NovelToon NovelToon
Istri Ke-Dua Tuan Muda Arogan

Istri Ke-Dua Tuan Muda Arogan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Nofiya Hayati

Manis bak madu, harusnya itulah perumpamaan yang cocok untuk Naora Alesha di awal pernikahannya bersama Axton, Tuan Muda dan pewaris tunggal keluarga Sanders. Namun perumpamaan itu seolah tak lebih dari sepenggal kutipan manis dari cerita novel romantis.

Belum sampai indahnya balutan gaun pengantin tanggal dari tubuh, Naora harus menelan kenyataan pahit, sepahit empedu. Di malam pertama pernikahan, ia sudah dicap sebagai orang ke-tiga oleh suaminya sendiri, Axton. Ternyata, Axton sudah memiliki seorang istri yang sangat ia cintai sebelum menikahinya.

"Dan satu hal yang harus kutekankan. Jangan mengharapkan sebuah kehadiran cinta di dalam pernikahan sialan ini. Sampai kapanpun itu tidak akan terjadi."

Axton Sanders.

"Dan jangan salahkan aku jika suata saat kau harus menjilat air ludah yang sudah kau sembur karena terpesona dan jatuh cinta kepadaku."

Naora Alesha.

Apakah Naora akan sanggup menjalani kehidupan pernikahannya bersama Axton yang memiliki sifat super arogan dan selalu bertindak sesuka hatinya. Dan ditambah lagi ia harus tinggal satu atap bersama madunya, Lana?

Apakah Axton akan goyah dan membuka hatinya untuk Naora setelah menyadari Bahwa istri ke-duanya itu adalah wanita yang sangat berbeda?

Hai ... para readers. Karya ini dibuat dalam ajang mengikuti lomba bertemakan 'Berbagi Cinta'. Jadi mohon dukungan ektra kalian ya. Tolong tinggalkan like dan komen di setiap episodenya. Terima Kasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nofiya Hayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perdebatan Di Dalam Mobil

"Naora! Kau masuklah ke dalam mobil!" titah Axton bernada tinggi, lengkap dengan tatapan garang untuk istri ke-duanya itu.

Melengos begitu saja. Kalimat titah dari Axton terdengar seperti sentakan menyakitkan bagi Naora. Tidak ada yang salah dengan semua ucapannya. Memang harus begitu cara menyikapi manusia bertingkah sok lemah dan manja seperti Lana. Bagitulah pikirnya.

Sudah cukup ia berdiri tegar sebagai istri tak diakui. Mengorbankan perasaan yang seharusnya sangat berarti. Membiarkan mata menyaksikan kemesraan suami dan madunya setiap hari. Tak menuntut keadilan yang seharusnya dia dapati. Namun, ada hal yang akan terus ia jaga, yaitu harga diri.

Axton memandang sekilas punggung Naora yang hampir tenggelam ke dalam mobil sebelum menggiring manik matanya ke arah Lana. "Jika kau tidak ingin mengakui pernikahan kita di depan Daddy, setidaknya dukung aku agar aku bisa kembali menjalin hubungan sehat dengannya, Lana. Bersikaplah sedikit dewasa."

Lana tertegun. Baru kali ini Axton memasang muka kecewa kepadanya. "Bukannya aku tidak ingin mengakui pernikahan kita di depan Daddymu, aku hanya belum siap untuk saat ini. Kau 'kan tahu bagaimana bencinya dia kepadaku. Dan jangan berpikir aku tidak selalu mendukungmu, Honey. Aku hanya takut kau mulai mencintai istri mudamu itu."

Mencengkeram lembut kedua lengan Lana, Axton menatap lekat sepasang manik hitam di depannya. "Itu tidak akan terjadi, percayalah. Dia tidak berarti apa-apa bagiku, hanya kau istriku. Lagian aku akan menceraikannya." Ia meyakinkan.

Iya, kelak aku akan menceraikannya, pasti! Aku akan mengembalikan kebahagiaan pernikahanku bersama Lana seperti dulu sebelum dia hadir di antara kami. Di sisi lain, Axton juga bekerja keras meyakinkan dirinya sendiri. Kendati, ada setitik kerisauan yang tak dimengerti.

Apakah bisikan batinnya itu benar-benar dari hati? Entalah! Biarkan waktu yang menjawabnya.

