CEO muda yang sudah mati rasa sehingga bersumpah untuk tidak lagi mengenal cinta kini dia sendiri yang melanggar sumpahnya karena bertemu dengan gadis kecil yang merupakan anak dari seorang tukang parkir di perusahaannya.
Lalu bagaimanakah caranya agar mereka bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Litle Bear♡, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15
Sehabis sholat maghrib, Keisya duduk-duduk santai di teras rumah sambil membaca novel. Keisya sangat hobi membaca, apapun jenis cerita yang dibaca.
Sedang asik ngebaper, tiba-tiba terdengar suara deru mobil menghampiri halaman rumahnya. Awalnya Keisya tidak menghiraukannya karena mengira mungkin itu tamu tetangganya.
"Assalamualaikum," terdengar suara dari luar rumah. Keisya terperanjat.
"Siapa ya yang bertamu maghrib maghrib begini?," gumam Keisya masih ragu untuk keluar.
"Siapa itu Kei?" tanya Herman yang ternyata mendengar juga.
"Kei juga gak tau Pak, Keisya liat keluar dulu." Keisya berjalan keluar rumah dan mendapati Vino beserta orang tuanya sedang berdiri di depan pintu. Keisya kaget suaranya sampai tidak bisa keluar.
"Loh Tante bukannya yang saya temui di pantai waktu itu?" tanya Keisya masih mengingat wajah Zahra.
"Ternyata ingatan kamu kuat sekali ya. Oh iya Ibu sama Bapak ada?" tanya Zahra seraya mengusap kepala Keisya.
"A-ada di dalam. Masuk saja semuanya. Tapi maaf rumah kami kecil dan sempit," Keisya merendah.
"Jangan ngomong begitu gak boleh," jawab Zahra. Mereka semua pun masuk ke dalam rumah, Herman yang sedang santai nonton TV tak kalah kaget karena kedatangan mereka.
"Kenapa Anda tidak bilang akan ke sini, jadi kami bisa menyiapkan makanan dan tempat," ucap Herman tidak enak.
"Ahh tidak perlu Pak Herman, kami di sini sebentar kok ingin membahas tentang rencana pernikahan anak kita," jawab Zahra seraya duduk di atas tikar.
"Maaf ya tempatnya seperti ini. Oh iya Erna tolong buatkan teh manis ya," panggil Herman pada istrinya. Erna segera keluar kamar begitu juga Fitri. Saat melihat Vino Fitri langsung membeku. 'Ternyata kalo liat aslinya dia sangat tampan dibanding liat di TV' gumam Fitri. Pandangannya tidak bisa lepas, sedangkan yang dipandang malah melihat ke arah Keisya.
"Maaf cuma bisa menyuguhkan teh manis," Herman lagi-lagi merendah.
"Ahh sudahlah Pak Herman, bagi kami ini lebih dari cukup," ucap Gibran.
"Jadi begini. Maksud kedatangan kami ke sini ingin menentukan tanggal pernikahan mereka berdua, kami sudah berunding juga di rumah dengan Vino tapi Vino bilang ingin secepatnya," kekeh Zahra. Herman mengangguk angguk paham.
"Apa pak Herman setuju jika pernikahan mereka diadakan minggu ini?"
"Saya sih nurut-nurut saja dengan keputusan Anda, dan bagi saya juga bagus jika dilakukan secepat mungkin," jawab Herman setuju.
"Jadi bapak dan ibu sudah setuju kan sama tanggal nya? Sekarang ini hari Rabu berarti tiga hari lagi menuju hari-H. Kami akan menyiapkan pesta pernikahan semeriah dan sebagus mungkin karena ini putra kami satu-satunya agar pengalaman ini berkesan sampai selamanya bagi Vino," ujar Zahra sembari melirik ke arah Vino yang hanya diam membisu dari tadi.
"Iya saya pun berfikir begitu. Ayo silahkan diminum dulu teh nya nanti keburu dingin."
Setelah berbincang cukup lama, mereka pun memutuskan untuk pulang karena dirasa semua sudah setuju dan tidak ada lagi yang perlu di komplain, begitu juga dengan Keisya dan Vino tidak ada kalimat bantahan dari mereka berdua jadi sudah cukup.
"Kalo begitu kami pamit undur diri," ujar Gibran.
"Duh kok cepat sekali, tidak makan malam disini dulu?" tawar Herman.
"Tidak perlu repot-repot pak Herman," kekeh Zahra.
"Ya sudah mari saya antar ke depan." Herman dan Keisya mengantar keluarga Vino menuju mobil sedangkan Erna membereskan gelas bekas teh tadi.
Vino berhenti disela langkahnya kemudian berbalik menghampiri Keisya.
"Tidur yang nyenyak," ucap Vino sambil menepuk pelan kepala Keisya lalu berjalan cepat ke arah mobil. Vino tidak mau jika Keisya melihat wajahnya yang sudah seperti udang rebus karena malu. Di dalam mobil Vino mengumpat dalam hati 'Ngomong apa gue tadi, ahh bego banget si'.
Keisya diam mematung mendapat perlakuan seperti itu dari Vino. Dibilang baper iya dibilang kaget juga iya. Pipi Keisya langsung bersemu merah jika mengingat kejadian yang tadi.
"Apa sih tuh orang gak jelas banget," ujar Keisya setelah sampai di kamarnya tapi bibirnya tidak berhenti tersenyum.
