seorang Alika Alexandra, jenius dari zaman modern. berpindah ke tubuh seorang putri yang di asingkan.
setelah bangun di tubuh putri Amelia anabela Allen itu dan mengetahui kisah tentang hidup sang gadis, ia bertekad untuk menjauh saja. melupakan tentang balas dendam. karena, balasan dendam terbaik nya, ialah hidup sukses dan baik tanpa pasongan dari orang lain.
lagi pula, tubuh ini adalah miliknya dan terserah dia mau bagaimana. tapi, perlu di garis bawahi, ia tidak akan mencari musuh, tapi kalau musuh datang, ia takkan lari.
lalu, bagaimana kisah nya nanti.? apakah ia akan berhasil dengan rencana hidupnya ? ikuti terus ya...🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. menawar 1000 koin emas
Rumah ini adalah salah satu penghasil untuk nya menghidupi keluarganya. Karena ia dapat berjualan di rumahnya ini. Mengingat kondisi dan letak rumah itu sangat strategis untuk membangun bisnis.
Tapi, mau bagaimana lagi. Kalau ia tidak menjual rumah sederhana itu dan tanah, ia akan kehilangan istri dan anak-anaknya. Pak tua itu lagi lagi hanya berusaha untuk tegar. Tidak ada jalan lain, yang penting istri dan anak-anaknya sehat dulu.
"Apakah tuan ada masalah..??" Tanya Amelia kepada pak tua itu. Karena Amelia memperhatikan dari tadi, memang ada yang mengganjal disana.
"Huf.. tidak apa-apa Nona. Saya hanya merasa sayang dengan rumah ini." Ujarnya sedikit tersenyum masam. Amelia tiba-tiba menjadi jiwa yang kepo dan ingin tau.
"Tuan bisa cerita kepada saya. Barang kali saya bisa membantu." Ujar Amelia. Sepertinya sedikit memaksa kan kehendaknya.. akhirnya mau tidak mau, pak tua itu pun menceritakan apa yang menjadi beban dalam hatinya.
Ia mengatakan, istri dan ketiga putranya sedang sakit secara bersamaan.
Walaupun salah seorang putranya masih bisa membantu nya, namun ia tidak bisa pergi jauh dan hanya bisa membantu menjaga yang lain, begitu juga dengan istri nya. Namun tidak dengan kedua anaknya yang lain. Kedua nya terbujur kaku dan tak sadarkan diri. Beberapa tabib yang datang memeriksa, mengatakan bahwa kedua putranya tidak apa-apa. Namun nyatanya, sudah hampir tiga bulan lebih, anak-anaknya tidak sadarkan diri.
Karena berusaha mendapatkan uang untuk pengobatan istri dan anak-anaknya, terpaksa ia harus merelakan toko dan rumah ini dan pindah ke pinggiran kota. Dan disanalah keluarganya sekarang. Sementara, sambil menunggu pembeli datang membeli rumah ini, ia akan melakukan pekerjaan ap saja di sana agar bisa menghasilkan uang. Amelia yang mendengar cerita sang pemilik rumah, entah kenapa ia langsung merasa iba.
"Pak. Saya akan beli rumah ini. Tapi, kalau boleh tau, bapak akan memberikan harga berapa pada bangunan ini.?" Tanya Amelia.
Jujur saja, selama tiga bulan menanggung beban dan memenuhi kebutuhan hidup mereka, untuk nya, itu adalah sebuah penyiksaan fisik dan mental. Dan Amelia cukup apresiasi dengan pak tua ini. Walaupun hidup nya Sulit dan tertimpa musibah, namun tidak menjadikan ia menelantarkan istri dan anak-anaknya dan menikmati hidup nya sendiri.
"Iya nona. Saya hanya menjual rumah ini dengan harga 50 koin emas saja. Tapi, nona boleh menawar harga. Saya tidak keberatan. Saya hanya ingin bisa membeli obat untuk keluarga saya." Ucap pak tua dengan pasrah. Pasalnya, banyak pembeli yang menawar sampai 10 koin emas, dan akhirnya tidak jadi membelinya. Namun, hari ini pak tua ini akan pasrah jika ingin menawar berapa saja.
