NovelToon NovelToon
Hitam Putih Kehidupanku

Hitam Putih Kehidupanku

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Balas Dendam / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / Penyesalan Suami
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: inge gustiyanti

Menceritakan tentang seorang wanita cantik yang bernama Quinley. Dia telah jatuh cinta kepada bosnya pada pandangan pertama. Setelah pertemuan pertama dia dengan bosnya, hubungan mereka menjadi dekat dan ada rahasia yang terkuak sehingga mereka menikah.

Namun tanpa diduga olehnya, dia telah diculik oleh suaminya. Di dalam penculikan itu hidupnya seperti di neraka yang telah membuat dirinya hancur berkeping-keping, hilangnya masa depan dan hilangnya impian dia. Kelamnya sebuah takdir kehidupan yang telah merubah dirinya menjadi seorang wanita tanpa empati dan penuh dendam.

Seperti apakah warna-warni kehidupan dirinya setelah pertemuan pertama dia dengan bosnya?

Bagaimana alur kehidupan dia dan bosnya setelah pertemuan pertama mereka?

Silakan dibaca cerita novel yang dibumbui dengan intrik-intrik kehidupan ☺

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inge gustiyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16, Wanita Yang Baik

Matahari bertengger di ufuk barat. Selaksa langit kuning kemerahan. Membentang semburat jingga. Berombak - ombak awan terlukis indah di langit. Sebuah lukisan senja di cakrawala yang membentang luas. Ditemani semilir angin sore yang berhembus lembut menerpa pori - pori kulitnya Quinley. Quinley menegakkan kepalanya untuk memandang keindahan alam nan indah yang disajikan di langit sambil berdiri di pinggir jalan depan gedung apartemen.

Mengalihkan pandanganya ke seorang tunawisma yang sudah lanjut usia. Quinley selalu memberikan makanan ke tunawisma dan mengobrol dengan tunawisma itu. Quinley melangkahkan kakinya menghampiri tunawisma yang berada di sudut jalanan sambil menyeret dua koper besarnya dan satu kantung yang berisi makanan. Menghentikan langkah kakinya di hadapan tunawisma itu. Menjongkokan tubuhnya supaya sejajar dengan tunawisma itu.

"Selamat sore Nek," sapa Quinley sopan.

Tunawisma itu mendongakkan kepalanya sehingga bisa melihat wajah cantiknya Quinley, lalu berucap lembut, "Selamat sore Nak, kamu mau pergi ke mana?"

"Ini makanan untuk Nenek" ujar Quinley sambil memberikan kantung yang berisi makanan.

"Terima kasih, kamu mau pergi ke mana Nak?" tanya nenek itu sambil melihat dua koper besar yang sedang dibawa oleh Quinley dan menerima kantung itu.

"Aku mau pindah tempat tinggal Nek."

"Kamu tinggal sama siapa Nak?"

"Aku tinggal sama calon suamiku Nek."

"Hati-hati ya Nak. Kamu masih ingat ucapan Nenek yang tempo hari?" ucap wanita tua itu dengan khawatir.

"Ucapan Nenek yang mana ya? Kita kan sering mengobrol Nek."

"Suatu saat nanti hidup kamu akan sengsara jika pindah dari sini."

"Semoga itu tidak terjadi Nek."

"Nenek juga mengharapkan seperti itu Nak."

"Bagaimana hasil dari orang yang menimbang berat badan?" tanya Quinley yang mengalihkan pembicaraan mereka.

"Hasilnya masih banyak yang menimbang berat badan di sini Nak. Terima kasih atas ide kamu yang telah memberikan timbangan ini ke Nenek," ucap Nenek itu dengan senang.

Tiba-tiba Quinley merasakan smartphone miliknya bergetar. Dia berdiri, lalu merogoh saku celana jinsnya untuk mengambil smartphone miliknya. Tersenyum manis melihat tulisan cintaku di layar smartphone miliknya. Dengan segera mungkin, Quinley menggeser ikon hijau untuk menjawab panggilan telepon itu. Mendekatkan benda pipih itu ke telinga kirinya.

"Hallo!" sapa Quinley lembut.

