TAMAT SINGKAT 28 SEPTEMBER 2023
Nyata pahit yang Vanessa pernah alami adalah, tak diakui oleh ibu yang telah melahirkan dirinya.
Terlebih, kala Vanessa baru mengetahuinya; tahu bahwa sang ayah yang sangat dia cinta telah lama disakiti ibu cantiknya.
Kekesalan, dendam, amarah, rasa ingin membuktikan membuat gadis 17 tahun itu bertekad untuk merebut kekasih ibunya. "Hello, Calon Papa Tiri...."
"Oh Shitttttt! Aku tidak berniat menikahi mu, gadis kecil!" Rega Putra Rain.
Polow IG kooh... [ Pasha_Ayu14 ] karena di sana terdapat mini clip untuk beberapa nopel kooh...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HOP LIMABELAS.
Sejumlah drama ngidam di depan keluarga Rega membuat lelaki itu terpaksa harus mengantar Vanessa ke sekolah. Selain menjadi suami, Rega juga harus menjadi sopir istri kecilnya.
"Aku yakin kau tidak hamil. Tapi apa tujuan mu masuk ke keluarga ku?" Atensi Rega tercabang dua; antara kemudi dan wajah istrinya yang duduk di kursi penumpang.
"Anes kan udah bilang, Anes nggak suka hubungan Om sama Mama."
"Mama..." Rega tertawa samar. "Kau ini gila atau apa?" tukasnya.
"Dia Mama yang membuang, Anes."
"Hh!" Rega tak bisa berkata apa-apa. Hanya desah kecil yang melirih di depan wajahnya.
"Anes nggak suka punya Papa tiri. Apa lagi tidak lebih baik dari Papa Juna."
"Kau berhalusinasi?"
Anak itu benar-benar gila rupanya. Rega sudah membuktikannya sendiri, bahwa nama ibu kandung Vanessa bukan Hilda melainkan Nimas Fathia. "Kau mengaku tanpa bukti!" tuduhnya dingin.
Vanessa tahu, sulit dipercaya jika semua data sudah beralih ke Nimas. "Akui pernikahan kita di depan Mama. Dia akan segera mengakhiri sandiwaranya," katanya.
Tujuan Vanessa cuma satu, ingin merusak kepercayaan Hilda pada Rega, lalu menyesal sudah membuang dan menghina Arjuna.
"Kenyataan seperti apa pun. Tidak akan bisa mengubah apa pun. Kau tetap akan ku tendang dari rumah ku!" cetus Rega.
Vanessa mendengus. "Memang Anes jelek ya? Om nggak tertarik sama Anes gitu? Gini-gini Anes idola di sekolah loh."
"Sangat jelek!" cemooh Rega. "Kau sangat jauh dari istri impian ku! Tidak cantik, tidak seksi, tidak lembut bicaranya!" Bahkan lelaki itu tertawa samar yang membuat Vanessa mencebik bibirnya.
"Bibir mu terlalu tipis! Tubuh mu terlalu rata! Wajahmu tidak Eropa! Mata mu tidak bulat, satu lagi..., kau terlalu murahan!"
"Apa..., murahan?" Vanessa mengerut bibirnya yang geram. "Atas dasar apa Om bilang aku murahan?"
"Kau gadis nakal dari kelab malam. Sama sekali kau bukan tipe ku. Secepatnya kau akan aku tendang dari keluarga Rain!"
Mereka diam-diaman di dalam mobil mewah itu dengan pembenarannya sendiri-sendiri.
"Hei... Geovan." Seolah lupa pada ejekan suaminya, Vanessa sumringah menurunkan kaca jendelanya tepat di saat mobil Rega berhenti di lampu merah.
"Bee..."
Pemuda bermotor gede itu kekasih yang lama tak Vanessa hirau. Geovan tampak membesar mata dan mempertegas lengkungan bibirnya, lama tak bertemu sepertinya pemuda itu rindu.
Semenjak kuliah, Geovan kesulitan membagi waktu bersua. Terlebih, saat dia ada waktu justru Vanessa yang menolaknya.