Senyuman lega terbit pada sepasang bibir Lana. Dibawanya kaki sedikit berjinjit lalu mencium bibir Axton yang langsung mendapat sambutan. Pertukaran cairan saliva itu berlangsung beberapa saat hingga Axton melepas pagutan dengan paksa karena Lana seolah enggan mengakhirinya dengan cepat.

Tanpa disadari oleh mereka, ada sepasang telinga yang mendengar percakapan mereka. Ada sepasang mata yang melihat percumbuan mereka. Dan juga ... ada seonggok hati yang tersakiti karena mereka.

Aku memang tak semestinya menjadi duri di antara kalian saat ini. Aku mempunyai sepasang sayap yang bisa membawaku terbang jauh dari gubuk derita ini. Akan tetapi, terpaksa kumematahkannya dan memijakkan kaki di sini, terpenjara oleh status yang tak dianggap berarti. Itu semua demi nama baik dan kesehatan Daddy. Serta ... untuk mewujudkan keinginan jiwa yang lain.

Kau akan bisa melalui semuanya, Naora. Tuhan telah memberimu sebuah hati sekuat baja.

Saat dalam perjalanan menuju ke kediaman Edrich, sempat terjadi perdebatan antara Axton dan Naora di bangku penumpang mobil belakang karena kali ini mereka menggunakan jasa sopir pribadi.

"Sudah aku peringatkan kepadamu untuk bersikap baik kepada istriku! Jangan sakiti hatinya!" Axton mencekeram kuat lengan kecil Naora hingga terbit ringis kesakitan di mukanya.

Kali ini aku memang harus lebih tegas kepada wanita ini agar tidak berulah lagi. Semenjak ada dia, Lana terus saja merajuk. Membuatku gila!

Membuatnya gila? Apakah dia mendadak mengidap amnesia? Atau ... jangan-jangan dia pikun di usia muda? Tadi pagi jelas-jelas ia diam-diam menertawakan Lana karena menjadi ejekan Naora. Itu apa coba? Bukankah itu berarti dia menikmatinya.

Dasar labil.

"Apa yang telah aku lakukan kepadanya? Aku bahkan tidak menyentuhnya sama sekali, bagaimana bisa dia tersakiti!" Naora membela diri, tak ingin disalahkan karena memang tidak ada yang salah menurutnya.

Cengkeraman sebelah yang semula bersemayam di lengan kini pindah di kedua pipi Naora. Tampak si wanita mencoba membuang jemarin besar Axton, sayangnya kekuatan si pria lebih mendominasi.

"Kau menyakitinya dengan lidahmu itu. Hati Lana itu sangat mudah patah, dia rapuh, perasaannya sangat lembut, tapi kau terus saja mengganggunya dengan lisanmu. Sepertinya, aku harus memotong lidahmu agar kau tak lagi melawan perkataanku," kecamnya.

Naora tiba-tiba membisu. Mengalihkan pandangan ke arah lain, enggan membalas tatapan tajam Axton. Ada sebuah rasa yang ingin ditutupinya.

Lagi-lagi dia memutuskan tatapannya dariku. Pasti ada sesuatu yang ingin disembunyikannya lagi. Aku sangat benci sikapnya yang seperti ini. Membuatku tidak nyaman. Ternyata Axton menyadari gelagat si wanita.

"Kenapa diam? Sekarang kau tak berani melihatku. Ke mana perginya keberanianmu itu?"

Situasi seperti ini sangat tidak aku inginkan. Di saat hati ini terluka dan kecewa, tatapan Axton malah mengingatkanku kepada Mama. Mana mungkin aku rela melayangkan tatapan kebencian kepadanya. Keluh hati kecil Naora.

Kedua pipi yang masih dalam kuasa rengkuhan jari-jari besar itu tertarik kasar, membawa muka Naora kembali bersitatap dengan muka Axton. "Bisakah kau mengerti, bahwa bukan Lana saja yang memiliki perasaan di sini. Ada wanita lain juga."

Deg!

Axton merasakan sensasi denyutan kuat pada jantungnya saat Naora membalas tatapannya. Sorot mata ini lagi. Seolah rapuh dan butuh perlindungan. Tapi dia terlalu keras kepala, dan berlagak sok kuat.

"Coba sedikit saja kau membayangkan jika wanita yang kau cintai berada di posisiku, pasti kau tidak akan bersikap kasar seperti ini." Ia menepis tangan Axton dari mukanya. "Apa yang kau rasakan apabila ibumu yang berada di posisiku? Kau pasti tidak rela bukan?"

