NovelToon NovelToon
Casanova Kepincut Janda

Casanova Kepincut Janda

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perbedaan usia / Romansa-Percintaan bebas
Popularitas:184.7k
Nilai: 5
Nama Author: Wiji

Bari abdul jalil, nama yang religius. Kedua orang tuaku pasti menginginkan akun tumbuh menjadi pribadi yang sesuai dengan nama yang diberikan. Tapi kenyataan justru sebaliknya. Saat dewasa justru aku lupa dengan semua ajaran yang diajarkan oleh mereka di waktu kecil. Aku terlalu menikmati peranku sebagai pecinta wanita. Hingga suatu ketika aku bertemu dengan seseorang yang sangat berbeda dari wanita yang aku pacari.
Mau tahu apa bedanya? dan bisakah aku mendapatkan apa yang aku mau?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 16

Aku memutar balik mobilku begitu Arumi dan pria itu sampai di teras masjid. Dadaku bergemuruh saat aku mendengar gelak tawa dari Arumi di dekat mobilku. Bahkan Arumi tak sungkan-sungkan untuk menyentuh pria itu. Aku ingat betul bahwa dia pernah menepis tanganku dengan cepat saat aku mencekal tangannya.

Mataku terasa panas jika mengingat kejadian barusan. Kenapa dia tak bilang jika sudah punya suami? Kenapa dia menyembunyikan statusnya? Harusnya dia berkata jujur padaku jika dia sudah bersuami. Kenapa harus ada embel-embel bukan mahram dan tak mau berteman dengan pria manapun?

Apa ini yang namanya karma? Apa sumpah serapah dari Diana di ijabah oleh Tuhan. Ah ingin rasanya aku berteriak. Baru kali ini aku merasakan patah hati. Ternyata rasanya sakit sekali. Apa begini rasanya wanita-wanita yang dahulu aku sakiti?

Kenapa di saat aku sudah benar-benar menjatuhkan hatiku seutuhnya pada satu wanita, dia sudah memiliki suami, bahkan sudah memiliki anak sebesar itu. Seperih ini karma?

Aku kembali melajukan mobil yang sempat terhenti. Aku tak tahu kemana akan pergi. Untuk pulang pun rasanya aku sangat malas. Aku hanya asal saja memutar mutar setirku tak tentu arah.

*

Keesokan harinya.

"Kenapa mukamu murung begitu?" tanya ibuku yang sedang melayani ku di meja makan.

"Nggak ada apa-apa." Aku menjawab dengan singkat, padat dan jelas. Pasti ibu saat ini dalam hati bertanya tanya apa yang terjadi dengan ku.

Aku juga heran pda ibu, kenapa beliau tak mengatakan bahwa Arumi sudah memiliki suami? Kenapa justru ibu mendukung ku untuk mendekati wanita yang sudah menjadi istri bahkan sudah menjadi ibu?

Aku makan dengan tak berselera. Aku paksakan seluruh nasi di piringku untuk ku pindahkan ke perut. Padahal hari ini aku berencana untuk main ke rumah Arumi, tapi mengingat kejadian kemarin membuat aku sakit hati. Ah kesalnya aku.

Ditengah tengah sarapan, ponsel ku berbunyi pendek, menandakan ada pesan masuk. Ternyata wanita yang masih menjadi kekasihku, astaga aku sampai lupa aku masih punya Mira. Sebenarnya aku kasian padanya. Akhir-akhir ini dia pasti merasakan perubahan pada diriku. Ingin memutuskan hubungan ini tapi tak tahu apa alasan yang masuk akal aku berikan.

Sungguh, karena Arumi aku ingin istirahat total dari dunia percintaan. Aku buka pesan dari Mira.

