NovelToon NovelToon
Air Mata Istri Sholehah

Air Mata Istri Sholehah

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Identitas Tersembunyi / Dendam Kesumat / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: ZiOzil

Jihan, wanita Sholehah yang dinikahkan dengan cinta pertamanya terpaksa harus menelan kepedihan, karena ternyata sang suami justru tidak menerima dirinya sebab sudah memiliki kekasih.

Berbagai perlakuan kasar dan menyakitkan kerap Jihan terima, namun dia tetap bersabar demi menjaga perasaan orang tua serta mertuanya.

Sampai sebuah kejadian besar membuat Jihan akhirnya menyerah dan pergi dari hidup sang suami. Namun di saat bersamaan rahasia besar pun terbongkar hingga membuat suaminya menyesal telah menyakitinya.

Rahasia apakah itu?
Akankah Jihan kembali bersatu dengan suaminya?
Atau dia memilih untuk mengakhiri semua ini?

Baca kisahnya, yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZiOzil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 15.

Ammar dan Jihan tiba di rumah, Mang Jaja yang terkejut melihat sepasang suami istri itu bergegas menghampiri mereka.

“Loh, ada apa? Kenapa Den Ammar dan Neng Jihan pulang lagi?” Tanya Mang Jaja.

“Jihan sakit, Mang.” Jawab Ammar singkat.

Jihan tertegun mendengar Ammar menyebut namanya.

“Astagfirullah. Kalau begitu apa yang bisa saya lakukan untuk Neng Jihan?”

Jihan menggeleng dan tersenyum. “Enggak ada, Mang. Aku hanya butuh istirahat saja.”

“Kalau Neng Jihan perlu apa-apa, bilang sama saya. Biar saya bantu ambilkan.” Tutur Mang Jaja. Ammar hanya mendengus karena Mang Jaja terlalu peduli pada Jihan.

“Iya, Mang. Terima kasih.”

“Sudah, cepat masuk! Enggak dengar dokter bilang apa tadi? Kau harus beristirahat!” Ujar Ammar tiba-tiba dengan wajah tanpa ekspresi.

Mang Jaja dan Jihan saling pandang, heran melihat perubahan sikap Ammar yang biasanya cuek, sekarang peduli dengan istrinya itu.

“Iya, Mas.” Jihan mengangguk patuh. “Aku ke dalam dulu, ya, Mang.”

“Iya, Neng Jihan. Silakan!” Sahut Mang Jaja.

Ammar dan Jihan berjalan beriringan masuk ke dalam rumah, tanpa mereka sadari dari luar gerbang Miranda sedang memperhatikan keduanya.

“Kenapa Ammar jadi berubah kepada Jihan? Ada apa ini? Aku harus melakukan sesuatu, aku enggak boleh tinggal diam.” Ucap Miranda dengan sorot mata yang dipenuhi dengan kebencian.

Sementara itu Jihan dan Ammar naik ke lantai dua, saat di anak tangga, Ammar terus berjalan di belakang Jihan dengan jarak yang cukup dekat, dia ingin menjaga dan memastikan agar istrinya selamat sampai di atas.

Namun begitu Jihan hendak masuk ke dalam kamarnya, ucapan Ammar kembali mengejutkan wanita berhijab itu.

“Jangan istirahat di kamar ini! Di kamarku saja.” Pinta Ammar.

Jihan sontak berbalik dan memandang Ammar dengan kening yang mengerut. “Kenapa, Mas?”

“Mama dan Papa akan datang menjenguk mu, aku enggak mau mereka tahu kalau selama ini kita enggak tidur sekamar. Sementara kau istirahat di kamarku dulu, sampai mereka pulang.” Ucap Ammar dan segera berjalan masuk ke dalam kamarnya sendiri.

Jihan terdiam, dia berusaha menenangkan dirinya yang merasa gugup kalau harus beristirahat di kamar suaminya itu.

☘️☘️☘️

Setelah mengganti pakaian dengan gamis rumahan dan hijab instan miliknya, Jihan pun datang ke kamar Ammar.

Ammar yang juga sudah berganti pakaian sedang duduk di tepi ranjang sembari bermain ponsel, dia langsung menatap Jihan saat wanita itu hanya terpaku di ambang pintu kamarnya.

“Kenapa hanya berdiri di sana? Kau enggak mau masuk?” Tanya Ammar.

“Eh, bu-bukan begitu, Mas. Tapi aku ....” Jihan gugup karena dia belum pernah berada satu kamar dengan seorang lelaki, apalagi dia masih malu bertemu dengan suaminya itu akibat kejadian kemarin.

Ammar mengernyitkan keningnya melihat sikap canggung Jihan. “Masuklah! Ada yang ingin aku tanyakan.”

“Apa, Mas?”

“Makanya masuk!” Pinta Ammar.

Jihan mulai melangkah masuk dan berdiri di hadapan Ammar dengan jarak yang lebih dekat.

“Jadi kita pernah satu sekolah, ya?” Tanya Ammar tanpa basa-basi.

Jihan tercengang, tak menyangka Ammar akan bertanya seperti itu. “Mas mengingatnya?”

“Jadi benar? Seberapa dekat kita?”

“Kita ....”

“Jihan .... Ammar!” Anita berteriak memanggil anak dan menantunya itu, membuat Jihan tak sempat melanjutkan kata-katanya.

“Mama?” Ammar terkesiap mendengar suara Anita.

“Loh, kalian di sini rupanya?” Ujar Anita saat menemukan Ammar dan Jihan yang masih terpaku di tempat masing-masing.

“Jihan, bagaimana keadaanmu? Kenapa berdiri di sini?” Anita langsung berhambur memeluk Jihan.

