Aku terpaksa menikah dengan pria yang belum pernah aku temui sebelumnya.Setelah menikah kembaranku menginginkan bertukar suami. Apakah dia sudah gila mau menukar suaminya dengan suamiku?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16 : Emang
Mama pergi setelah mengobrol banyak sama kami.
"Kalau mau habis ini kalian pergi saja bulan madu berempat kan seru tuh " saran mama sebelum dia pergi.
Keenan dan Safira setuju sedangkan aku tidak bisa memutuskan sendiri, harus nunggu Karel.
Setelah itu aku memilih balik ke kamar saja, ya kali jadi obat nyamuk pasangan ini.
Sesampainya di kamar, aku lihat Karel tidur nyenyak.
"Walaupun-"
suaranya mengagetkan ku, padahal aku sudah sebisa mungkin tidak bersuara apapun loh kok dia bangun.
" kita nikahnya terpaksa tapi aku janji hanya nikah sekali. Jadi aku pasti kasih kamu uang kok, kamu udah jadi tanggung jawab aku sekarang. Bukan orang tua kamu bukan juga mama, jadi berapapun penghasilan ku tolong disyukuri ya. " ini anak kenapa sih kok jadi membicarakan nafkah.
"Kirain tidur"
"Aku tidur, tapi kalau sudah ada suara pintu dibuka saja aku bisa bangun. sekecil suara apapun aku bisa bangun. Makanya jangan ganggu kalau aku lagi tidur. " Ucap Karel serius lagi.
Ku dudukan tubuh ini dipinggir kasur, Karel bangun dia juga duduk kali ini.
"Aku bisa kok menghidupi diriku sendiri, aku juga kerja walau gajinya nggak seberapa sih. "
"Kamu kerja apa? "
"Guru SD, honorer tapi" diawal aku bangga menyebutkan guru dibagian honorer kaya horor gitu.
"Wahhh bagus dong ya, pekerjaan mulia. " tidak kusangka dia memuji pekerjaan ku. " berarti kamu orangnya sabar ya bu guru, beruntungnya aku dapet istri guru bisa ngajarin aku dong "
"Iya mau tak hajar? "
"Ampun bu guru, saya nggak bandel kok. " suara Karel menirukan suara anak kecil,has sudahlah fik aku sekarang menikah dengan murid SD.
***
Jenuh juga kalau cuma didalam hotel, dan Karel cuma tidur terus. Aku main hp dia, karena hp ku nggak tak bawa.
Dia kasih ijin gitu aja hpnya aku pinjam,malah dia yang ngasih duluan.
"Aku mau tidur, terserah kamu mau apa. Kalau nggak mau keluar kamar kamu bisa main, ini hp ku pakai aja. Tapi pakai earphone ya biar nggak berisik. " pesannya tadi.
Aku tidak membuka selain aplikasi youtube sedari tadi. Tapi malah ada yang spam chat. Aku jadi penasaran sama aplikasi WA dia. Ternyata banyaaaaakkkk banget pesan masuk ada puluhan dan itu dari nomer-nomer yang nggak ada namanya itu sekitar sebelas. Aku cuma ngintip ya, nggak berani buka isi pesannya.
Aku perhatikan semua photo profil yang ngirim pesan itu cewek semua. Astaga kaya asrama putri ini aplikasi. Tidak aku sangka cowok ini pengagumnya banyak banget, hah salah satunya ya Gina.
Jadi ingat pas Gina pertama kali melihat Karel alias mas ganteng waktu itu.
"Ehh by, ada loh ternyata dideket sini nggak usah jauh-jauh ke Korea yang visualnya perfek. Nggak mirip sih sama jungkook apa sehun tapi bisa lah jadikan visual yang kemungkinan bisa digapai. " aku bingung arah pembicaraan Gina.
"Apa sih bingung aku"
"Jadi ada pengunjung kafe yang kata Viko dia sering datang dan dia itu ganteeeeeeng buwangeeet. Mulai sekarang aku juluki dia mas ganteng." pas itu aku ngakak nggak percaya memang ada yang ngalahin kegantengannya Taehyung yang bersertifikat itu.
Sekarang ini, aku berada dihadapan cowok yang di puja Gina itu. Dia terlelap dalam tidurnya, menampakkan alis tebal, bulu mata yang panjang, hidung mancung, bibir agak tebal sedikit semua terpahat sempurna di wajahnya, emang ganteng sih. Waaahhh kok aku malah mengagumi si Karel sih.
Dia membuka mata, lah kok bangun? aku nggak menimbulkan suara loh padahal. Cuma suara dalam hati aja, nggak mungkinkan dia bisa dengar.
"Ngapain? " tanyanya ketika mendapati aku melihat dia dari dekat.
"Hah?" malu deh ini muka. "Ini banyak yang WA! " aku beralasan itu aja, ku kasih deh itu hp apel krowak.
"Ohhhh, biarin aja" Karel tidak mengambil hp yang aku sodorkan malah melewati ku menuju kamar mandi.
Beberapa saat kemudian dia keluar,
"Kita pergi aja yuk dari sini, aku sudah puas tidurnya. Memang nggak jenuh disini terus? "
Aku memang jenuh sekali.
"Kita pulang saja ke rumahku, aku nggak bawa HP dari kemarin sudah kangen sama HP ku. " aku meringis.
"Mua telpon pacar kamu? " dia nebak gitu.
"Enggak, dia nggak bisa aku telpon, paling cuma bisa lihat videonya saja. " yang aku maksud pacar halu ku Soek Jin.
"Ohhh pasti dia marah ya kamu tinggal nikah. " raut wajahnya agak sedih.
"Dia nggak tau kalau aku nikah. " tau aku hidup aja enggak. hhhh
"Ya udah ayo, aku antar."
