Nia terpaksa menikah dengan Abizar untuk balas Budi. Karena suatu alasan Nia harus merahasiakan pernikahannya termasuk keluarganya. Orang tua Nia ingin menjodohkan Nia dengan Marcelino. Anak dari teman papanya.
Bagaimana kelanjutan pernikahan Abizar dan Nia ? Siapakah yang akan di pilih oleh Nia ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhirnya
Pagi ini Abizar datang ke perusahaan The First Technologi Company. Beberapa orang merasa terkejut melihat Abizar sudah pulang, padahal kontrak kerjanya di luar negeri masih dua bulan lagi. Sehingga menimbulkan berbagai macam spekulasi di antara karyawan The First Technologi Company tentang dirinya.
"Selamat datang kembali, Abizar." sambut Pak Jefri saat melihat Abizar masuk ke ruangannya. Sebelumnya Abizar sudah menelpon Pak Jefri untuk melaporkan prihal kepulangannya.
Setelah melaporkan tentang pekerjaannya selama di Jepang Abizar pamit kepada atasannya itu. "Terimakasih, Pak." Abizar keluar dari ruangan Direktur diiringi oleh senyum Pak Jefri. Sebagai atasan, Pak Jefri merasa bangga memiliki staf berprestasi seperti Abizar.
Pak Jefri sungguh tak habis pikir mengapa Abizar meminta ia merahasiakan tentang alasan kepulangannya lebih awal dari Jepang. Padahal sebagai Direktur, Pak Jefri ingin sekali memberitahukan kepada seluruh negeri tentang prestasi salah seorang stafnya. Agar semakin banyak pengusaha yang datang untuk melakukan kerjasama dengan perusahaannya. Pak Jefri menggelengkan kepalanya bersamaan dengan hilangnya punggung Abizar di balik pintu yang sudah tertutup.
Setelah menemui Direktur, Abizar langsung keluar dari perusahaan itu karena ia sudah meminta izin dua hari sebelum kembali aktif bekerja. Ia akan memanfaatkan waktu liburnya ini untuk mencari keberadaan Nia.
Abizar melajukan mobilnya ke butik tempat Nia bekerja. Ia menatap lekat bangunan di depannya itu. Dalam hatinya berharap istrinya ada di sana.
Namun keadaan masih tak berpihak padanya. Manager butik mengatakan jika Nia sudah mengundurkan diri sebulan yang lalu. Teman-temannya pun tidak ada yang mengetahui di mana Nia sekarang.
Ia melangkahkan kaki dengan lemah menuju mobil. Abizar kembali menyusuri jalanan untuk meneruskan pencariannya. Apa yang terjadi pada mu, Nia ?
Setelah dua hari melakukan pencarian yang tidak membuahkan hasil. Kini Abizar sudah kembali bekerja seperti biasa. Kepulangannya yang terlalu cepat membuat banyak timbulnya pertanyaan di benak karyawan yang lainnya. Sehingga ada yang mengatakan bahwa telah gagal dalam bekerja dan Abizar dikeluarkan dari tim proyek.
Di tambah lagi kini Abizar dipindahkan menjadi asisten Pak Jefri. Menguatkan lagi dugaan mereka dan menganggap itu sebagai sanksi untuk Abizar atas kegagalannya
Meskipun telah berkembangnya kabar miring tentang Abizar dalam perusahaan, baik pihak perusahaan maupun dari Abizar sendiri tidak memberikan pernyataan yang jelas tentang hal ini. Pak Jefri hanya memperigatkan karyawan di The First Technologi Company untuk tidak membicarakan tentang hal ini baik di luar maupun di dalam kantor.
Setelah jam makan siang Pak Jefri bersama sekretarisnya dan Abizar datang ke Perusahaan Newtec untuk melakukan rapat kerja sama.
"Saya sangat puas dengan perancangan dari perusahaan anda. Tak salah Mr. Jonsen memilih The First Technologi Company. Ternyata banyak memiliki orang-orang jenius." puji Tuan Adam setelah Abizar melakukan presentasi.
Pak Jefri melihat ke arah Abizar. Dalam hatinya merasa bangga. "Terimakasih atas pujian anda, Tuan Adam. Kami akan berusaha memberikan yang terbaik untuk klien kami." balas Pak Jefri kepada CEO Newtec, Tuan Adam.
Setelah membahas tentang kerja sama, mereka keluar dari ruang rapat. Sesaat sebelum pintu lift tertutup, Abizar menangkap sesosok wanita yang melintas di koridor membuatnya tiba-tiba keluar dari lift meninggalkan Pak Jefri dan sekretarisnya.
Abizar mengikuti dua orang wanita yang sedang berjalan didepannya. Setelah mengamatinya, Abizar yakin salah satunya adalah wanita yang sedang ia cari.
"Nia"
Gadis itu menoleh ke belakang mendengar namanya di sebut. Dia terkejut melihat orang yang memanggilnya.
"Abi"