NovelToon NovelToon
TERGODA JANDA PIRANG

TERGODA JANDA PIRANG

Status: tamat
Genre:Tamat / Janda / Selingkuh / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Teen Angst
Popularitas:40.9k
Nilai: 5
Nama Author: Napp

Asih Setiasih adalah Wanita yang memiliki paras cantik namun masih polos dan lugu, Diusia 20 tahun Ia menikah dengan seseorang Pria bernama Hardiansyah yang dijodohkan oleh orang tuanya. Karena kepolosan Asih rumah tangganya harus kandas, karena ternyata suaminya tergoda oleh wanita lain yaitu janda gatal berambut pirang yang tak lain adalah teman masa kecilnya sendiri. Tetapi setelah bercerai dan menjadi Janda, pesona Asih malah makin menjadi dan bersinar, karena ia sering merawat dirinya dengan pergi ke salon, ia merubah penampilannya terutama di rambut indahnya itu dengan mengikuti gaya trend masa kini yaitu rambut pirang, ia memperbaiki segala apa yang kurang dalam dirinya. Setiap pria yang bertemu dan memandang Asih pasti tergoda dan kelepek-kelepek akan kecantikan dan tubuhnya yang montok aduhai itu. Mau tau keseruan kisah cinta Asih seorang Janda berambut Pirang yang diperebutkan oleh banyak pria baik muda sampai yang tua, yuk baca ceritanya sampai selesai...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Napp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEHAMILAN EUIS

Raka menggelengkan kepala perlahan sambil menelan Salivanya lagi.

"Tidak Asih, malah sebaliknya, kamu sangat cantik sekali" ucap Raka dengan kata terbata-bata.

Asih terkekeh....

Akh...Aku jadi malu a, sebaiknya kita berangkat sekarang aja yuk a! nanti bedak aku takut keburu luntur karena diliatin terus sama a Raka."

Raka kembali salah tingkah, ia menggaruk tengkuknya lalu mengangguk perlahan.

"Baiklah, mari!" ucapnya sembari mempersilahkan Asih untuk jalan lebih dulu didepannya.

Setelah Asih memasuki mobil milik Raka, lalu Raka pun segera menyusul masuk ke mobil lalu melajukan mobil tersebut, memecah jalan raya sembari fokus dengan kemudinya, Raka juga melihat-lihat sekeliling, mencari tempat makan yang enak untuk disinggahi. Hingga akhirnya Asih menunujuk sebuah tempat makan di pinggir jalan yang dimana pengunjungnya terlihat sangat ramai.

"A...a Raka! Di situ aja a!" Asih menunujuk tempat itu sambil menepuk-nepuk pundak Raka.

Raka melirik tangan Asih yang ada di pundaknya sambil tersenyum.

" Baiklah, Nyonya! Kita mampir ke sana," goda Raka sembari memutar setirnya lalu menepi ke pinggir jalan, diman ia akan memarkirkan mobilnya.

Setelah Raka memarkirkan mobil, mereka pun segera memasuki rumah makan Padang sederhana itu untuk memesan makanan minuman yang akan mereka santap nantinya.

Setelah beberapa menit kemudian....

" Bagaimana makannya? Enak Sih?" Tanya Raka yang baru saja menghabiskan makanannya.

"He-em" Asih mengangguk dengan mulut penuh dan membuat Raka terkekeh melihatnya.

"Benarkah? Kalau begitu, kamu yang bayar ya!" goda Raka.

"Hmmmm...." mata Asih membulat sempurna sembari memukul lengan kekar Raka yang sejak tadi terus menggodanya.

"Enak saja" a Raka yang bayarin lah, kan aa sendiri yang ajakin aku nyari makan," lanjut Asih dengan wajah menekuk sempurna.

"Iya-iya, aku hanya bercanda kok, kamu mau nambah gak Sih?" tanya Raka.

Asih menggelengkan kepala dengan cepat...

"Tidak a, Terima kasih aku sudah kenyang" jawab Asih sambil mengelus-elus perutnya.

"Eh, ini Asih kan? Bener kan ini Asih?"

