【Baik, Cantik×Ganteng+Perselingkuhan,Cinta Segitiga+Cinta Manis, Komedi Romantis】Saat suamiku sibuk bermesraan bersama mantan kekasihnya, akupun tidak mau kalah! Dan pada akhirnya akupun memadu kasih dengan dia yang adalah......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CancerGirl_057, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18 #
Kali ini, tangisku semakin menjadi-jadi. Aku seperti wanita gila yang baru saja kehilangan seluruh dunianya. Aku benar-benar merasa di hancurkan tanpa belas kasih oleh suamiku sendiri. Mimpi yang ingin aku bangun bersamanya kini telah runtuh.
"Mbak, sadar, Mbak. Jangan gini." Ujar andre. Ia terlihat kebingungan menatapku.
Aku terus menangis, membiarkan seluruh rasa sakit dalam dadaku menguap bersamaan dengan air mata yang mengalir deras.
Sedikitpun aku tidak pernah menyangka, bahwa suamiku tega berselingkuh di belakangku. Entah sejak kapan, namun seharusnya aku sudah tahu jika memahami setiap gerak-gerik dan sikapnya selama ini.
Benarkah dia berselingkuh karena tidak puas saat bersamaku?
Benarkah ini semua salahku?
Sudah sejak kapan ini terjadi?
Pertanyaan itu terngiang-ngiang di kepalaku, membuatku semakin sulit untuk berhenti menangis. Saat itu juga, Andre tiba-tiba memeluku. Ia memelukku dengan erat sambil mengusap punggungku.
"Sudah, Mbak. Sudah." Ucapnya.
Perlahan, akupun mulai tenang. Andra datang dengan segelas air lalu memberikannya padaku.
Mereka membantuku bangkit dari lantai. Akupun naik ke atas ranjang dan berbaring.
"Kita harus gimana?" suara berisik terdengar olehku. Sepertinya Andra dan Andre pun turut bingung dengan maslah yang ada di rumah ini.
"Mas Chris mana?"
"Di depan."
Setelah itu, suara langkah kaki mereka terdengar menjauh. Aku tidak lagi mendengar apapun.
Akupun terbangun dalam keadaan tak karuan. Rambutku berantakan, kedua mataku bahkan sulit terbuka karena sembab akibat menangis semalam.
Dengan terpaksa, aku menyeret kakuku melangkah meninggalkan kamar menuju kamar mandi. Saat melewati dapur, sebuah tudung saji tertata rapi di atas meja makan.
Aku membukanya, melihat nasi beserta lauk pauknya tersedia disana. Mungkin kembar sengaja menyiapkannya untukku. Mereka memang sangat perhatian dan mengerti perasaanku.
Aku bergegas mandi, membersihkan diri agar tubuhku segar kembali. Setelah itu, aku menikmati sarapan pagi dengan tenang. Membiarkan hati ini beristirahat sejenak agar aku bisa berpikir dengan baik serta bijak dalam mengambil apapun keputusan terbaik yang harus aku lalukan.
Namun, belum habis nasi di piring, Mas Chris tiba-tiba datang mendekat. Laki-laki itu dengan tidak tahu malunya duduk di kursi yang bersebrangan denganku.
"Maafkan aku, Ketty." Ucapnya pelan.
Aku menghela napas dan bangkit dari kursi, membuang nasi yang masih tersisa di piringku dan beranjak pergi. Melihatnya saja sudah membuatku muak, aku langsung kehilangan selera makanku.
"Ketty! Aku mengaku salah, aku berjanji akan berubah." Tegasnya.
"Mas, kamu nggak perlu berubah. Lanjutkan saja apa yang udah kamu lakukan selama ini. Tapi, ceraikan alu lebih dulu. Kembalikan aku pada orang tuaku, lebih baik kita berpisah karena hubungan ini udah nggak bisa di pertahankan lagi." Jawabku dengan tenang.
"Nggak! Aku nggak akan menceraikanmu!" Seru Mas Chris.
Aku menatap Mas Chris dengan dahi berkerut. Aku sudah menghabiskan air mataku semalam, takkan ku tangisi lagi laki-laki sepertinya. Jika aku saja tidak cukup untuk membuatnya bahagia, untuk apa lagi aku mempertahankannya.
"Jangan bilang kalau kamu mau menjadikan janda simpananmu sebagai adik maduku, Mas. Memikirkannya saja membuatku muak." Ujarku tetap tenang,
Mas Chris terdiam sesaat. Nampaknya tebakanku hampir benar. Bisa-bisanya dia berpikir untuk menikah lagi. Berapa banyak uang yang dia hasilkan tiap bulan sampai berpikir memiliki dua istri.
"Bapakku lagi sakit. Jangan ceritakan masalah ini pada siapapun. Bapakku sayang kamu, jaga perasaannya!" Jelas laki-laki itu.
"Kalau harus menjaga perasaannya, seharusnya jamu menjaga perasaanku, Mas. Setan apa yang merasukimu sampai kamu tega berbuat begitu sejauh ini!" Ucapku.
Mas Chris hanya diam tak berkutik, ia masih duduk di tempatnya sambil menatapku.