Monic Nufus Alzie

" Apakah aku tidak salah dengar?" tanyanya untuk memastikan pendengarannya kembali.

" Jadi nggak sekarang kok masih belum bisa untuk melupakannya?" tanyanya untuk memastikan.

" Yah begitulah, aku masih belum bisa melupakannya. Tetapi aku tidak bisa, Aku tidak akan mungkin pernah bisa kembali lagi bersama dengan dia." ucapnya.

" Kalau begitu lebih baik kamu melupakannya, kau jangan menyiksa dirimu lagi. Bila kau tetap seperti ini, maka orang yang paling tersakiti adalah kau." ucap Niko.

Kini di tengah pembicaraan mereka tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu ruangan Niko, alangkah terkejutnya mereka ketika melihat orang yang berada di ambang pintu. Ternyata itu adalah Rania, orang yang dari tatapannya sudah cukup bisa kita ketahui kalau dia mencintai Raaf. Tetapi hingga kini ia masih belum menyadari hal tersebut, karena ia masih mencintai masa lalunya.

" Apakah aku mengganggu obrolan kalian?" tanyanya untuk memastikan dan keduanya pun menggeleng.

" Syukurlah kalau begitu, Aku ingin menyampaikan mengenai Monic dan juga Reka." ucapnya dan membuat Niko terkejut mendengar nama Monic.

" Lalu mengapa kau pergi ke ruangan Niko, bukankah kita bisa membicarakannya di ruanganku?" tanya Raaf yang merasa heran.

" Sebelumnya aku sudah pergi ke ruangan mu, tetapi aku tidak menemukanmu di sana. Dan mereka mengatakan kalau kau sedang berada di ruangan Niko, karena itu aku pergi ke sini." ucap Rania dan Raaf pun mengangguk.

" Kalau begitu aku pergi dulu ya Niko, kami harus membicarakan mengenai mahasiswi kami tersebut." ucapnya yang hendak pergi meninggalkan ruangan Niko tetapi tiba-tiba saja Niko memegang tangannya.

" Bicarakan di sini saja, kebetulan aku juga sangat penasaran dengan dia..."ucap Niko dan membuat keduanya menjadi penasaran dengan sosok yang dimaksud.

" Siapa yang kau maksud?" tanya Raaf.

" Monic..." ucapnya dan keduanya pun terkejut mendengar hal tersebut.

" Kau mengenalnya?" tanya Raaf.

" Dia adalah gadis yang aku ceritakan tadi kepadamu." jelas Niko dan Raaf pun terkejut.

" Sungguh ini sangat tidak bisa untuk dipercayai, memang kedatangannya di sini bisa dikatakan berdekatan dengan tanggal pernikahan dengan Gaby. Kalau begitu kepindahannya ke sini karena rasa sakit hatinya dengan kau dan juga Gaby, sungguh Aku tidak menyangka dunia ini sangat kecil. Awalnya aku tidak mengetahui siapa sosok yang kau katakan tersebut, tetapi kini ternyata sosok itu adalah mahasiswi ku sendiri." ucap Raaf yang memang tidak menyangka kalau masa lalu dari sahabatnya itu adalah mahasiswinya sendiri.

Rania menatap dengan tatapan bingung, ia masih tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan oleh kedua lelaki itu. Karena memang pada dasarnya mereka tidak mengetahuinya, dan ia pun merasa sangat terkejut melihat respon dari Raaf. Dan sepertinya memang ada rahasia di antara keduanya, dan hari ini baru terkuat kalau hal tersebut berkaitan dengan mahasiswa mereka.

" Rania kalau begitu kita berbicara di sini saja, biarkan dia mengetahui mengenai kisah mantan kekasihnya." ucap Raaf dengan nada tinggi dan membuat Rania terkejut kalau salah satu dari mahasiswa itu adalah mantan kekasih dari dosen baru tersebut.

" Maksudmu salah satu dari mahasiswi kita itu adalah mantan kekasih Niko, ini sangat tidak bisa dipercayai.

" Yah dia adalah mantan kekasihku, tetapi tidak ada kata putus di antara kami. Karena perpisahan kami didasari perjodohan antara aku Dengan seorang wanita lain, dan hal itu yang membuatnya pergi meninggalkanku." jelas Niko dan Rania pun semakin terkejut mendengar penjelasan tersebut.