"Sebentar lagi jemputan kamu sampai. Kamu sekarang lagi di mana?" ucap Albern lembut.

"Udah di depan gedung apartemen lama."

"Tunggu sebentar ya Sayang."

"Ok Sayang. Kamu masih di Oxford?"

"Masih Sayang, nanti jam dua belas malam aku sampai di apartemenku. Kamu tidak usah nungguin aku. Kamu tidur di kamarku."

"Kenapa kita tidurnya sekamar?"

"Supaya kita bisa lebih mengenal lagi."

"Tapi aku minta izin dulu sama Mommyku."

"Ya udah terserah kamu. Oh ya udah dulu ya, aku mau ketemu klien lagi. Bye Sayang, sampai ketemu lagi."

"Bye Sayang, sampai ketemu lagi Sayang."

Tak lama kemudian Albern menjauhkan smartphone yang tadi dia pakai dari telinga kirinya. Menggeser ikon merah untuk memutuskan sambungan telepon itu. Menatap warna jingga di langit petang. Senja di cakrawala membentang sambil menyandarkan tubuh bagian bawahnya di pagar balkon kamar hotel. Albern merasakan pelukan di pinggangnya dari Queen yang berada di belakangnya.

"Sayang, ada apa denganmu?" tanya Queen lembut sambil menyandarkan kepalanya di punggung kekarnya Albern.

"Kamu tak perlu tahu," jawab Albern datar sambil melepaskan pelukan Queen.

"Pasti karena wanita itu," ujar Queen ketus.

"Sudah kuingatkan jangan ikut campur urusanku dengan Quinley!" ucap Albern kesal sambil membalikkan tubuhnya, lalu mendorong tubuhnya Queen agar menjauh darinya

"Kamu boleh melakukan apapun terhadapnya asalkan jangan menyentuhnya," pinta Queen memelas.

"Kamu tak berhak mengatur hidupku! Awas!! Aku mau ke kamar mandi!! Nanti malam kita mau meeting dengan Pak William!!"

"Baiklah," ucap Queen sendu sambil membalikkan badannya, lalu melangkahkan kakinya menjauh dari Albern.

"Rayu Pak William supaya kita bisa kerja sama dengan perusahaannya," ujar Albern melunak sambil berjalan di samping kanannya Queen.

"Apakah selamanya aku hanya dijadikan sebagai umpan para klien?" tanya Queen sendu.

"Iya, lagipula dari awal kamu menyetujuinya. Lagipula kamu mendapatkan imbalan yang sangat besar dari usahamu yang itu."

"Heh," Queen menghela nafas. "Apakah tidak ada rasa cinta untukku darimu?" tanya Queen sendu sambil menghentikan langkah kakinya.

"Satu pun tidak ada," jawab Albern sambil melengos pergi ke kamar mandi.

Kringgg ... Kringgg ... Kringgg .... Bunyi dering dari smartphone milik Albern. Tersenyum licik melihat nama Quinley yang tertera di layar smartphone miliknya. Menggeser ikon hijau untuk menjawab panggilan telepon itu. Mendekatkan benda pipih itu ke telinga kirinya sambil berjalan menuju ke kamar mandi.

"Hallo Sayang, ada apa?" tanya Albern lembut sambil membuka pintu kamar mandi.

"Aku tidak bisa tidur bersama denganmu. Aku ingin tidur di kamar yang lain," ucap Quinley tegas.

Sialan!! Dia telah menolak keinginanku!!

Ucap Albern di dalam hati.

"Baiklah kalau itu maumu. Kamu sekarang sudah naik mobil?" tanya Albern sambil menutup pintu kamar mandi.

"Belum."

"Tunggu sebentar ya Sayang," ujar Albern sambil berjalan menghampiri westafel.

"Iya."

" Udah dulu ya Sayang, aku mau mandi dulu. Bye."

"Bye."

Tak lama kemudian sambungan telepon itu terputus. Quinley menjauhkan benda persegi panjang itu dari telinga kirinya. Menaruh smartphone miliknya ke tempat semula. Menjongkokan tubuhnya agar sejajar dengan seorang wanita paruh baya. Mengelus bahu kanannya wanita tua itu dengan lembut sambil tersenyum ramah.

