tiba di kafe tersebut, Mira langsung melihat Anisa duduk di sudut ruangan dengan wajah murung.

Mira segera duduk di seberang Anisa dan bertanya, "ada apa, An? Kenapa kamu terlihat begitu sedih?" Anisa menarik napas panjang sebelum mulai menceritakan permasalahan yang sedang dihadapinya.

"Mira, kamu tahu Mas Haris, dia kini kembali ke rumah dan tinggal bersama aku dan ketiga anak kami. Aku merasa begitu bingung dan tak tahu harus bersikap seperti apa," ungkap Anisa dengan suara lirih.

Mira menatap Anisa dengan simpati, dia tahu betapa sulitnya perasaan yang sedang dialami sahabatnya itu.

"An, kamu tak perlu merasa terbebani. Kalian sudah lama berpisah, mungkin ini adalah kesempatan untuk memperbaiki hubungan demi anak-anak kalian," kata Mira mencoba memberikan dukungan.

Namun, Anisa menggelengkan kepalanya, "Aku tak ingin membuat Haris merasa bersalah dan memutuskan untuk kembali padaku hanya karena rasa bersalah itu. Aku ingin dia kembali karena tulus mencintai aku dan anak-anak. Bukan karena penyakit yang sedang aku ngidap ini, Mir." Mira menggenggam tangan Anisa.

"An, aku yakin kamu bisa menemukan cara terbaik untuk menghadapi situasi ini. Komunikasikan perasaanmu pada Mas Haris, jangan biarkan segalanya terpendam di dalam hatimu. Siapa tahu, Haris juga merasakan hal yang sama." Anisa tersenyum lemah, mengangguk perlahan, bersyukur memiliki sahabat seperti Mira yang selalu ada di saat dia membutuhkan dukungan dan nasihat.

"Mir, aku ingin Tania menjadi ibu sambung untuk anak-anak ku."Mira terkejut mendengar ucapan Anisa. Mira tak menyangka jika sahabatnya itu bisa dengan ikhlas merelakan anak dan mantan suaminya itu untuk wanita lain.

"An, apa yang kamu katakan? Apa kamu tak waras?"Mira nampak terkejut dan mencoba untuk menenangkan hatinya kembali.

"Aku sudah memikirkannya, Mir. Aku melihat Tania tulus mencintai anak-anak, meskipun dia terlihat muda tetapi dia bisa menjaga anak-anak ku dengan baik,"Anisa nampak menahan air mata.

"Tak ada seorang pun ibu bisa dengan ikhlas merelakan anaknya pada wanita lain. Apalagi, pacar dari mantan suaminya. Tetapi, banyak wanita mungkin bisa belajar ikhlas untuk merelakan lelaki yang dia cintai untuk wanita lain,"Mira berkata dengah air mata yang menetes, Anisa menggenggam erat tangan sahabatnya meminta dukungan dari Mira.

"Aku tahu, Mir. Tetapi, hidup ku tak lama lagi. Aku hanya ingin anakku mendapat pengganti yang baik,"lanjut Anisa. Mira memeluk erat tubuh sahabatnya itu dan kembali menguatkan Anisa dalam pelukannya.