" Kalau begitu dia pasti merasakan rasa sakit yang sangat mendalam, dan aku rasa sangat tidak mungkin untuk memaafkan mu. Tetapi mungkin kau bisa berusaha untuk meminta maaf kepadanya, walaupun belum tentu dia memaafkan mu. Tetapi setidaknya hal itu bisa membuatmu lebih tenang Niko, dan kini aku mengerti dengan apa yang kau pikirkan beberapa waktu lalu ini." ucap Rania yang baru mengetahui kisah tersebut.

" Tetapi tetap saja aku tidak bisa berbicara dengan dia, ketika aku bertemu dengan dia tadi di kelas saja dia tampak menghindari ku. Bahkan dia berlari ketika aku baru ingin berbicara dengannya, padahal aku belum mengatakan sepatah kata pun kepadanya." jelasnya dan keduanya pun tampak dengan raut bersedih.

" Mungkin dia masih memerlukan waktu, apalagi perpisahan kalian bukan karena sebab ucapan. Tetapi perpisahan kalian sebab kata ijab qobul yang telah kau ucapkan bersama dengan Gaby." ucapnya dan Rania pun terkejut mendengar hal tersebut.

" Kalau begitu sekarang kau sudah berstatus sebagai suami dari wanita bernama Gaby tersebut, yang itu tandanya tentunya dia akan menjaga jarak darimu Niko. Dan memang mungkin lebih baik Kalau kau menjauh dari dia, karena bisa saja terjadi fitnah dan kemungkinan juga akan menyakiti hati istrimu itu." ucapannya yang memang memandang dari sudut pandang wanita.

" Yang kau katakan memang benar Rania, tetapi aku tidak bisa melupakannya. kisahku dengan Gaby adalah kisah perjodohan, bahkan kisah kami berdua juga telah menyakiti hati dari dua orang terkasih kami juga." ucapnya dan Rania pun semakin terkejut mendengar penjelasan dari Niko.

" Lalu mengapa kalian berdua memutuskan untuk menikah, jika di atas kata pernikahan kalian berdua menyisahkan luka yang mendalam untuk orang yang kalian kasihi?" ucapnya dengan menggelengkan kepala.

" Kami berdua tidak bisa membantah perintah dari kedua orang tua kami, yang di mana ternyata kami juga sudah dijodohkan saja kami masih kecil. Kami berdua tidak bisa menentang perkataan tersebut, hingga kisah kami menyisakan luka di hati kami yang sangat mendalam." ucapnya.

" Kalian berdua tidak bisa menentang keinginan kedua orang tua kalian, lalu kalian memutuskan untuk menikah dan menyakiti hati orang yang kalian kasihi. Tetapi kalian tidak akan berpikir, kalau tentunya mereka pasti merasakan sakit yang mendalam menyaksikan kalian melaksanakan ijab qobul?" ucap Rania dan kini Niko pun berderai air mata.

" Aku tahu mengenai hal itu Rania, tetapi aku tidak bisa mengatakan apapun kepada kedua orang tuaku. Dan jujur saja hal itu telah menyiksa batinku dan juga batin Gaby, hingga akhirnya Gaby sering masuk rumah sakit." ucapnya

" Sepertinya aku mengetahui alasan mengapa Gaby bisa masuk ke dalam rumah sakit, aku yakin raganya memang bersama denganmu tetapi hatinya dan pikirannya masih bersama dengan pemuda itu. Karena itu ia sampai terbaring lemas dan sering masuk rumah sakit, ia masih saja memikirkan pemuda yang memang ia kasihi." jelas Rania yang memang masih mengingat kenangan di masa lalu di mana sang kakak selalu terbujur sedih mengingat kepergian sang kekasih menghadap ilahi.

" Aku mengetahui hal tersebut, tetapi aku juga tidak bisa mempertemukan Gaby dengan pemuda itu. Semenjak kami berdua memutuskan untuk mengucapkan ijab qobul, pemuda itu sudah pergi dari sini dan aku tidak tahu dia pergi ke mana. Kami berdua juga sudah meminta orang untuk membantu mencarinya, tetapi hingga kini kami masih belum juga menemukannya." ucapnya.