As You Wish, Duke!

"Ya dewa.." Seru Giselle sambil menutup bibirnya dengan kedua tangannya. Kenyataan yang sungguh di luar nalarnya. "Bagaimana bisa.." Tak ada henti-hentinya Giselle menetaskan rasa tidak percaya. Memaksa pikirannya untuk percaya. Betapa sulitnya itu hingga sebuah ingatan menghampirinya.

"Aku memiliki seorang adik." Pada suatu hari saat dia baru saja debut di dunia sosial dan menjadi tunangan pangeran Inoa, Wilhem Evans, Giselle mengadakan pesta perayaan dan mengundang beberapa teman dekatnya.

Salah satu tamunya adalah Loraine Sevia. Mereka memiliki hubungan saudara namun tidak sedekat yang dibayangkan. Karena mereka seumuran, Loraine menjadi dekat dengannya secara otomatis. Kadang mereka akan berbagi cerita-cerita kecil.

"Apa maksudmu?" Giselle bertanya dengan tatapan tidak paham.

"Suatu saat aku akan mengenalkannya padamu. Tolong jaga dia di dunia sosial Inoa. Kamu kan Fleur Delys, bantu dia menyesuaikan diri demi aku." Pinta Loraine dengan suara yang tegas.

Di tengah kebingungan itu Giselle ditinggal dengan segudang tanda tanya. Hingga suatu hari keluarga Loraine memperkenalkan seorang wanita muda bernama Ines Margareth sebagai anggota keluarga mereka.

Banyak rumor memercik. Berbagai macam. Namun tak satupun dapat dikonfirmasi karena pembatasan Lecite, yang pertama, dan yang kedua keluarga Loraine menjadi tertutup. Seolah menghindari pandangan publik. Hingga setelah lima tahun, sebuah kenyataan mengejutkannya.

"Bagaimana dengan keluarga Lord Theodore? Siapa saja orang yang sudah tahu ini pangeran?" Tanya Wilhem seraya menggaruk dagunya yang tidak gatal.

Julius menggeleng. "Hanya Yang Mulia berdua. Saya belum memberitahu siapapun."

"Bagaimana pangeran begitu yakin? Adakah buktinya?" Wilhem memastikan. Membuat jelas agar tidak terjadi hal buruk yang tidak diinginkan.

"Saya yang akan mengurus sisanya." Jawab Julius. "Tapi Yang Mulia, saya perlu membicarakan tentang Yosef Hayes." Lanjutnya.

Sejenak mereka kembali memikirkan Yosef Hayes. Perbuatan yang memang tidak bisa dimaafkan apalagi dilakukan di pesta ulang tahun seorang permaisuri Inoa. Tapi mereka juga perlu memikirkan langkah selanjutnya matang-matang.

Yosef Hayes, putra sulung dari dewan politik Inoa. Jabatan yang tinggi sebagai penasihan raja. Tugas dan wewenangnya adalah membuat kebijakan dan mengambil langkah strategis tentang kehidupan politik masyarakat Inoa.

Praktis kehidupan Yosef tidak tersentuh.

"Bagaimana dengan hukum Abuse?"

"Jika terbukti maka Lord Yosef bisa saja dituntut dengan hukum Abuse." Giselle menimpali. Meskipun dia hanya seorang permaisuri, dia adalah ibu bangsa juga. Menjaga kemakmuran bangsa ini adalah tugasnya.

Julius mengangguk. "Mohon bantuannya."

Sadar akan posisinya. Dia banyak menahan diri untuk tidak menghukum Yosef seperti apa yang dia lakukan di Delian. Maka dia harus sebera membawa kembali Ines ke Delian. Disana dia bisa melakukan segalanya untuk Ines dengan kekuasaannya yang tidak terbatas.

"Kalau begitu saya pamit. Karena saya ada janji audiensi dengan Lord Theodore." Julius pamit kemudian segera meninggalkan ruang pertemuan. Dia harus bergerak cepat, seefisien mungkin.

Dua orang yang ditinggal saling bertatapan dalam diam. Seperti disapu oleh ombak kejut yang mencengangkan. Hal-hal yang tidak terduga itu kadang bisa terjadi. Tapi hal tidak terduga yang baru saja terjadi ini sungguh di luar pemikiran mereka. Sangat rumit. Orang yang sudah mati hidup lagi. Pemalsuan kematian. Identitas yang disembunyikan. Delian dan Inoa. Wilhem berdoa semoga semuanya baik-baik saja.

Theodore Abraham membaca sebuah surat yang baru saja tiba dengan tatapan yang rumit. Seseorang datang membawa surat untuknya. Orang itu mengatakan bahwa dia adalah ajudan Pangeran Julius Delian. Setelah memperkenalkan diri sebagai Owen, dia melanjutkan dengan meminta audiensi dengan Theodore.

Ada yang perlu Julius bahas dengannya terkait Ines. Theodore mau tidak mau menerima hal itu. Istrinya sejak semalam sudah meributkan akan kondisi Ines yang tidak pulang dari pesta padahal malam sudah larut. Mereka tidak tidur menunggu Ines kembali. Namun bukan Ines yang datang, melainkan seorang ajudan bernama Owen.

