Bidadari Surgaku

"Kamu lagi melihat apa?" tanya Alvan penasaran saat Alea tengah memandang ke arah luar dari dinding kaca Apartemen nya.

"Eh mas, aku lagi melihat kota Jakarta. Aku senang aja melihat suasana kota kalau malam hari." jawab Alea sembari tersenyum menatap Alvan.

"Boleh aku bergabung?" ujaranya.

"kenapa tidak, ini kan Apartemen kamu mas.." balas Alea. Alvan pun langsung duduk di sebelah Alea mereka sama-sama memandang ke arah luar.

"Mas mau aku buatkan kopi?" tanya Alea.

"Tidak usah, ini saja punya kamu aku minum." Alvan mengambil gelas Alea yang berisi teh dan langsung meminumnya.

"Loh mas, itu punya aku. Kalau kamu mau teh biar aku buatkan mas?" ujar Alea.

"Tidak usah. Tidak apa-apa kan kalau aku teh punya kamu?" tanya Alvan .

Alea menggelengkan kepalanya sembari tersenyum menatap Alvan. Alvan pun juga menatap Alea, mata mereka saling pandang beberapa menit. Kemudian Alea memalingkan wajahnya ke arah luar, ia malu di tatap suaminya begitu dalam. Sedangkan Alvan tersenyum melihat pipi merah Alea.

"Sangat menggemaskan." ucap Alvan dalam hati.

"Alea..!" panggil Alvan

"Iya mas," Alea pun kembali menatap Alvan.

"Aku mau bicara sesuatu dengan kamu."

"Mau bicara apa mas?" tanya Alea.

"Aku tahu, awal-awal kita menikah aku pernah bersikap datar dan dingin padamu, aku minta maaf untuk hal itu." ucap Alvan. "Emm, kita tahu hubungan kita karena keterpaksaan. Alea, aku sebenarnya bingung harus menjalani pernikahan ini gimana. Karena jujur, aku masih menunggu Tasya kembali padaku. Tapi aku juga tidak mau menyakiti kamu dengan hubungan ini. Alea.. gimana kalau kita menjadi teman atau sahabat saja?" tawar Alvan. "Jika suatu saat Tasya sudah kembali, kita bisa pisah secara baik-baik." tambah Alvan lagi.

Alea menghela nafasnya, sebenarnya ia tidak ingin rumah tangganya berakhir dengan perpisahan. Ya walaupun tanpa cinta, tapi ia ingin menikah itu sekali seumur hidup. Ya mau gimana lagi, suaminya tidak menginginkan pernikahan ini.

"Baiklah mas. Tapi aku punya permintaan.."

"permintaan apa?" tanya Alvan menatap Alea penasaran.

"Ijinkan aku tetap melayani mas sebagai istri. Menyiapkan makan untuk mas, dan menyiapkan semua keperluan mas. Setidaknya hanya itu yang bisa aku lakukan. Aku ingin sebelum kita pisah, aku mau menjadi istri yang baik buat kamu." ucap Alea. "Gimana?"

"Emm, baiklah kalau itu mau kamu." Alea tersenyum mendengar jawaban Alvan.

Malam ini Alvan dan Alea pun saling berbagi cerita seperti layaknya sahabat. Alvan sangat bahagia, tidak menyangka Alea wanita yang menyenangkan dan mengerti dirinya. Alvan juga merasa nyaman bercerita tentang pekerjaan maupun hal pribadi pada Alea.

*

*

"Pagi.." sapa Alvan pada Alea yang lagi menyiapkan sarapan di meja makan.

"Pagi mas.." Balas Alea sembari tersenyum menatap Alvan.

"Waw, hari ini kamu masak soto?" ujar Alvan yang menarik kursi meja makan lalu ia pun duduk.

"Iya mas.." jawab Alea sambil mengambilkan soto untuk Alvan. "Apa kamu suka, mas?"

"Suka." jawabnya. "Kamu tahu Alea, ini makanan kesukaan aku," dengan antusias Alvan langsung menyantap soto buatan Alea. "Wah, ini sotonya enak banget Alea.. kenapa kamu pintar benget masak sih Alea? dan semua makanan yang kamu masak sangat enak. Walaupun itu masakan sederhana, tapi rasanya sangat luar biasa." puji Alvan yang asik menikmati soto buatan Alea.

"Terimakasih mas.." ucap Alea tersenyum dan pipinya langsung merah mendapatkan pujian dari Alvan.

"Alea, apa boleh malam ini menunya soto lagi?" pinta Alvan.

"Mas masih mau?" tanya Alea dan Alvan menganggukkan kepalanya. "Ya Uda entar malam aku siapkan soto lagi untuk makan malam. Lagian kuahnya aku buat banyak ko mas, jadi kamu bisa nambah kalau suka." ucap Alea

"Terimakasih.." Alea hanya menganggukkan kepalanya sembari tersenyum menatap Alvan. Dan lagi-lagi Alvan selalu terpesona dengan senyum yang dimiliki Alea. Jangan lupa jantungnya berdetak kencang.

"Mas.." panggil Alea.

"Eh, iya Alea?"

"Kok malah bengong.. mas mau tambah lagi sotonya, enggak?"

"Kayak nya entar malam aja deh, soalnya hari ini aku ada meeting jadi harus cepat sampai kantor." jawab Alvan yang langsung beranjak dari meja makan. Kemudian berjalan menuju ruangan kerjanya untuk mengambil tasnya.

Selesai membereskan meja makan, Alea juga siap-siap akan berangkat kerja.

"Ayo, aku antar kamu..!" tawar Alvan pada Alea.

"Enggak usah mas, entar kamu telat. Katanya ada meeting pagi ini, tadi.." tolak Alea yang takut Alvan terlambat kalau mengatar dirinya bekerja.

"Enggak apa-apa, lagian toko Ghea satu arah dengan kantor aku. Ayo..?" kekeh Alvan yang ingin tetap mau mengantar Alea.

"Ya udah kalau gitu." ucap Alea.

Mereka berdua pun keluar dari Apartemen dan berjalan beriringan menuju lift apartemen. Ada rasa senang di hati Alea, Alvan mau mengantarnya. Sebenarnya dalam hati Alea berharap hubungan mereka tidak sampai bercerai. Karena Alea sudah mulai ada rasa dengan Alvan. Tapi ia hanya bisa berdoa dan tidak mau berharap lebih.