[Jalan yuk, udah lama kita nggak jalan]

Ini sebenarnya kesempatan yang pas jika aku mengatakan ingin mengaku hubungan ini. Akan aku katakan jika aku sudah di jodohkan. Lebih baik seperti ini dari pada aku harus menyakitinya terus terusan. Biarlah dia bahagia dengan pilihannya nantinya. Aku juga akan menepi sejenak dari apapun yang berhubungan dengan hati.

[Lima menit lagi aku berangkat]

"Aku keluar sebentar ya bu. Ada urusan, sebentar doang kok. Habis itu langsung pulang," ucapku seraya mengunyah makanan terakhir.

Ibu hanya mengangguk. Aku segera bergegas ke kamar dan berlari keluar rumah. Saat aku membuka pintu, betapa terkejutnya aku, sudah ada Firdaus yang berdiri mematung tepat di tengah pintu utama.

"Ada apa?" tanyaku

"Mau ketemu sama Farah tuan." Jawabnya dengan bahasa dan gerak tubuh yang normal seperti saat sedang bekerja. Entah karena dia tak enak padaku atau dia merasakan suasana hatiku yang sedang buruk.

"Ada perlu apa?" tanyaku menyilangkan tangan di dada.

"Kemarin saya janji untuk menemainya ke toko buku. Bisa tuan tanyakan sendiri ke Farah."

"Ya udah masuk!" Aku melanjutkan langkah ke teras.

Adik perempuan ku itu memang tak pernah berubah. Dia selalu di temani saat pergi kemanapun. Jika ibu sedang tak sehat, dia akan meminta temannya untuk menemani. Tapi sekarang kenapa harus di temani Firdaus? Ah sudahlah, hidup ku saja sudah kacau saat ini. Kenapa aku harus memikirkan Farah yang sedang baik-baik saja.

*

Aku tiba di rumah Mira lebih cepat dari yang aku perkirakan. Aku mencoba untuk memperlihatkan wajah yang biasa saja, seakan tak ada masalah.

"Kok belum siap?" tanyaku pada Mira saat wanita itu membuka pintu. "Katanya ngajak jalan?" Aku mengajukan pertanyaan lagi yang bahkan pertanyaan pertama ku belum terjawab.

"Maunya jalan-jalan di kamar aja gimana?"

"Maksudnya?"

"Ayolah Bari. Jangan munafik, di umur mu yang sekarang, aku nggak percaya kalau kamu sama sekali tak menginginkan menuntaskan hasrat dengan lawan jenis mu. Aku bersedia menemanimu sekarang." Mira mengatakan itu dengan mengeratkan pinggang ku ke arahnya.

Aku tak tahu kenapa Mira jadi seperti ini. Sejak pertemuan kami yang terakhir beberapa waktu lalu, dia menjadi sangat menginginkan keperjakaan ku dirampasnya.

"Mira sadar Mir. Kenapa kamu jadi begini?"

Mira tak menjawab, dengan gerakan cepat dia menutup pintu dan menguncinya. Mira susah persis seperti kesetanan, aku tak sanggup menyadarkan dirinya yang entah sadar atau tidak dengan tindakannya.

Di ruang tamu itu aku di dorong nya dengan keras ke arah sofa. Lalu dia melucuti pakaiannya sendiri hingga tak bersisa apapun. Jangan tanyakan keadaan ku sekarang. Aku yang tak pernah melihat secara langsung wanita tanpa benang pun jadi belingsatan seketika.

Sekujur tubuh ku kian memanas ketika Mira sudah tak berdiri di hadapan ku, tapi sudah berada dalam dekapan ku. Aku merasakan bukit dan juga jepitan Mira yang menempel di pakaianku. Tidak ada yang tak tergoda dan tak khilaf jika di posisiku sekarang.

Aku tak lagi berusaha menyadakan Mira. Gesekan demi gesekan yang Mira ciptakan mampu membuat aku terbang. Padahal aku masih berpakaian lengkap, tapi rasanya adikku sudah menegang dan menuntut untuk di jepit dengan kehangatan.