Keesokan paginya banyak sekali orang berbondong-bondong datang ke rumah Keisya. Banyak sekali barang-barang mewah dan mahal yang sudah terpampang jelas di depan mata. Hari ini adalah hari lamaran, barang-barang yang dibawa adalah hantaran untuk keluarga Keisya.
"Wow demi apa? Ini kan high heels impian aku.." teriak Fitri saat melihat di dalam kotak transparan terdapat high heels yang sangat berkilau dengan warna keemasan yang cantik. Fitri hendak menyentuhnya tapi segera ditepis oleh Erna.
"Kamu ini gak sopan sekali Fitri, ini semua bukan untuk kamu ini kan hadiah untuk Keisya," bisik Erna kesal.
"Ibu jahat selalu saja bela Keisya. Fitri memang gak pernah dapat kasih sayang dari kalian berdua, sekarang kalian menikahkan Keisya dengan orang kaya kenapa bukan Fitri aja sih Buk?," bantah Fitri kesal lalu pergi ke kamar. Erna menatap kepergian Fitri dengan iba, rasa bersalah kian menghinggapi jiwa Erna.
Hantaran untuk Keisya tiada habisnya, Keisya juga sudah tampak lelah memperhatikan orang yang berlalu lalang di jalanan, setiap satu orang membawa hadiah.
15 menit kemudian.
"Sepertinya sudah selesai," ujar Keisya. Dia kembali memperhatikan barang-barang mewah di depannya dengan heran.
"Mau ku apakan ini semua ya?" Keisya bertanya-tanya. Disela kebingungannya tiba-tiba mobil Vino sudah terparkir di depan rumah.
"Sudah menerima semua hadiahku?" tanya Vino berhasil membuat Keisya terkejut.
"Datang gak pake salam bikin kaget orang saja," protes Keisya.
"Ayo!" ajak Vino.
"Ayo kemana?" Keisya bingung.
"Ke butik Mama."
"Ngapain ke sana?" Keisya masih saja bingung.
"Fitting baju. Udah jangan banyak tanya, cepat siap-siap Mama nunggu kita di sana!"
"Tapi ini semua dibiarin gitu aja di luar?"
"Udah Kei kamu pergi saja nanti biar Ibu yang bereskan," sahut Erna disela perdebatan mereka.
"Y-ya udah saya ganti baju dulu." Keisya bergegas masuk ke dalam rumah mengganti pakaian.
"Tuan Vino mau minum dulu?" tawar Erna.
"Tidak perlu Buk kita harus cepat. Panggil Vino saja biar lebih akrab," jawabnya. Erna mengangguk paham.
"Saya sudah siap." Keisya nongol dari dalam rumah dengan pakaiannya yang super duper simple. Keisya pakai kaos lengan panjang warna cream dan bawahan rok selutut warna senada dengan bajunya. Vino menatap Keisya dari atas sampai bawah. Tanpa pikir panjang Vino menarik tangan Keisya menuju mobil.
"Eh jangan main tarik-tarik dong sakit nih tangan saya," kesalnya.
"Kita harus cepat, Mama sudah nunggu lama."
Vino melajukan mobilnya menunu butik Zahra di jalan XXX. 10 menit perjalanan mereka tiba di depan bangunan mewah diantara semua bangunan lainnya apalagi kalo bukan butik nya Zahra. Banyak sekali gaun pengantin mewah yang dipasang di sebuah manekin. Tak henti-henti Keisya berdecak kagum.
"Halo sayang. Sudah siap fitting baju nya?" tanya Zahra yang sudah menunggu mereka dari tadi.
"Keisya gak yakin Tante apa semua gaun mewah ini cocok di badan Keisya," ujar Keisya.
"Hei belum coba mana bisa tau. Ayo sini Mama udah pilihin gaun yang sesuai sama badan kamu dan dijamin kamu pasti suka banget," Zahra menuntun Keisya jalan menuju ruang ganti.
perusahaan menengah saja punya tim cyber IT Thor.
unboxing satu hari menjelang ke jepang.
di jepang cuma seminggu.
besoknya kerumah Keysa..
trus dah hamil aja cuma nggak sampai 2 Minggu?
tolonglah baca literatur Thor
gedung kecil tapi luas...
mana ada pihak hotel berpikir begitu untuk hotel berkelas internasional..
lagian disana emang negara free 😁
trus mobil apa yang ada dalam bagasi?
Garasi x Thor 😁
yang salah pihak mereka 🤔
sebaiknya perbanyak cari literasi jika kurang faham..
baru tamat SMA, baru masuk kuliah sudah skripsi?
skripsi itu adalah tahap terakhir dalam masa kuliah yang nantinya dipertanggung jawabkan dalam sidang skripsi strata satu atau S1.
makan doang sudah butuh waktu sepuluh menit lebih Thor..
harap diperhatikan detail nya
perusahaan terbesar didunia karyawannya bisa puluhan ribu lho Thor..
itu tugas bagian SDM dan HRD..😁
tepar kalau CEO urus karyawan juga
jika perusahaan terbesar didunia.. berapa puluh lantai tuh..
kelihatan ya orang di parkiran..
saran.. sebaiknya cukup perusahaan besar atau terbesar di daerahnya
kalau 2 meter sih cuma sekitar 3 langkah..
itungannya tetap didepan perusahaan
mngkn 300 meter?itu lebih masuk akal.