Tiba-tiba seorang wanita menghampiri meja mereka lalu memperhatikan penampilan Asih dengan seksama. Ia tampak ragu-ragu ketika menyebut nama Asih.

"Ia Bu, saya Asih." Jawab Asih sembari tersenyum kecut.

Asih begitu mengenali sosok wanita itu. Sebagai salah satu warga desa yang tinggal tak jauh dari kediaman Hardi. Bahkan wanita itu pun ikut andil dalam pengusiran Asih dua bulan yang lalu.

"Wah kamu banyak berubah ya Sih." Wanita itu membulatkan matanya sembari menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ia berdecak kagum melihat perubahan penampilan Asih yang jauh-jauh lebih baik dari sebelumnya.

"Berubah? Berubah seperti apa Bu? perasaan aku begini-begini aja sejak dari dulu" sahut Asih dengan alis yang sedikitberkerut.

"Serius Asih! menurutku, kamu berubah Drastis. Jauh lebih cantik dari pada waktu bersama Hardi," celetuknya.

"Ah, ibu ini bisa aja" jawab Asih sembari tersenyum tipis.

"Hmmmm....kalau Hardi lihat kamu yang sekarang, dia pasti nyesel sudah menceraikan kamu" celetuk wanita itu lagi. Kini ia memperhatikan Raka yang sejak tadi Hanya diam dan sesekali tersenyum kecil mendengar celotehannya.

"Eh...ini siapa Sih? Suami baru kamu ya?" celetuknya lagi sambil memandangi Raka dari ujung kaki hingga ke ujung kepala, sampai-sampai tak berkedip sedikit pun.

Raka yang tadinya ingin menggelengkan kepalanya, tiba-tiba terdiam setelah mendengar jawaban dari Asih.

"Calon Bu... Bagaimana menurut Ibu? cakep kan? sahut Asih asal, hingga membuat Raka tersipu malu.

"Wah.... selamat kalau begitu, semoga langgeng ya Sih" Wanita itu masih memandangi penampilan Raka, seolah tidak percaya dengan apa yang dikatakan ole Asih barusan.

"Ehm.... sebaiknya kita pulang sekarang a!" ajak Asih sembari melirik jam yang menggantung di dinding rumah makan Padang sederhana pinggir jalan tersebut.

"Baiklah, mari!" sahut Raka.

Raka pun segera bangkit dari posisinya dan kemudian disusul oleh Asih. Asih kembali melemparkan senyuman kepasa wanita yang Pomal (kepo maksimal) tersebut sebelum ia pergi meninggalkan mejanya.

Asih meraih lengan kekar Raka kemudian memeluknya sembari berjalan keluar dari rumah makan tersebut. Ia melakukan itu agar wanita Pomal tersebut yakin bahwa Raka memang calon suaminya. Sementara Raka tampak merasakan bahagia, Ia terus tersenyum melihat tangan mulus Asih melingkar di tangan kekarnya.

"Maafkan aku ya a, aku pinjam tangan kamu sebentar," ucap Asih berbisik pelan.

"Tidak apa-apa Asih. Aku mengerti, jangankan pinjam, kamu minta pun pasti akan aku kasih kok," celetuk Raka sambil terkekeh pelan.

Sementara wanita itu terus memperhatikan mereka dari kejauhan hingga Asih dan Raka masuk ke dalam mobil lalu menghilang dari pandangannya.

"Hmmmm...Asih hebat sekali, melepaskan Hardi tetapi mendapatkan lelaki yang jauh lebih keren dan lebih kaya dari Hardi. Besok aku harus kasih tau Euis, biar wanita itu kepanasan mendengarnya" gumamnya sambil menyeringai licik.

keesokan harinya .....Di kediaman Hardi

Euis dan Hardi baru kemarin ia melaksanakan pernikahan resminya setelah sebelumnya menikah siri semenjak kepergian Asih dari rumah Hardi.

Euis merasakan mual-mual terus menerus hingga tubuhnya lemas.

"Apa aku hamil ya a " gumam Euis dalam hati.

Langsung saja Euis menelpon suaminya Hardi.