Tak pernah ada masalah, hubungan mereka berdua masih berjalan. Dan untuk kali ini Vanessa sadar obsesinya membuat dirinya mengkhianati pacar pertamanya.
"Kamu berangkat sama siapa?" Tak hanya Geovan, Rega pun bertanya-tanya siapa pemuda tampan di balik helm mahal itu.
"Sama Om."
Rega meremas setirnya. Bisa-bisanya Vanessa tak mengakuinya. "Aku suami mu!"
Vanessa sempat melirik ke belakang. Tak disangka jika Rega angkat bicara. Tapi, bagaimana pun, pernikahan mereka masih rahasia.
"Om dari ibumu?" Geovan tahu persis. Arjuna tak memiliki adik atau kakak. Jadi mungkin dari ibu Vanessa yang tak pernah dilihatnya.
"Ya gitu deh." Vanessa menyengir di atas kekesalan suami yang barusan mengejek fisiknya.
"I miss you." Geovan berucap saat lampu hijau sudah kembali menyala.
"Miss you too." Vanessa memberikan love dengan jari jarinya. Sesaat setelah mobilnya kembali berjalan.
"Kau punya kekasih?" tanya Rega bersamaan dengan kaca jendela yang kembali Vanessa tutup.
"Sudah tiga tahun."
Ya, mereka jadian sedari masih sekolah di SMA yang sama. Hubungan antara kakak kelas dan adik kelas yang berlanjut sampai sekarang.
"Tiga tahun?" Rega terkekeh kesal. "Kau punya kekasih. Dan kau menjebak ku untuk menikah?" herannya.
"Sudah Anes bilang, Anes nggak suka punya Papa tiri!" Vanessa berteriak.
"Dan karena keegoisan mu. Kau merusak masa depan ku!" Rega memberhentikan mobilnya, membuka pintu Vanessa dengan tombol otomatis. "Turun!" ketusnya.
"Anes bisa adukan Om ke..."
"I don't care!" potong Rega. "Keluar, kau bisa berangkat dengan angkutan umum!"
Vanessa terpaksa turun. Pintu mobilnya tertutup disaat wajahnya memberengut.
"Kenapa Nes?" Vanessa menoleh reflek. Geovan berhenti tepat di depan mobil Rega.
Vanessa menyengir. Akhirnya dia tak perlu naik angkutan umum. "Aku sengaja minta diturunin di sini. Aku kangen kamu."
Rega kembali meremas setir mobilnya lebih kuat dari sebelumnya. Vanessa naik motor kekasihnya setelah malam tadi bermain drama pernikahan bersamanya.
"Berangkat Om..." Pemuda yang sok ramah itu semakin membuatnya naik darah.
"Argh!" Rega memukul keras setir yang dia remas sedari tadi. Dering ponsel membuatnya segera mengangkat dan berteriak. "Ada apa lagi?"
📞 "Aku mau bilang aku sudah di tempat yang kamu pesan. Kenapa semarah itu?"
Rega baru sadar, kekasihnya yang menelepon dirinya saat ini. Dia menenangkan dada yang naik turun akibat gemuruh kesalnya. "Sorry... Macet."
📞 "Kau tidak pernah marah seperti ini. Apa semacet itu?"
"Lebih dari macet!"
📞 "Aku tunggu ya. Kita will get married soon right? Aku bisa dampingi kamu saat macet begini." Lembut sekali suara Hilda, berbeda dengan istri menyebalkannya.
"Hmm." Sambungan telepon dimatikan.
Perlahan Rega melajukan kembali mobilnya. Dia terus berada di belakang motor milik Geovan dengan pemandangan punggung kecil istrinya.
Klakson dia tekan kuat saat tangan Geovan ingin meraih tangan Vanessa. Dan sesuai keinginannya, pemuda itu tidak jadi menarik pelukan Vanessa.
"Om kamu ngawasin, Bee?" Di tempatnya Geovan tertawa melihat anggukan kepala Vanessa dari kaca spionnya. "Dia lebih protektif dari pada Om Juna kayaknya."
"Begitulah." Vanessa mendengus. Bukan protektif, tapi lebih tak ingin melihat dirinya bahagia karena Rega sama sekali tak peduli dengannya.
real alur mundurrrr🤣