Memilih ruang kerja dibandingkan dengan ruang penerima karena urgensi dari pertemuan ini. Dua orang pria sedang duduk berhadapan. Atmosfer disekelilingnya membeku dengan tekanan udara dingin. Theodore pembuka suasana dingin itu.

"Bagaimana kondisi Ines?"

"Belum sadarkan diri. Lord Theodore tidak perlu khawatir, Yang Mulia Wilhem sudah mengirim dokter dan beberapa pelayan." Jawab Julius.

"Kami akan membawanya kembali ke rumah. Keluarga kami tidak kekurangan tenaga ahli. Karena kedua anak kami yang lain sedang dalam urusan masing-masing maka kami sendiri yang akan membawanya kembali. Istri saya khawatir." Timpal Theodore.

Loraine sedang di Arboretum dan memutuskan hubungan dengan dunia luar karena sedang melakukan penelitian penting. Sedangkan putranya Izekiel tidak bisa langsung kembali begitu saja. Dia saat ini sedang menjalani pelatihan pengawal raja di wilayah perbatasan Inoa. Memintanya kembali hanya akan membuatnya tidak fokus. Maka Theodore memutuskan untuk menyelesaikan masalah ini sendiri tanpa melibatkan anak-anaknya.

"Mulai hari ini saya yang akan bertanggung jawab padanya." Sergah Julius dengan nada tajam.

"Pangeran, apa maksud anda?"

Meletakkan sebuah dokumen yang telah dia persiapkan, Julius membuka perlahan. Menata isinya secara urut agar mudah untuk dipahami. Beberapa halaman yang telah disiapkan oleh Fox dan digabungkan dengan surat dari Kreos di Delian.

Dokumen yang lebih dulu Julius sodorkan adalah sebuah formulir permohonan untuk menjadi warga negara Inoa atas nama Ines Margareth dan satu dokumen pernikahan atas nama Julius Harbert dengan Elia Haliden. Keduanya memiliki lampiran potret berbeda namun sama.

Theodore mengernyitkan dahinya saat melihat dua dokumen tersebut. Matanya semakin membulat saat melihat potret yang menyertainya. Dia tidak perlu penerjemah untuk membaca dokumen yang berbahasa Delian karena dia sendiri adalah ahli bahasa terkemuka di Inoa, dan asal usulnya yang lahir di Delian. Theodore sangat tahu bahwa dokumen itu adalah salinan surat pernikahan yang telah di tetapkan oleh Raja Delian, nama yang menandatanganinya adalah Dimitrius Delian.

Dia mengalihkan pandangannya antara dokumen itu dengan wajah datar Julius. Seolah menuntuk penjelasan lebih lanjut namun bingung harus memulai darimana.

"Kemudian ini adalah rincian kejadian yang terjadi lima tahun lalu di Delian."

Julius kembali menyodorkan sebuah catatan yang rinci tentang sebuah kecelakaan Elia Haliden yang menyebabkan kematiannya.

"Bagaimana menurut anda Lord? Mungkin saya bisa membantu anda untuk memahami semuanya." Seringai muncul di bibir Julius. Dokumen ini telah dia persiapkan dengan baik. Tidak mentolerir kesalahan sedikit pun karena Julius meminta harga nyawa orang yang menyusunnya. Bagaimanapun caranya, dia akan membawa kembali Ines Margareth sebagai Elia Haliden.

Memulai cerita dengan pernikahan Julius dan Elia. Dilanjutkan dengan sebuah kecelakaan dan kebakaran yang menyebabkan korban tidak bisa dikenali. Cerita dilanjutkan dengan cerita sekarang, dia bertemu dengan Elia yang dianggap sudah meninggal sebagai Ines Margaret. Saat dia penasaran dan menyelidikinya lebih lanjut, dia menemukan fakta bahwa Elia Haliden memalsukan kematiannya dan mengganti identitasnya. Pergi dari Delian dengan identitas baru kemudian menjadi warga negara Inoa sebagai Ines Margareth. Julius juga menyinggung keluarga Theodore Abraham sebagai orang tuanya.

Theodore mendengarkan dalam diam. Dia tidak menyangkalnya atau bereaksi negatif. Apapun yang Julius ceritakan sebagian besar telah Theodore tahu. Kenyataanya seperti itu. Hanya dia terkejut pada awal cerita Julius, tentang Ines yang sebenarnya.

"Jadi saya akan membawa kembali Ines ke Delian. Secara hukum Ines masih istri saya sebagai Elia Harbert. Saya meminta audiensi karena saya perlu memberitahukan ini kepada Lord Theodore, bagaimanapun anda adalah ayahnya sebagai Ines." Julius menutup ceritanya.

Saking tercengangnya, Theodore perlu beberapa saat untuk mencerna semuanya. Pikirannya penuh dengan kenyataan yang harus dia percayai atau tidak percayai.

Bersambung...