NovelToon NovelToon
In The Shadow Of Goodbye

In The Shadow Of Goodbye

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Nikah Kontrak / Cerai / Angst
Popularitas:511
Nilai: 5
Nama Author: Cataleya Chrisantary

Salma dan Rafa terjebak dalam sebuah pernikahan yang bermula dari ide gila Rafa. Keduanya sekarang menikah akan tetapi Salma tidak pernah menginginkan Rafa.
"Kenapa harus gue sih, Fa?" kata Salma penuh kesedihan di pelaminan yang nampak dihiasi bunga-bunga.
Di sisi lain Salma memiliki pacar bernama Narendra yang ia cintai. Satu-satunya yang Salma cintai adalah Rendra. Bahkan saking cintanya dengan Rendra, Salma nekat membawa Rendra ke rumah yang ia dan Rafa tinggali.
"Pernikahan kita cuma pura-pura. Sejak awal kita punya perjanjian kita hidup masing-masing. Jadi, aku bebas bawa siapapun ke sini, ke rumah ini," kata Salma ketika Rafa baru saja pulang bekerja.
"Tapi ini rumah aku, Salma!" jawab Rafa.
Keduanya berencana bercerai setelah pernikahannya satu tahun. Tapi, alasan seperti apa yang akan mereka katakan pada orang tuanya ketika keduanya memilih bercerai nanti.
Ikuti petualangan si keras kepala Salma dan si padang savana Rafa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cataleya Chrisantary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Duri dalam pernikahanmu

8

              Hari ini Salma berdandan cantik. Ia membawa bekal sarapan lalu pergi ke kantor. Selama ini Salma belum pernah bertemu dengan Rendra lagi setelah Salma memutuskan Rendra begitu saja tanpa alasan jelas.

              Dan Rendra sampai detik ini juga tidak tahu alasan Salma menikah dengan Rafa. Mereka belum bertemu lagi. Tapi hari ini ketika Salma pulang kerja, Salam sempat ke sebuah coffee shop bersama dengan Kalani, sahabatnya.

“Terusa gimana,” kata Kalani pada Salma yang bercerita tentang kejadian kemarin.

“Ya Rafa sih bilang gak usah kesana lagi. Tapi ini beneran apa gue gak usah kesana?”

“Salma,” kata Rendra tiba-tiba mengiterupsi.

              Lelaki itu menatap Salma dalam, penuh kesedihan. Sorot matanya penuh tanya. Dan Salma saat ini mendadak sedih. Salma membuang wajahnya dari Rendra. Walaupun Salma tidak ingin bertemu dengan Rendra lagi.

              Karena sudah dipastikan jika dia pasti tidak akan kuat. Hatinya bersedih karena sejujurnya ia tidak mau berpisah dengan Rendra. Salma mau menerima Rendra apa adanya.

“Jelasin semuanya, kenapa kamu tiba-tiba pengen putus. Kenapa kamu tiba-tiba aja mutusin aku, Sal.”

“Kal, gue pulang duluan, yah.”

              Salma berdiri namun segera Rendra pegang tangannya kuat-kuat. “Mau kemana? Kamu belum jelasin apa yang sebenarnya terjadi, Sal.”

“Gak ada yang harus aku jelasin. Udah jelaskan udah, jelaskan aku minta putus sama kamu itu karena apa.”

“Sal, aku belum siap-“

“Terus aja kamu bilang belum siap. Terus kamu siapnya kapan? Perempuan itu butuh kepastian, Ren. Sekarang lepasin aku. aku harus pulang.”

“Yaudah sekarang, ayo. Ayo sekarang kita beli cincin tunangan, Sal. Please aku gak mau putus, Sal.”

              Hati Salma sakit mendengar hal itu. Sementara Kalani sekarang hanya diam sambil minum. Kalani menaikan kedua alis matanya. Sejujurya Kalani ingin mengatakan pada Rendra jika Salma saat ini sudah menikah dengan sahabatnya sendiri.

“Nggak, sudah terlembat,” kata Salma. “Aku udah kehabisan kesabaran dan kamu udah kehabisan kesempatan.”

              Salma saat itu tidak sadar jika di dalam coffee shop itu ada Deni yang ternyata suami dari Vinia. Deni merekam semuanya. Segalanya dan ucapan Salma tentang wanita butuh kepastian itu terdengar oleh Rafa.

