Menjemput Bidadari

Reyhan yang gelisah karna nisa gk bisa dihubungi sama sekali selama 3 hari ini, akhirnya memutuskan untuk menjempunya disekolah.

"Dim lu dimana? Cepet kerumah gue sekarang juga!" Ucapa reyhan pada dimas ditelpon.

"Gila lu yak gue baru pulang ini dari bandara" Jawab dimas sewot.

"Udah buruan gk pake lama" Ketus reyhan singkat lalu mematikan sambungan telponya.

"Kenapa lagi nih orang, heran banget bokap sama anak sama² tukang maksa"grutu reyhan keluar dari apartemennya.

Setelah sampai mansion dimas sudah disambut reyhan depan pintu.

" Dah yuk jalan keburu macet" Ujar reyhan lalu masuk kedalam mobil dimas.

"Mau kemana sih buru buru banget?" Tanya dimas penasaran.

"Jemput cewek gue disekolahnya" Jawab reyhan singkat.

Beberapa menit kemudian mereka sampai didepan sekolah nisa. Reyhan dan dimas menunggunya didalam mobil.

Tak menunggu lama gerbang sekolah dibuka murid sekolah satu persatu keluar. Dari dalam mobil reyhan melihat nisa keluar sekolah dengan motor maticnya.

Saat nisa akan jalan tiba tiba dia mendengar seseorang memanggil namanya. Nisa akhirnya berhenti lalu membuka helmnya.

"Kak reyhan ngapain disini?" Tanya nisa kaget.

"Turun, lepas helmnya" Perintah reyhan tegas. Tak mau jadi tontonan akhirnya nisa turun dan melepas helmnya.

"Turun dim, bawa motor cewek gue kemana kek terserah" Perintah reyhan dengan angkuhnya.

Dimas yang tau raut muka reyhan sedang serius tanpa banyak protes langsung membawa motor nisa dan memakai helm nisa walau terlalu sempit dikepalanya.

"Buset ini helm sempit amat ampe sakit kuping gue" Keluh dimas dalam hati.

"Kak motor aku mau dibawa kemana? Kamu apa apaan sih main seenaknya aja" Ketus nisa sama reyhan.

Reyhan diam saja tak menjawab omongan nisa, kemudian dia membukakan pintu mobil lalu menyuruh nisa masuk.

Sepanjang perjalanan mereka hanya diam, nisa memalingkan pandangannya kejendela mobil sambil melihat lalu lalang kendaraan. Begitupun reyhan fokus membawa mobilnya.

Setelah 30 menit akhirnya mereka sampai di sebuah danau yang sepi dan asri.

"Kak kok berhenti, kita ngapain kesini?" Tanya nisa lagi.

"Turun dulu yah, setelah itu kita bicara" Jawab reyhan lembut.

Mereka turun kemudian mencari bangku dekat danau buat duduk.

"Sayang aku minta maaf soal kemaren? Maaf aku gk bilang dulu mau pergi sama laura, aku cuma nemenin dia beli kado doang gk lebih" Ucap reyhan, tapi nisa masih diam.

"Aku gk bilang sama kamu soalnya aku tau kamu gk suka sama laura kan? Tapi dia juga sahabat aku yank gk enak kan kalau nolak ajakannya, please lah ngertiin aku" Jelas reyhan lagi

"Oke, berarti aku juga boleh dong pergi berdua dengan temenku biarpun dia cowok?" Jawab nisa tenang.

"Ya boleh asal gk ngapa ngapain, emang selama ini aku pernah nglarang kamu, gk kan?" Saut reyhan.

"Emang mau ngapain? Paling cuma gandengan tangan makan bareng kalo capek ya nyenderlah" Jawab nisa santai

"Maksud kamu apa? Kamu mau selingkuh dari aku haa? Gk ada ya temenan tapi gandengan ma nyender nyender gitu! " Seru reyhan tak terima.