“Alhamdulillah, sudah membaik, Ma.” Balas Jihan. “Ini baru mau istirahat.”

Ammar cengengesan. “Mama sudah lama datang?”

“Baru saja. Di bawah juga ada Papa dan mertuamu. Sana temui!”

“Iya, Ma.” Ammar bergegas turun menemui Yusuf, Arif dan Salma.

“Ada Ummi dan Abi juga? Aku ingin bertemu mereka.” Ujar Jihan senang dan ingin menyusul Ammar, tapi Anita melarangnya.

“Kamu istirahat di sini saja, sayang. Biar nanti Ummi sama Abi kamu yang kesini.”

“Iya, Ma.”

“Ayo, Mama bantu kamu berbaring.” Anita memapah Jihan menuju ranjang.

Setelah memastikan posisi tidur Jihan nyaman, Anita menarik bed cover dan menyelimuti menantunya itu.

“Terima kasih, Ma.”

Anita tersenyum. “Iya, sayang.”

“Assalamualaikum, Jihan.” Sapa Arif dan Salma bersamaan.

“Wa’ alaikumsalam Abi .... Ummi.” Sahut Jihan. Dia bahagia sekali karena Arif dan Salma datang menjenguknya.

“Bagaimana kondisi kamu, Nak?” Salma pun segera memeluk putri kesayangannya itu.

“Alhamdulillah, sudah mendingan, Ummi. Aku cuma flu karena kehujanan saat pulang kerja kemarin.”

“Loh, memangnya Ammar enggak jemput kamu? Kenapa kamu bisa kehujanan?” Cecar Anita curiga.

“Kemarin aku terjebak macet, Ma. Jihan enggak sabar dan pulang duluan.” Sela Ammar yang tiba-tiba datang bersama Yusuf.

Jihan sontak menatap Ammar, tak menyangka suaminya itu akan berbohong.

“Astagfirullah, Nak. Harusnya kamu sabar menunggu suamimu. Lihat, kamu jadi sakit begini.” Salma menasihati Jihan.

Jihan hanya mampu menghela napas. “Iya, Ummi. Maaf.”

“Ya sudah, berikutnya kamu harus menunggu Ammar. Jangan pulang sendiri lagi.” Yusuf menimpali.

Jihan mengangguk. “Baik, Pa.”

“Mar, pokoknya setiap Jihan pergi dan pulang kerja, harus sama kamu!” Lanjut Yusuf.

Ammar mengangguk. “Iya, Pa.”

“Oh, iya. Kamu mau makan apa, sayang? Biar Mama masakkan.”

“Enggak usah, Ma. Entar merepotkan.” Tolak Jihan.

“Enggak apa-apa, sayang. Mumpung kita semua lagi kumpul di sini, biar bisa makan bersama. Iya kan, Salma?”

“Iya, benar. Nanti saya bantu memasak.” Sahut Salma. Anita pun mengangguk.

“Nah, ide bagus itu. Jadi Papa bisa mengobrol dengan Arif. Biar kantor, si Ahmad yang urus.” Sambung Yusuf.

“Mentang-mentang Bos besar, bisa seenaknya, ya, Suf?” Ledek Arif.

“Hahaha, iya, dong. Kapan lagi bisa santai bareng keluarga dan besan begini?”

Semua orang tertawa mendengar ocehan Yusuf itu.

“Kalau begitu kami tinggal dulu, ya, sayang. Kamu istirahat saja.” Kata Anita.

“Iya, Ma.”

“Ammar, jaga Jihan! Kalau perlu apa-apa, bilang sama Mama.”

“Siap, nyonya besar!” Seloroh Ammar.

“Dasar anak nakal!” Anita memukul pundak Ammar, membuat lelaki berwajah rupawan itu terkekeh.

Jihan tersenyum melihat Ammar tertawa begitu.

Semua orang pun beranjak pergi meninggalkan Jihan dan Ammar berdua di kamar itu.

“Kau belum jawab pertanyaan ku yang tadi.” Ucap Ammar dengan wajah serius.

Jihan tercenung memandang Ammar yang sudah berdiri di hadapannya sambil bersedekap.

☘️☘️☘️

1
Leni
cerita a kok digantung" sih
Leni
kurng jelas masih digantung cerita a
Leni
ada misteri apasih
Leni
apa Miranda keluarga Abbas y
Safa Almira
bsgus
eliya wati
sabar terus jihan
Enovia Harnita
semangat thor....smg jihan dan radit berjodoh
Enovia Harnita
pasti radit itu...
Lela Lela
alhamdulillah cerita ny bagus ga betele tele makasih author 💪👍😁
AwanMendung26: Assalamu'alaikum. 🌻
Halo, kak. Jika berkenan mampir di cerita aku juga, yuk! judulnya cinta seluas samudera dan jodoh untuk Syakayla. 🌻

Terima kasih. 🌻
total 1 replies
Lela Lela
alhamdulillah akhir ny
Lela Lela
umi kasian ammar jgn gitu atuh ...
Lela Lela
semoga jodoh ny radit sm anak ny kiai yg pny pesantren 💪😁
Lela Lela
Bagus kamu radit
Lela Lela
amar pdhl jihana ga jd nikah sm radit .
Lela Lela
kasiaaaaaaan deh salma ... wak waw ga jd nikah sm radit .
Lela Lela
aku suka suka aja baca ny semangat author .
Lela Lela
aku ga akan protes terserah author aja samangat 👍😁
Lela Lela
semangat lanjut terus
Lela Lela
kasian juga lg radit
Lela Lela
baik ny radit 👍😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!