Lidahnya mendadak kelu, selaras dengan hati yang pilu. Serangkaian huruf yang membentuk kata indah 'Ibu' sungguh menyentuh kalbu. Namun sayang, egonya tak dibiarkan berlalu.

"Ibuku sudah meninggal, jadi dia tidak akan mungkin berada di posisimu." Axton menjauhkan tubuhnya dari Naora dan memilih mengakhiri perdebatannya. Melayangkan pandangan pada pemandangan di luar kaca jendela.

Atmosfer di dalam mobil kembali tenang dari beberapa saat yang lalu. Keheningan menyelimuti Keduanya yang setia dengan kebisuan. Masih butuh satu jam perjalanan lagi untuk sampai di tempat tujuan.

Lelah dengan hati yang merana, Naora mulai terlena ke dalam lelap. Perlahan tubuhnya terhuyun ke samping, hingga kepala mendarat di pundak kokoh Axton.

"Hei! Pindahkan kepalamu dariku."

Tiada sahutan, malah sebuah dengkuran halus yang tertangkap oleh indera pendengaran Axton. Diamatinya wanita yang masih bersandar di bahunya.

Ternyata dia ketiduran. Sesaat, kekaguman terlantun di batinnya.

Sangat cantik, tapi juga sangat keras kepala. Kalau lemah, ya akui saja. Bilang saja butuh sandaran bahu seorang pria.

Axton membetulkan posisi kepala Naora agar mendapatkan kenyamanan di pundaknya. Ia sedikit tersentak saat sebuah tangan tiba-tiba melingkari perutnya. Ia bahkan lupa bagaimana caranya bernapas dengan benar untuk beberapa saat. Hingga rasanya ia ingin berteriak frustrasi dan menggila saat tangan itu terjatuh tepat di atas batangnya.

Aarg! Aku semakin yakin, wanita ini memang racun!

Bersambung~~

Axton: Thor, lu tega! Babnya dibuat bersambung dalam posisi gue seperti ini.

Thor: Udah nikmatin aje😏

Axton: Ngilu Thor😭

Thor: Makasih lo para sister masih setia nyimak karya ini. Jangan lupa tinggalkan like dan komentar pada setiap babnya. Dan ... vote dan gift juga boleh banget disumbangkan ke author calon femes ini. Aminin yang keras dong...🤗 'kan ucapan adalah doa.

Ditergen: AAMIN.........! udah gue aminin thor.

Thor: Lu ngapain ngatung-ngatung tangan gitu?

Ditergen: Bayarrr...!😏

Thor: Dasar liknit😤

Sarangheyo..😘😘

1
er
Buruk
Nofi Kahza: Tolong kondisikan jari julidmu ya wahai pembaca yang berbudiman! Jangan ngerusak pamor karya Author seenak jidatmu. Nggak suka tinggal skip.
total 1 replies
Hariaini Har
Luar biasa
kavena ayunda
jd dia gk bs bangun atau gimana🙄 bukannya uda sering tdr ma.istri.pertama
MFay
karma tu si Lana, makanya kalau nyakitin org ingat". eh, tapi kn memang Lana begitu 😏
Gladys Aira
bagus Thor bacanya memporak porandakan hati
Nofi Kahza: makasih ya kak dh baca karya recehku sampai katam🥰🥰🥰
total 1 replies
MFay
Du,Du,Du ...
tentukan keputusan dah axton biar rmh tanggamu dgn naora tetap bahagia
MFay
Perlahan mulai ada perubahan, walau blm greget tanpa perpisahan sejenak 😁
MFay
Tinggal ja si axton, biar tau kalau kamu berharga setelah ditinggal 😈
Sundari Sekariputi
bgs ceritanya thor 👍👍👍
Anik Ajiwati
terimakasih othor,karyamu ini sgh berkesan..i love u Thor 🙏😘😘
Ma Em
Kecewa
sandi Gelau
Lana tu mcm ada sesuatu disembunyikan
Lila Alatas
belum terkuak,
sebab kebencian ayah y Acton.
Erna Wati
🌹🌹🌹🌹🌹
Febi Martuti
bagus
Nur Ain
hahaha lama2 laki kau dgn kau ja mati pucuk dgn Naira hidup btg nye
Nur Ain
patut la bertahan rupanya ada yg BG servis xx nye
Nur Ain
Lana tua udah hahaha suami nye x dak nafsu
Nur Ain
hahaha 1 sama
Nur Ain
hahaha apa btg nye x naik thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!