[ Haloo.... a, lagi apa? a aku mual-mual terus, kepalaku juga pusing-pusing, apa aku Hamil ya a? ]

[ Oh ia sayang mudahan-mudahan kamu benar hamil sayang, ya udah aku segera ke rumah aku izin pulang ke Bos dulu ya, kamu mau nitip apa sayang? ]

[ beliin Tas-pack aja 10 biji a, sama buah-buahan segar yang rasanya agak masam, udah itu aja a]

[ Baiklah sayang, tunggu sebentar aku segera pulang ]

[ Ia a, cepetan ya ]

Hardi pun langsung menutup sambungan teleponnya bersama Euis dan langsung meminta izin ke Bosnya dan membeli apa yang Euis pinta, lalu bergegas pulang ke rumah.

Beberapa menit kemudian....

Tok...tok...tok...

"Sayang bukain pintunya" teriak Hardi dari luar pintu setibanya ia sampai di rumah.

"Ia a sebentar!" sahut Euis.

Euis pun membukakan pintu dan langsung mencium tangan Hardi lalu meminta testpack ke suaminya. Ia dengan langkah cepat bergegas ke kamar Mandi.

Dan hasilnya....garis merah dua.

"Aa sini a, aku Hamil a semua hasil Tas-pack nya bergaris merah dua. teriak Euis dengan mata membulat dengan perasaan bahagia.

"Ia sayang........ mana coba lihat, oh ia garis dua, syukur lah sayang, aku senang sekali" ucap Hardi menyambut pelukan Euis dengan bahagia.

"Ia sayang, aku akan menjadi Ibu dan kamu akan jadi Ayah, oh ia... mana buah-buahannya a? tanya Euis dengan wajah yang masih tersenyum lebar.

"Itu di meja sayang, apa perlu kita pergi ke Dokter sayang?" jawab Hardi melerai pelukan Euis.

"Besok aja a, pas kamu libur, sekarang aku pengen makan buah segar masam dulu, untuk menghilangkan rasa pusing dan mual ku ini.

Keesokan harinya mereka berdua pun pergi ke Dokter, dan Dokter pun menyatakan hal yang sama, bahwa Euis sedang Hamil dua bulan.

Seminggu kemudian....

Euis meletakkan tumpukkan piring kotor ke dalam wastafel cucian piring dengan kasar. wajahnya menekuk dan ia tampak tidak senang melihat tumpukan piring kotor tersebut.

Pasangan pengantin baru itu baru saja menyelesaikan sarapan mereka. Bahkan, Hardi pun masih belum beranjak dari tempat duduknya. Lelaki itu masih duduk di sana sambil mengotak-atik handphone.

"A...." rengek Euis.

"Ada apa lagi sih, sayang?" sahut Hardi lalu memperhatikan Euis yang berjalan ke arahnya.

Euis menjatuhkan dirinya di kursi dengan raut wajah menekuk kesal.

"A...aku Capek kalau harus begini terus, masa ia tiap hari aku disuguhkan dengan pekerjaan rumah yang tidak ada habisnya ini! Apa lagi aku sedang hamil aku lelah a! tau gini mah mending aku kayak dulu aja jualan!" ucap Euis dengan wajah kesal menatap Hardi.

Hardi menggelengkan kepalanya perlahan. Ia meraih tangan wanita itu kemudian menggenggamnya erat.

"Jangan bicara seperti itu sayang! memangnya kamu maunya apa? ucap Hardi mencoba membujuk.

Euis menghembuskan nafas dengan kasar...

"Ish....a Hardi gak peka ya! cariin pembantu kek a, buat mengurus seluruh pekerjaan rumah ini, seperti nyuci, masak, bersih-bersih dan yang lainnya! Masa ia semuanya aku yang urus? padahal a Hardi tau bahwa saat ini tu aku gak boleh kerja yang berat-berat! kalau nanti terjadi sesuatu sama janin aku gimana, baru tau rasa kamu a!" jelas Euis panjang lebar.

1
Ulufi Dewi
Luar biasa
arniya
bagus kak
Mr E
Mulai nyesel deh
Sinta Wati
Gile bener...
Sinta Wati
wow...
NAP 21
siiip
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!