Anandi, gadis yang di anggap mati oleh ayah nya, hanya karena satu kesalahan yang tidak di sengaja.
Karena kesalahan itu lah membust mereka selalu bersama.
Akan kah kebersamaan itu membuat mereka saling jatuh cinta.
Mari kita ikuti kisah nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdlanAdam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mendadak pindah rumah 2
"Kok tumben ya, hari ini Andini gak kerja?" tanya Fahri, pada Jenny.
"Mana aku tau, " jawab Jenny ketus.
"Sensi apat jawabnya, " ujarnya melihat ke arah Jenny.
"Suka-suka Gue dong, " balas Jenny kembali cuek.
Jenny sangan bosan jika Andini tidak bekerja. harusnya tadi ia mencari tahu dulu, Andini kerja atau tidak. jadilah saat ini ia banyak menghabiskan waktu dengan Fahri, pria yang menurutnya sangat membosankan.
"Eh Jen, aku kok heran ya liat kamu, kalau kerja pasti merhatiin Andini. kalau Andini ada masalah, pasti kamu yang terdepan membela dia, itu bukan berarti kamu…, sukakan sama Andini? " ucap Fahri panjang lebar, sekaligus bertanya.
Kamu pikir aku ini cewek apaan, suka sama sesama cewek, " jawab Jenny, ia menatap Fahri dengan tajam.
"Serem amat tatapannya, kan cuma becanda, " ujarnya, takut melihat tatapan Jenny.
Fahri memang sering memperhatikan gerak-gerik Jenny, terkadang ia juga mendengar Jenny bicara sendiri, tapi seperti mengobrol dengan seseorang.
Sedangkan Andini dan Kaizal, saat ini mereka masih ada didalam mobil. Dengan Andini cemberut, merasa kesal pada Kaizal. Bagaimana tidak kesal ia disuruh bembereskan barang-barang yang ia pikir akan di bawa, ternyata tidak, mereka hanya membawa pakaian saja.
Kalau aku tau barang-barang nya tidak di bawa, aku tidak akan membereskan itu semua, " ucapnya keseal pada suaminya.
"Mengapa kau tidak bertanya, " balas Kaizal enteng, sedikitpun tidak merasa bersalah.
"Kau yag menyuruhku mengemasi barang-barang! harusnya kau bilang kemasi pakainmu cukup pakaianmu saja, gitu, " seru Andini, meniru cara bicara Kaizal.
"Ya aku salah…, tapi sayangnya aku tidak akan meminta maaf, " ujarnya menambah kekesalan Andini.
"Ka_. "
"Apa…, kau berani, " potong Kaizal menatap Andini, membuat gadis yang sudah menjadi istrinya itu tertunduk.
"Baru juga segitu kau sudah menunduk, mulai sekarang kau harus berani melawan, jangam jadi penakut lagi, " ucap Kaizal, ia ingin Andini itu berani agar tidak lagi disakati banyak orang.
"Aku bisa saja melawan mereka, tapi itu hanya akan mengundang keributan, kalau kita diamkan jadi cepat selesai. Gak berlanjut, " jelasnya, ia diam bukam berarti tidak mampu untuk melawan.
"Tapi lihat, kau jadi seperti ini, aku tau kemaren kau diam tidak menjelaskan kesalah pahaman di antara kita, itu karna kau ingin agar adikmu bisa segera manikah, walaupun kau harus terusir dari Rumahmu sendiri, " ujar Kaizal tak habis pikir.
Andini yang mendengar ucapan suaminya hanya diam, ia heran dan penatap suaminya, "
"Dari mana kau tau semua itu? Apa kau benar-benar mengikitiku, atau kau bisa membaca pikiranku?, " tanya Andini, ia mulai sedikit takut pada suaminya.
"Tidak…, aku tau semua itu dari buku harianmu, maaf sebelumnya aku sudah lancang membuka dan membacanya, " jawab Kaizal santai, sekaligus meminta maaf.
"Kau…, lalu apa saja yang kau baca?, " tanya Andini, ia takut kalau Kaizal membaca rahasianya. Rahasia yang memalukan baginya.
"Banyak, salah satinya Dear untuk Zidan, " jawab Kaizal, membuat Andini jadi malu.
Ya dia mengungkamkan perasaannya di buku hariannya, karna kalau langsung dia mana berani.
"Itu dulu, saat aku baru masuk di permustakaan, " ujarnya menjelaskan, padahal Kaizal tidak bertanya.
"Aku gak nanyak kok, " balasnya cuek, padahal didalam hatinya bahagia.
"Terserah, mau dengar atau nggak, " cetus Andini. Setelah itu ia diam.
Kaizal pokus mengemudikan mobilnya, tapi Andini sedikit heran, karena Kaizal membawanya kerumah yang kawasannya Elit semua. Yang lebih mengherankan lagi ketika penjaga membukakan kerbang rumah mewah tersebut.
"Kita sudah sampai, ayo kita keluar, " ajak Kaizal pada Andini yang masih melongo ke heranan.
"Silahkan Nyonya!, " ucap Derkan membukakan pintu mobilnya, membuat Andini tersadar.
"Hah, ya ada pak?, " tanya Andini yang masih kebingungan.
"Silahkan Nonya!, " ulang Derkan lagi.
Ahirnya Andini keluar dari mobil, Derkanpun membawa koper Andini masuk kedalam. Sedangkan Andini, ia malah memandangi rumah mewah yang ada di depannya.
"Mengapa kau masih disini? ayo kita masuk, " tanya Kaizal, sekaligus mengajak istrinya masuk.
Tanpa menjawab, Andini mengokuti langkah suaminya. Tetap masih dalam kebingungan.
"Di rumah ayah Raja, saat ini kembali terjadi pertengkaran, karna Ayah tidak menemukan keberadaan Andra, jadilah ia memarahi putrinya habis-habisan.
"Ayah gak mau tau! pokonya kamu harus bisa menemukan Andra!. Satu lagi, rahasiakan tentang kehamilanmu, dan bersikaplah layanknya sepirti biasa, " seru ayah, setelah itu ia kembali ke ruang kerjanya.
"Ibu, Clara minta maaf, udah kecewain Ibu dan Ayah, " ucap Clara merasa bersalah.
Clara mesesal telah percaya pada Andra, dan sekarang beginilah jadinya, ia hamil dan Andra entah dimena.
"Sudah, kamu jangan sedih, kita cari jalan keluarnya sama-sama, " balas ibu bijak.
Ibu Annis memang kecewa terhadap putrinya, tapi ia tidak mau mengambil keputusan yang mengakibatkan dia kembali kehilangan putri.
"Iya Bu, besok Clara akan kembali menemui Andra di kantor, mudah-mudahan dia ada ya buk, " ucap Clara.
"Iya Nak, tapi jangan terlalu capeya, ingat kandungan kamu, " ujar ibu menginatkan.
"Iya bu, " balas Clara.
Clara masuk kekamarnya, sedangkan ibu Annis, menelpon orang yang akan mennghias rumahnya karna tiga hari lagi pernikahan puntinya akan tiba, tapi Rumahnya belum selesai di hias. Malah hari ini tidak datang, membuat ibu benar-benar pusing.
mantap Kaizal lindungin istrimu