"Baiklah pak. Saya akan menawar juga harga rumah nya." Ucap Amelia. Ucapan itu langsung membuat pak tua itu menjadi murung. Walaupun begitu, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ia menghela nafasnya lagi.
"Baiklah nona, silakan." Ujar pak tua itu dengan pasrah. Amelia pun tersenyum. Ia tau, bahwa pak tua ini telah pasrah dengan keadaan. Inilah titik lemah nya seorang manusia apabila semua usahanya sia-sia.
"Saya akan membeli rumah ini dengan harga 1000 koin emas. Bagaimana..??" Ucap Amelia sekalian bertanya. Pak tua yang mendengar jumlah nominal itu langsung membulatkan matanya. Bagaimana bisa seperti ini.
"Ta-tapi nona. Harga rumah ini cuma 50 koin emas, bagaimana bisa menjadi 1000." Ucap pak tua itu sedikit terbata-bata. Ia juga menelan salivanya dengan susah paya. Koin 1000 emas itu bukan jumlah yang sedikit. Tapi..
"Tidak apa-apa pak. Saya juga berniat ingin melihat kondisi keluarga bapak. Mana tau, saya dapat memberikan solusi, kebetulan saya paham sedikit mengenai pengobatan." Ujarnya. Bukan sedikit sih, tapi memang bisa. Apalagi, ruang dimensinya menyediakan semua peralatan medis yang ia butuhkan. Begitu juga dengan cincin penyimpanan nya.
"Ta- tapi.." ujar pak tua itu lagi, Seolah otaknya berhenti berpikir, akibat kejutan yang tidak disangka-sangka.
"Tidak ada tapi-tapian pak tua... Lagi pula, anda juga butuh uang untuk memberi mereka makan dan barang kali, saya adalah orang yang diutus Tuhan untuk membantu anda pak tua. jadi tak usah sungkan.." Ujar Amelia lagi.
Glek
"Baiklah nona, saya sangat berterima kasih atas bantuan nona." Ujar Pak tua merasa senang. Entah kenapa, satu tetes air matanya jatuh, ketika ia melihat 10 kantong koin emas yang masing-masing berisi 100 koin.
"Kalau begitu, tunggu apa lagi. Ayo kita kesana tuan. Aku ingin melihat kondisi keluarga mu." Ujar Amelia lagi membuyarkan lamunan sang pemilik rumah yang kini telah beralih menjadi milik Amelia. Saat Amelia menyerahkan koin emas itu, saat itu juga sang pemilik rumah langsung menyerahkan surat kepemilikan tanah itu juga.
"Baiklah nona, ayo kita berangkat." Ujar tuan itu yang dikenal dengan nama pak bujang. Segera pak bujang mengajak Amelia untuk mengunjungi tempat nya saat ini, yang berada di pinggiran kota.
***
Cukup lama mereka menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai ditempat itu. Disana, Amelia dapat melihat kondisi lingkungan yang sederhana dan juga kotor. Anak, remaja, sampai tua, tampil dengan kondisi yang begitu memprihatinkan.
Kondisi nya seperti tempat yang tidak pernah tersentuh oleh bantuan pemerintah. Padahal, tempat ini tidak terlalu jauh dari pusat kota, lalu apa kabarnya desa yang jauh dari peradaban ini. Itulah yang dipikirkan oleh Amelia.
untuk terus berkembang menjadi yg terbaik
ada rendang di jaman kerajaan (cakeeep)
makin kacau meeen....😆😆😆
keluar segera dari hutan dan memulai hidup dan bisnis yg baru di daerah lain.
walau itupun kesalahan kita, tapi seharusnya sebagai ortu bisa bijaksana dalam menyikapi.
Kutunggu part 2 nya🤍