Sera dijual dan dipaksa tidur dengan seorang pria berkuasa di negeri ini, Saka namanya.
Setelah melalui malam panjang beberapa kali dengan Saka akhirnya Sera hamil dan melahirkan seorang bayi laki-laki. Penderitaan Sera semakin bertambah karena setelah melahirkan gadis itu ditinggalkan dengan kejam, Saka hanya menginginkan bayinya.
Lima tahun berlalu, Sera bangkit dan bekerja sebagai guru les private. Siapa sangka Sera dipertemukan oleh anaknya kembali tapi sayang anak itu justru memanggil ibu pada wanita lain.
Apa yang akan Sera lakukan selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SWMS BAB 16 - Tak Terduga
Sera dan Axton masih makan ramen sambil menonton film bersama, sesekali mereka menertawakan adegan lucu yang ada di film.
"Hahaha..." Sera tertawa sampai tanpa sadar tersedak kuah ramen.
Dengan hati-hati Axton menepuk punggung Sera, lelaki itu kemudian memberi Sera minum.
"Jangan terlalu keras ketawanya," tegur Axton.
"Filmnya lucu sekali," balas Sera setelah minum. Batuknya sudah hilang kini dia beralih meminum bir kaleng. "Rasanya sangat nikmat!"
"Ceritakan hidupmu lebih banyak Sera," pinta Axton yang penasaran dengan kehidupan Sera selama ini.
"Aku menghabiskan waktuku untuk belajar dan bekerja jadi tidak ada yang menarik," balas Sera seraya menyenderkan punggung di sofa. Dia jadi mengingat Chris, dia sudah merindukan anaknya. Andai dia bisa memeluk dan tidur bersama pasti menyenangkan, Sera pasti tidak kesepian lagi.
Untuk itu, Sera harus bisa merebut Chris dan membebaskan anak itu dari sangkar emas.
"Tentang 7 tetua itu, aku penasaran seperti apa," ucap Sera mengalihkan pembicaraan.
"Kau pasti akan melihat mereka saat debut Chris nanti, mereka itu tidak seperti yang kau bayangkan. 7 tetua itu hanya sebutan saja karena saat ini semua kuasanya ada di bawah Edgar Winter," jelas Axton.
"Edgar Winter?" tanya Sera yang semakin pusing dengan kemelut permasalahan orang-orang berkuasa.
"Dia rival dari Saka, dia mendekati 7 tetua dan membeli saham dari mereka supaya bisa menguasai Saka. Dan syarat untuk memiliki pewaris itu dari Edgar sendiri, dia sangat yakin jika Saka tidak akan mempunyai keturunan dari Ruby namun ternyata Saka bisa membuktikan jika dia bisa memiliki pewaris beserta bukti DNA,"
"Edgar mungkin sekarang diam tapi kita tidak tahu apa yang dia rencanakan untuk menggulingkan Saka!"
Axton menjelaskan sampai menghabiskan satu kaleng bir dan dia ingin membuka bir kedua tapi ditahan oleh Sera.
"Aku tidak mau kau mabuk. Bukankah kau menyetir sendiri?" Sera menjauhkan bir kaleng itu dari tangan Axton.
"Jadi, apa tuan puteri sekarang mengusirku?" tanya Axton seraya memasang wajah memelas.
"Aku tidak akan tergoda dengan wajah itu, jadi tuan silahkan pulang!" Sera mengusir secara halus.
"Apa weekend kau ada waktu? Kita bisa menghabiskan waktu berdua lagi," tawar Axton.
"Kita bicarakan nanti," balas Sera.
Karena memang sudah larut malam akhirnya Axton pulang.
Saat pintu tertutup, Sera menghela nafasnya. Dia merebahkan diri di sofa sambil menatap langit-langit ruang tamunya.
"Edgar Winter? apa yang dia inginkan?" gumamnya.
Sera memegangi kepalanya karena ingin tahu jawaban dari semua teka-teki yang ada.
Perhatikan setiap langkah yang akan kau ambil, Sera!
Peringatan Saka itu kembali terngiang di kepalanya, benar kata Saka jika dia salah langkah justru dia akan menggali lubangnya sendiri.
"Kita pasti bisa bersama lagi, Nak," batin Sera yang mencemaskan keadaan Chris.
Kantuk mulai melanda, Sera memejamkan matanya perlahan tapi bel pintu rumahnya berbunyi.
"Siapa itu? Apa ada barang Axton yang tertinggal?" Sera beranjak untuk membuka pintu.
Sambil membuka pintu Sera berkata. "Apa ada..."
Sera tidak mampu melanjutkan kalimatnya karena bukan Axton yang datang tapi seseorang yang amat dibencinya.
"Saka..." batinnya.
Kemudian dia memasang wajah galak. "Kenapa kau kemari?"
Tanpa Sera duga, Saka mendorong tubuhnya dan menutup pintu memakai kakinya.
"Mau apa kau?" Sera memundurkan tubuhnya.
Dan Saka semakin berjalan maju dengan wajah tanpa ekspresi seraya menatap Sera tajam.
"Aku akan menghubungi polisi!" ancam Sera.
"Silahkan jika kau ingin polisi mendengar jeritan kenikmatanmu!" balas Saka.
go go semangat bertempur Sera😅