1
Tyas Sayid
ini blm update lagi ya....kapan Thor?
Aisyah Alfatih: belum lagi kak, masih sibuk di sebelah 🙏🏿
total 1 replies
Eva Karmita
otor kapan Aisyah up lagi
Ma Em
Semoga Anisa baik baik saja.
Ma Em
Anisa semoga disembuhkan dari penyakitnya aku sedih membaca ini sambil menangis kasihan sama anak anaknya Anisa msh kecil semoga Anisa dipanjangkan umurnya dan diberikan kebahagiaan dlm hidupnya.
Aisyah Alfatih: terima kasih kak sudah mampir ❤️
total 1 replies
Ma Em
semoga ada keajaiban Tuhan yg membuat Anisa sehat kembali kasihan anak anaknya kalau terjadi sesuatu hal yg tak diinginkan.
Ma Em
Luar biasa
Ma Em
Anisa yg sabar Haris pasti menyesal karena telah menyia nyiakan anak dan istrinya hanya untuk kesenangan sesaat semoga kamu dan anak anak selalu diberi kesehatan dan berbahagialah.
Bundanya Pandu Pharamadina
Anisa berharap sembuh, krn takdir Anisa ada di tangan mbak Author
Deriana Satali
Nyesekkan km Anisa ketika Anakmu berterima kasih pada orang lain yg sengaja km hadirkan bukan sm km sbg ibu kandungnya
akhirnya km akan meninggal dgn perasaan sakit hatimu ketika anak2mu yg tidak membutuhkan kamu
Deriana Satali
Anisa aku kurang sreg dgn sosok km Anisa gimana ya Thor harusnya dia berjuang buat sembuh bukannya menyerah dgn membiarkan anak2nya dekat dgn sosok Tania yg seharusnya kalo dia nggak mau berjuang dgn penyakitnya di hari2 terakhirnya dia dekat dgn anak2nya buat kenagan indah mereka berempat tanpa orang ketiga, kalo bisa di kata Anisa itu Egois dan Munafik ketika anak2nya dekat dgn Tania hatinya sakit
kurang suka dgn sosok Anisa yg menyerah sebelum berjuang
Deriana Satali
Haris.... Haris km nggak dengar omongan Anisa malah pamer sama Salsa dan Alvin bawa Tania jmpt mereka dasar bpk lucnut
Deriana Satali
Jangan2 Haris lg yg buka Cafe di dpn Cafe Anisa soalnya menunya sm cm harganya lbh murah
dasar bapak lucnut dpt daun muda uang sekolah anak2 di abaikan
Anita yoongia
bingung mau komentar apa semangat thor
Rabiatul Addawiyah
Laniut tjor
Anita yoongia
asli pasti menyesal apalgi klo anisa bisa sembuh panik gak tuh
Anita yoongia
itu pilihan mu nisa jadi jagan menyesal
Anita yoongia
jadi serba salah kaasian
Liana CyNx Lutfi
kasian anisa gara2 memikirkan kebahagiaan orang yg disyang dia yg harus mengorbankan kebahagiaanya sendri...diakhir hayatnya bkny bahagia mlah tertekan huffff hidup2 memang gk ada yg tau
sholeha
seharusnya haris ini jadi laki2 tegas jagn menye2 klo mau balik ke anisa balik klo mau ke tania ke tania aza gak usah setuju dengan usul anisa jadi laki model begini edeh.gak cinta ke anisa tapi sampek punya buntut 3.n juga si lakor kok bisa2nya dia setuju tinggal dirumah nisa seharusnya klo dia punya harga diri tolak dong.berarti si lakor ni gak punya harga diri jadi perempuan sebel aku sama lakor n si haris begooo...maunya dia terus yg bahagia gak memikirkan kebahgiaan anis sama sekali sedang anisa memikirkan kebahagian dia sma anak2nya anak anaknya malah gak tau diri pula .si alvin juga kesel aq sma tu anak...malah baik sama si lakor..mamanya di abaykan di tinggal mamau kapok kau nyesel😏😏😏
Tyas Sayid: semoga yang terbaik bagi Annisa....kalau doa ingin pergi karena sudah tidak kuat dengan rasa sakit nya silahkan ....anak² jg sudah bisa menerima Tania dengan baik....daripada tersiksa bathin melihat semua nya dan merasa sakit secara fisik yang memperburuk keadaan nya dan surga menanti nya....Mira sang sahabat lah nanti yang memberikan pencerahan ke Haris & anak² bagaimana sosok istri&ibu nya berkorban selama ini....ada penyesalan tapi Anisa udah pergi dengan tenang tanpa rasa sakit & beban berat yang ia tanggung selama ini
total 1 replies
kaylla salsabella
lanjut thor semangat berkarya thor
semoga Anisa sembuh thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!