"Ada lah kata siapa gk ada, buktinya kamu dan laura begitu kan?" Ucap nisa masih tetap tenang. Walaupun dalam hatinya ingin berteriak dan memukul kekasihnya.

"Kamu nuduh aku selingkuh yank?" Jawab reyhan dengan nada kesalnya.

"Aku gk nuduh ya, aku ngliat dengan mata kepalaku sendiri kemaren dimall" Jawab nisa yang mulai emosi.

"Haaa ka-mu ngliat aku? Kalo ngliat kenapa gk nyamperin aja sih" Jawab reyhan yang sedikit gugup.

"Gk mau ganggu orang yang lagi pacaran" Jawab nisa sinis.

"Siapa yang pacaran sih sayang, laura itu cuma sahabat aku gk lebih, kan pacar aku kamu" Saut reyhan.

"Iya iya si paling sahabat, besok kalau aku jalan sama sahabat aku begitu, kamu jangan marah ataupun protes, impas kan" Jawab nisa sambil menekan kata sahabat.

"Ya gk bisa gitu lah yank, kamu kan pacarku gk rela lah cewek aku digandeng laki laki lain apalagi sampe nyender gitu" Ucap reyhan yang mulai emosi.

"Egois dasar laki laki egois, kamu aja dengan murahnya membiarkan badan kamu disentuh orang lain, kenapa aku gk boleh?" Pekik nisa dengan menekan setiap perkataannya.

"Orang lain apa sih, laura itu sahabat aku yank bukan orang lain, kamu ngerti gk sih" Ucap Reyhan sedikit keras karena kesabarannya mulai menipis.

"Sahabat tapi mantan gitu?" Pekik nisa lagi. Reyhan yang mendengar kaget bukan main.

"Kalau kamu masih cinta sama sahabatmu itu, kenapa gk balikan aja hah, jangan dikira aku gk tau reyhan!" Teriak nisa kali ini.

"Aku bukan wanita yang mau bebagi hati dengan orang lain sekalipun itu sahabatmu, aku wanita egois yang tak ingin berbagi. Harusnya kalau kamu memang belum move on jangan membuka hati untuk orang lain dan menjadikannya pelarian" Ucap nisa yang mulai tenang dan mengatur emosinya.

mereka saling diam untuk beberapa menit, hingga akhirnya nisa berbicara lagi.

"Ayo kita akhiri hubungan ini, aku gk mau terikat hubungan dengan seseorang yang belum selesai dengan masalalunya" Ucap nisa lagi sambil melepaskan genggaman tangan reyhan.

Dengan dada yang bergemuruh menahan emosi dan kaget reyhan langsung memeluk erat nisa. Nisa yang masih maras jelas memberontak. Dia yang kehabisan tenaga untuk memberontak akhirnya diam saja, mereka menangis bersama untuk meluapkan emosi.

"Kamu rumahku, kamu duniaku, gk akan aku biarkan kamu pergi dari sisiku" Ucap reyhan dalam hati

"Sayang aku gk mau, please jangan bicara begitu lagi" Ucap reyhan dengan suara beratnya. Nisa hanya diam saja tak menjawab.

Setelah sama sama tenang Reyhan melepas pelukannya,nisa yang sudah selesai menangis memaksa minta diantar pulang, dengan berat hati reyhan mengantar nisa pulang sepanjang perjalaan mereka diam tidak ada obrolan apapun.

"Sayang" Panggil reyhan memecah keheningan. Tapi nisa tetap diam.

Sesampainya didepan rumah nisa masih tetap diam.

"Makasih kak, nisa masuk dulu assalamualaikum" Ucap nisa kemudian masuk kedalam rumah tanpa menunggu jawaban dari reyhan.

Reyhan yang masih dalam keadaan marah langsung memukul stirnya dengan kencang.

"Aaaaaahhh sialan bangsat" Teriak reyhan didalam mobil.

Lalu melajukan mobilnya pergi dari rumah nisa.