Sidney Catrina terlahir dengan nama Sidney Carlotta Thanos, puteri bangsawan Prancis yang berasal dari kota Marseille.
Sidney terkenal sebagai gadis pembangkang, ia menolak memakai nama belakang keluarga dan memilih kabur dari kastil modern yang menjadi tempat tinggalnya sedari dilahirkan ke dunia ketika mengetahui rencana orangtuanya untuk menikahkannya dengan kolega sang ayah yang terpaut usia sangat jauh darinya guna menyelamatkan penyitaan kastil peninggalan kakek buyut Sidney dari hutang yang membelit ayahnya, Alexeus Thanos. Mengakibatkan keluarga mereka mengalami kebangkrutan finansial.
Setelah kabur dari keluarga selama hampir tiga tahun, Sidney di paksa pulang ke rumah dan akan di jodohkan dengan Edxel Leonard Conte yang terlahir sebagai bangsawan Italia.
Bagaimana kelanjutan kisah ini, apakah kali ini rencana Alexius akan berhasil membuat Sidney menuruti keinginan orang tuanya?
Baca ya 🙏
Tinggalkan komentar dan jejak kalian di setiap bab ya reader's kesayangan 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENUJU BANDARA
Keesokan harinya..
Los Angeles di sore hari,
Beberapa jam lagi Sidney dan Edxel akan kembali ke kota Genoa menggunakan pesawat pribadi. Pesawat dijadwalkan tinggal landas selepas senja.
Sejak pagi Edxel masih berkutat dengan kesibukannya. Bekerja di perusahaan miliknya yang bergerak di bidang migas dan otomotif. Menyelesaikan semua pekerjaannya karena ia sebagai pemilik perusahaan akan lama untuk kembali lagi ke kantor cabang Los Angeles.
Sementara sisa waktu yang Sidney miliki di habiskan bersama Claudia dan Alexius di kamar rawat inap sang mami di rumah sakit. Tidak hanya mereka bertiga saja, namun yang membuat Sidney bahagia ada Matilda juga besama mereka.
Matilda adalah pelayan senior sekaligus orang yang menjadi kepercayaan orangtuanya sejak lama untuk mengasuh dan merawat dirinya.
Matilda lah yang intens menjaga Claudia, ketika Alexius pulang ke Marseille memeriksa perusahaan keluarga mereka yang kini kembali menggeliat berkat bantuan sang menantu. Perusahaan yang bergerak di bidang real estate itu kembali sibuk mengerjakan beberapa proyek.
"Edgar, kau harus terus mengabari aku tentang kondisi perusahaan. Atur jadwal meeting daring dengan Roland. Kalian berdua harus intens komunikasi. Terutama pergerakan saham harus selalu kau pantau", ujar Edxel sambil menandatangani berkas penting yang sudah di berikan sekretaris nya.
"Iya tuan. Seperti biasa saya akan berkoordinasi dengan Roland. Tuan tenang saja saya akan rutin menyampaikan kondisi perusahaan tuan", jawab Edgar dengan hormat.
"Ya aku percaya pada mu", ujar Edxel menutup berkas di hadapannya. Detik berikutnya melirik arloji mahal yang melingkar di lengannya.
"Aku pergi sekarang. Kau tidak perlu mengantar ku. Lanjutkan saja pekerjaan mu, aku harus ke rumah sakit menjemput istri ku sebelum ke bandara".
Edxel berdiri dari kursi kebesarannya.
Edgar menganggukkan kepalanya. "Baik tuan".
*
Mobil yang di kendarai Edxel melaju dengan kecepatan sedang. Sekarang ia dan Sidney sudah menuju bandara.
Hanya beberapa menit dari rumah sakit tempat Claudia di rawat. Kedua netra Sidney menatap para pejalan kaki yang berjalan di sisi kanan dan kiri jalanan kota Los Angeles.
"Apa kau sedih harus berpisah dengan mommy mu?", tanya Edxel menyadarkan lamunan Sidney seraya menggenggam jemari lentik istrinya dan membawa ke atas pahanya.
"Tidak Ed. Aku justru senang melihat kondisi mommy semakin membaik seperti sekarang. Tapi tetap saja aku akan merindukan mereka", jawab Sidney menatap Edxel.
Edxel tersenyum mendengar jawaban istrinya. Laki-laki itu menatap sebelah kirinya saat hendak memutar mobil. Senyum di bibirnya pun masih nampak jelas.
Namun seketika berubah dengan wajah dingin dan sorot tajam menatap seorang yang tengah berada di taman pusat kota yang sedang ramai pengunjung menjelang malam seperti sekarang.
Edxel mengucek matanya untuk memastikan pengelihatan nya.
Kedua iris laki-laki itu terbelalak kaget saat melihat seseorang yang begitu di kenalnya sedang berjalan di tepi jalan taman.
Perubahan tersebut tentu saja tidak di sadari Sidney yang tengah melihat keluar kaca mobil di sebelahnya menikmati pemandangan kota Los Angeles sore menjelang senja.
Tiba-tiba Edxel mengejutkannya dengan menginjak rem dalam-dalam. Membuat mereka hampir saja celaka. Bahkan tubuh Sidney terhuyung ke depan.
"Cittttt...
"Sayang ada apa?". Sidney sangat kaget dengan kedua mata melotot melihat kearah suaminya.
Tanpa menjawab pertanyaan Sidney, Edxel menepikan mobil dan membuka pintunya. "Kau tunggu di sini!"
Sidney baru menyadari ada yang tidak beres pada suaminya itu.
"Ed...Ada apa?", tanya Sidney bingung melihat suaminya nampak buru-buru. Tanpa memperdulikan rasa kaget dan tanpa menjawab pertanyaan Sidney, Edxel menutup pintu mobilnya, melangkah cepat setengah berlari menjauh.
Sidney menolehkan kepalanya melihat Edxel kian menjauh dari mobil mereka.
Tanpa berpikir panjang Sidney mematikan mesin mobil dan keluar mencari keberadaan Edxel, ia ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan suaminya.
Namun Edxel tak nampak di sekitaran taman itu. Sidney melihat jam tangannya empat puluh menit lagi penerbangan mereka. "Ada apa dengan mu, Ed?"
Wanita itu kembali ke dalam mobil, berusaha menghubungi Edxel, namun ternyata ponsel laki-laki itu ada di mobil.
Mendadak perasaan Sidney tidak enak dengan berjuta pikiran di dalam otaknya kini. Berulangkali melongok ke belakang, namun Edxel tak kunjung nampak.
Sementara waktu terus bergulir.
"Ada apa dengan mu, Ed?", ucap Sidney pada diri sendiri sambil melihat ponsel suaminya yang memasang wallpaper foto mereka berdua tengah berciuman beberapa hari yang lalu di dalam balon udara.
...***...
To be continue
tetap menyimak☺️
kau Ampe lupa sama istrimu dan meninggalkannya yaa pantes Sidney merasa terluka 😔