              Rupanya, Deni mengirimkan video itu ke grup keluarganya yang saat itu Salma memang belum masuk. Rafa sih santai saja karena dia tahu keadaan pernikahannya dengan Salma seperti apa.

              Tapi tidak dengan Vania. Perempuan itu begitu menggebu-gebu. Banyak sekali ucapan yang tidak enak jika dibaca oleh Salma. Namun, Rafa buru-buru mengetik sesuatu.

Rafa: Itu mantan pacarnya Salma. Ya wajar kalau mantan pacarnya masih ngejar-ngejar orang Salma emang belum bilang kalau udah nikah.

Vania: mantan pacarnya? Lah kok bisa mantan pacarnya masih ngejar?

Vini: hmm mencurigakan. Kamu rebut Salma dari pacarnya?”

Rafa: bukan rebut tapi emang kitanya aja saling suka. Duh, nanti deh aku ceritain. Pokoknya Salma gak selingkuh dari aku. Sebaliknya, Salma itu selingkuh sama aku.

Vania: Dan kamu mau sama wanita selingkuh? Selingkuh itu penyakit Rafa!

Rafa: Bukan Salma yang mau selingkuh tapi aku yang ngajak selingkuh. Udah jangan gitulah mbak ke istri aku. Jangan keras-keras sama Salma, aku tuh sayang sama Salma.

              Akhirnya obrolan itu berakhir. Jujur Rafa sebenarnya kaget karena tiba-tiba saja kakak iparnya, Deni mengirimkan video itu pada grup keluarga. Sebenarnya Rafa kesal tapi apa boleh buat ia tidak bisa memaksa orang untuk selalu ikut degan keinginannya.

              Sementara itu di rumah, Salma tengah menangis. Ia memeluk dirinya sendiri di kamar meringkuk bak bayi yang masih berada di dalam kandungan ibunya. Kamar adalah satu-satunya pelariannya.

              Salma ingin berteriak keras melampiaskan segala yang ada di dalam hatinya. Tapi yang Salma lakukan sekarang hanyalah diam menangis menahan dirinya untuk tidak berteriak. Ia tidak ingin keluarganya tau masalah ini.

              Salma menangis sampai ia tertidur. Namun, ketika ia tengah tidur, tiba-tiba saja pintu kamarnya terketuk berkali-kali. Dari luar sana terdengar sang ibu memanggil-manggil nama Salma berkali-kali.

“Aduh, ma, apaan sih ah. Salma capek.”

Mama Rahma menatap Salma penuh tanya. “Ada Rendra di bawah.”

Jantung Salma terasa akan loncat saat itu. Pendengarannya juga tidak ia percayai dan mendadak Salma mengira jika ia masih dalam mimpi.

“Salma,” panggil mama Rahma lagi. “Ada Rendra di bawah. Kamu ini gimana sih katanya urusan sama Rendra udah selesai tapi pas mama sama papa bilang kamu udah nikah sama Rafa kok Rendra tekejut sih. Sebenernya apa yang kamu sembunyiin?”

“Sial!” kata Salma dalam hatinya.

“Sal, jangan diem aja. Kenapa kamu ini kayak gini sih? Kenapa kamu gak bilang? Rendra kesini dateng bawa-bawa cincin.”

              Hati Salma makin remuk mendengar hal itu. Ini adalah impiannya sejak dulu. Ia ingin sekali melihat Rendra datang membawa cincin untuknya. Meskipun sederhana tapi Salma tidak peduli yang penting keseriusan Rendra.

              Salma menarik nafasnya lalu ia turun dari lantai dua. Ia melihat Rendra dengan kotak beludru merah di depannya. Rendra telihat duduk sambil memegang kedua kepalanya. Papa Tio menatap Salma meminta penjelasan pada Salma.

              Papa Tio lalu berdiri dan membiarkan Salma sendiri yang menjelaskan segalanya. Pun dengan mama Rahma yang sama-sama membiarkan Salma duduk berdua berbicara empat mata dengan Rendra.

“Ren,” Kata Salma dengan suara yang begitu lembut menyapa telinga Rendra.

              Sungguh ini adalah pemandangan paling menyedihkan yang pernah Salma lihat. Ia mendambakan lelaki pujaannya datang ke rumah membawa sekotak cincin untuknya. Ia mendambakan hal ini sejak lama.