Mira dengan suka rela menyodorkan bukit sinyalnya di mulut ku. Akupun yang sudah terbawa dengan suasana langsung melahap ujung bukit tersebut. Aku melahap nya bak bayi yang sedang kehausan. Sesapan demi sesapan yang aku ciptakan membuat Mira menggeliat dan menciptakan suara-suara yang nikmat di dengar. Gesekan yang dia berikan pun semakin membuat yang di bawah sana tak tahan.

Sungguh aku lupa dengan masalahku, lupa dengan Arumi, lupa dengan hal yang aku anggap sebagai penipuan. Bagaimana tidak? Dia tidak jujur padaku mengenai statusnya. Bahkan saat aku mengajak menikah pun dia tak mengatakan statusnya.

Kembali lagi pada desisan Mira yang membuat tanganku sedikit nakal. Tangaku mulai meraba bagian belakang Mira yang sejak tadi naik turun membuat ku panas dingin. Aku mencengkram bagian belakang Mira dengan sekuat-kuatnya agar Mit bisa mengeluarkan suaranya yang lebih membuat aku memanas.

Mira pun tak tinggal diam. Merasa tak tahan dengan birahi kami. Mira meraba tempat adikku berdiri. Dibukanya penutup itu dan dikeluarkan adikku dari tempatnya. Aku membiarkan dia melakukan itu, aku masih merasakan nikmatnya puncak bukit kembar.

Mira berusaha memasukkan adikku ke jepitan miliknya. Jujur saja aku sendiri sudah tak tahan dengan situasi seperti ini. Aku ingin segera melakukannya.

Dengan perlahan aku mendorong Mira dari belakang agar adikku segera tenggelam di jepitan surgawi itu.

"Dorong lagi Jo. Sedikit lagi," ucapnya di tengah-tengah kegiatan panas kami.

Jo?

Bersambung.

1
Harjanti
lha tegas gitu dong bari..
Ani Yuliana
itu dia 5thn baru hamil, keguguran, trus rahimnya d angkat sis 🙏
Harjanti
arumi belagu...
Duda Fenta Duda
bukan kumpul sapi bari tapi kumpul monyet😁😁
Kusii Yaati
celap celup tp di bibir sama aja bohong bari,itu bibir kamu bekas lumatan cewek2 kamu🙉
Erlinda
kok aq seperti membaca diari ya bukan novel
langit
mantap cerita nya
langit
apakah tasbih? benda kecil yg dimaksud?
Fitriyani
bgtu syng nya Arkan sm istrinya,tp bs bgtu brutalnya Dy SM Arumi,,,🤦
emang sih Dinda org yg Dy cinta,tp bs Dy lgsg brubah psiko SM Arumi..
Fitriyani
untung tiba2 Aksan bs menyikapi bijak...
Fitriyani
apa sih krj Arkan tu Thor,kq Dy bs LBH brkuasa gt dr bari....
Fitriyani
mgkin sebagian orang akan menganggap sikap Arumi salah n brlebihan,tp mnrt q,,sikap Arumi udh benar.mengingat gmn sikap Arkan terdahulu.klo q ada d posisi Arumi,aq jg akan mlkukn hal yg sm,aq g akan rela org yg dulunya g prnh mngakui ank,bhkn mnyiksa lahir batin,skrg tb2 dtg butuh pengakuan,,
mamp*s aja Lo Arkan😠
Fitriyani
jgn bilang nti xan sibuk mau ngrebut hak asuh Caca y.....
Abid
Biasa
linamaulina18
BNR t ibu, msh single blm tentu menjaga k hormatnya
linamaulina18
lumayan
linamaulina18
jgn2 anknya dokter yg bercadar itu lg
linamaulina18
🤣🤣🤣🤣
linamaulina18
bgs deh kirain ska celap celup
linamaulina18
selain tampan dirimu ska celap celup jg gt aja bangga ckckck
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!