"Doain aku ya Nek, supaya hidupku baik-baik saja," ucap Quinley sopan.

"Nenek selalu mendoakan kamu Nak."

"Aku sayang nenek," ucap Quinley sopan, lalu merangkul wanita tua itu.

Tanpa sepengetahuan Quinley, seorang pria telah menelisik gerak-gerik Quinley dari seberang jalan raya. Pria itu adalah Maxim. Ada desiran lembut yang menyelimuti di rongga hatinya Maxim ketika melihat Quinley. Maxim juga perasaan yang hangat ketika melihat Quinley. Maxim tersenyum melihat interaksi Quinley dengan seorang tunawisma yang berada di wilayah kekuasaannya.

Wanita yang menarik. Aku tidak menyangka bisa melihatmu lagi.

Ucap Maxim di dalam hati dengan hati yang berbunga-bunga.

"Tuan Maxim! Ayo kita pergi menemui Tuan Albert!" ucap seorang pria yang merupakan asisten pribadinya Maxim yang telah mengalihkan atensinya.

"Oh, baiklah," ucap Maxim, lalu dia beranjak berdiri dan keluar dari mejanya.

"Kita ketemuan sama dia di mana James?" tanya Maxim sambil berjalan beriringan dengan asisten pribadinya.

"Di kantornya Tuan."

"Baiklah. Berkas proposal proyek kita dengannya sudah kamu pegang?"

"Sudah Tuan."

"Setelah dari Tuan Albert, tolong kosongkan waktuku."

"Bukannya nanti malam Tuan Albern mau menemui anda Tuan?"

"Tidak, bisnis dia di Oxford mengalami kendala, mungkin sampai malam dia belum pulang dari Oxford. Oh ya, kalau sampai malam dia pulang dari Oxford, besoknya kita bantu dia."

"Baik Tuan."

"Coba kamu cari tahu tentang wanita itu, seorang wanita yang memakai kaos biru terang dan yang sedang mengobrol dengan seorang tunawisma," ujar Maxim sambil menoleh ke Quinley yang masih sedang mengobrol dengan wanita tua itu.

James menoleh ke arah Quinley, lalu berucap, "Tuan tertarik dengannya?"

"Iya James. Sejak aku pertama kali melihatnya, jiwaku bergairah dan ingin memiliki dirinya."

"Baik Tuan, aku akan menyelidiki dia," ucap James yakin sambil menghentikan langkah kakinya, lalu membuka pintu mobil penumpang bagian belakang.

"Sepertinya aku telah jatuh cinta kepadanya," ucap Maxim bahagia.

"Silakan masuk Tuan," ucap James sambil memegang handle pintu mobil itu.

Tak lama kemudian, Maxim masuk ke dalam mobil. Pintu mobil itu ketutup. Maxim menoleh lagi ke arah Quinley. Tapi sangat disayangkan, pandangannya terhalang dengan sebuah trek box. Maxim menghela nafasnya dengan kasar. Dia mengalihkan pandanganya ke arloji rolexnya yang telah menunjukkan pukul 5 sore.

"Apakah kita sampai di sana jam setengah enam?" tanya Maxim sambil menoleh ke James.

"Sampai Tuan."

"Baiklah," ucap Maxim sambil menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.

Maxim menoleh ke Quinley yang masih bercengkrama dengan wanita tua itu, lalu berucap, "Seorang wanita yang baik."

1
momy hana
gd
momy hana
ada sedikit celah lah kk autor,hgn smp quinza mati semangat kk
momy hana
tlg lanjut kk,ceritanya menarik bgt, kasihan bgt quinly, apa bnryg lg disiksa ibunya quin
Inge Gustiyanti: maaf kemarin 2 belum sempat update, karena anak lagi sakit ,🙏 . Saya usahakan hari ini update. Terima kasih sudah menyukai cerita novel saya yang ini.
total 1 replies
Inge Gustiyanti
Alur ceritanya jelas dan detail
Alphonse Elric
Terima kasih author! 🙏
Ánh sáng
Kayak jadi ikut merasakan cerita yang dialami tokohnya.
Maximilian Jenius
Update secepatnya thor! Kami sudah tidak sabar ingin tahu kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!