Samudra ErRainly Rahardian Wijaya.
Pria berusia 25 tahun yang terpaksa menikahi calon istri dari pria yang ia tabrak tanpa sengaja sampai harus meregang nyawa di rumah sakit.
Untuk mempertanggung jawabkan kesalahannya dan menuruti permintaan terakhir Si korban Sam akhirnya mengadakan ijab kabul secara mendadak di hadapan korban sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
Akankah si wanita mau menerima Sam sebagai suaminya untuk menggantikan kekasihnya yang telah tiada?
Dan apakah Sam juga mau mengorbankan hubungannya yang sudah terjalin selama 7 tahun demi pernikahan dadakan ini?
Bagaimana kisahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah Utama.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Samudera yang pergi dari apartemen yang ditinggali oleh Biru kini akan bergegas kerumah utama sebelum ke kantornya. Dengan menggunakan motor besar ia membelah jalanan ibu kota yang ramai lancar.
Tak adanya hambatan di jalan dan hanya sesekali berhenti di lampu merah membuat perjalanan tak terasa sudah sampai di depan gerbang hitam yang menjulang tinggi.
Tiinn... tiiinn..
Pagar besi yang menjadi penghalang itu pun akhirnya di buka oleh para penjaga yang tahu jika Tuan Muda mereka lah yang datang.
"Makasih, pak" ujar Sam dari balik helmnya.
"Sama-sama, Tuan"
Sam memarkirkan motornya di garasi, masuk lewat pintu samping agar langsung sampai ke ruang tengah di lantai bawah tempat biasanya Amma dan Appanya berada.
"Sepi" gumam Sam.
Langkahnya ia putar ke arah tangga, Ia tapaki satu persatu hingga sampai di lantai dua. Tujuannya kini bukan ke kamarnya tapi langsung ke kamar pria kesayangannya.
Tok.. tok.. tok..
"Masuk" Seru Melisa, wanita baya yang kini sering bolak balik ke rumah sakit karna penyakit hipertensi nya menyahut dari dalam kamar.
Ceklek.
Sam membuka pintu pelan karna takut mengganggu kakek dan neneknya di dalam sana.
"Amma, Dede kangen Amma" Ucapnya yang langsung memeluk Melisa, Ia membalas pelukan cucu pertamanya itu sambil mencium kening Sam.
"Dua hari udah kangen Amma?" goda Melisa yang hanya di jawab anggukan kepala.
Sam beranjak ketempat tidur, ia meringsek naik keatas ranjang mendekati Reza, Appanya.
"Dede pulang, Appa"
"Ada yang mau ceritain ke Appa?" ledek Reza, ia mendekap hangat tutut jajahnya yang dua hari ini pergi ke luar kota.
"Dede gak perlu cerita, Appa pasti tahu" cebiknya sedikit kesal.
Bukan Reza namanya jika semua anak mantu dan cucunya tak mendapatkan pengawasan dan pengawalan ketat, apalagi jika menyangkut cucu pertamanya yang begitu amat ia sayangi sedari masih dalam rahim Hujan.
Reza tahu apa yang terjadi dengan Samudera kemarin, jadi tak ada yang harus ia dengar lagi dari cucunya itu.
"Dede harus apa?" tanyanya pelan.
"Tunggu beberapa saat, kenali dulu. Appa juga tak akan tinggal diam" jawab Reza. Ia yang sudah mulai menyelidiki Biru tentu hanya tinggal menerima laporan siapa sebenarnya sang cucu menantu Rahardian.
Melisa yang tak terlalu paham dengan apa yang di bicarakan dua pria yang begitu mirip itu pun memilih keluar dari kamar untuk mengambil makanan.
"Sepertiinya baik dan polos, dede bingung harus memperlakukannya bagaimana"
"Yang jelas kamu harus memperlakukannya dengan baik dan sopan, jangan pernah membuat seorang wanita menangis apalagi kini dia sah menyandang status sebagai istrimu, tunaikan kewajibanmu layaknya seorang suami, lindungi dia dari apapun yang membahayakannya" pesan Reza, prinsipnya masih sama yaitu kebahagiaan wanita adalah diatas segala-galanya, ia selalu mengajarkan pada anak-anaknya untuk menghargai dan menjadi pendengar yang baik untuk pasangan, memberi rasa aman dan nyaman karna kasih sayang tetap paling berharga dari harta yang di miliki.
"Aku tahu itu, Appa. Tapi ini terlalu mendadak untuk kami yang tak pernah kenal sebelumnya. Bahkan untuk tahu namanya saja aku harus membacanya di secarik kertas saat ijab kabul"
Reza tertawa kecil, kisah sang cucu seakan mengulang kisahnya dengan sang istri yang harus menikah secara mendadak tanpa tahu asal asul wanita yang di nikahinya, Reza dan Melisa yang dijodohkan secara diam diam langsung di pertemukan di depan penghulu hari itu juga namun nyatanya bisa bertahan sampai detik ini.
"Lakukan secara perlahan, de"
.
.
.
.
.
.
.
Lalu bagaimana dengan Alyssa?
☘☘☘☘☘☘☘☘
Tenang.. tar di ketekin 😝😝😝😝
Eh tapi siapa tuh?
Like like like yuk.. satu like kalian berharga untuk kami agar semangat nulis loh 😘😘😘
hmm, coba lanjutin dulu deh bacanya
mau sampai kapan tak jujur?
Air musuh bebuyutan Onty Ammera
Sam musuh bebuyutan Onty Cahaya
Gala musuh bebuyutan Sam
tp tetep sayang yg pasti