              Tapi, entah menatapa kedatangan Rendra saat ini begitu terambat. Walaupun sebenarnya tidak benar-benar terlambat.

“Kenapa?” tanya Rendra dengan suara parau. Wajah Rendra masih tertunduk dengan kedua tangan memegang kepalanya.

“Maafin aku,” kata Salma hanya itu yang bisa terusacap dari bibir Salma. Salma ingin menjelaskan segalanya pada Rendra tapi ia tidak mungkin menjelaskan hal itu.

Rendra lalu menatap Salma. Dan tatapan Rendra inilah yang membuat hati Salma benar-benar terasa tercabik-cabik. Ia melihat wajah Rendra sendu, matanya merah.

“Kenapa harus sama Rafa? Bukanya dia sahabat kamu?”

“Sorry,” kata Salma. Lagi-lagi tidak bisa banyak berkata-kata.

“Kenapa kamu gak bilang, Sal? Kenapa kamu gak bilang kalau kamu udah nikah? Kenapa... Kenapa,” kembali Rendra tercekat menahan segala rasa sakit dalam hatinya. “Kenapa kamu menikah dengan laki-laki lain? Kenapa kamu ninggalin aku?”

              Tapi kali ini Salma diam. Keduanya saling mengatap satu sama lain. Sudah tidak air mata lagi di mata mereka. Mereka berdua terluka dengan cara mereka masing-masing. Namun, Rendra masih melihat ledakan cinta di mata Salma.

              Tatapan Salma yang di mata Rendra tidak pernah berubah sejak pertama kali mereka bertemu. Hari ini, meskipun Rendra telah mendengar jika Salma telah menikah namun baginya tatapan mata Salma tetap sama.

              Foto yang diperlihat papa Tio bagaikan ilusi mata Rendra. Foto Salma yang tengah menikah dengan Rafa bagaikan sebuah kebohongan.

“Apa semua ini cara kamu menguji aku?” tanya Rendra. “Kamu belum menikah kan dengan Rafa?”

              Namun lagi-lagi Salma diam. Mulutnya benar-benar tekunci. Hatinya sedang terluka, sulit sekali memunculkan tiap baris kalimat dalam keadaan seperti ini.

“Sal, kamu belum menikah, kan?” kali ini Rendra mendekat memegang kedua tangan Salma. “Ini semua kebohongankan?” tanya Rendra lagi.

              Rendra mengelus tangan Salma namun, detik berikutnya Rendra sadar jika di jari manis Salma telah terpasang cincin. Yang itu artinya, semua ini memang bukan kebohongan.

              Ingin rasanya Rendra menyangkal segala hal tentang pernikahan Salma namun, bukti di depan matanya sulit sekali dibantah.

              Kali ini, Salma meneteskan air matanya. Ia sudah tidak kuat lagi menahan bendungan air mata yang sejak tadi ia tahan.

“Maafin aku, Ren.”

Rendra sempat terdiam sejenak. Ia menatap cincin yang terpasang di jemari Salma “Perempuan memang butuh kepastian,” ucapnya lemas. “Dan aku tidak bia memberikan kepastian itu, kan. Hanya karena ucapanku tentang tunangan itu tidak aku sanggupi kamu langsung menikah dengan orang lain!” kata Rendra.

              Rendra terndengar marah. Nada bicarnya berubah dari yang tadi sendu sekarang penuh dengan kebencian dan amarah.

“Dasar perempuan matrealistis. Untung saja aku tidak jadi menikah denganmu. Pantasan saja aku selalu ragu ternyata memang benar kamupun sama, semua manusia di dunia ini sama!”

              Rendra lalu berdiri dan meinggalkan Salma. Kotak cincin beludru berwarna merah itu ia tinggalkan begitu saja.

“Ambil saja cincin itu. Anggap itu duri yang aku berikan pada pernikahan kamu!” kata Rendra lalu kini meninggalkan Salma dengan luka. Luka bak duri yang benar-benar Renra tanam di hati Salma.

Bersambung

Kalau kalian jadi Salma kita-kira mau gak jelasin segalanya?

Maksudnya jelasin kalau ya pernikahan ini tuh kek pernikahan pura-pura.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!