Season1
Dita merupakan gadis cantik yang selalu di kucilkan keluarga nya, di saat pesta ulang tahun saudari tirinya bernama Sheila menjebaknya dengan mencampurkan obat perangsang di minuman Dita.
Nathan, seorang Ceo tampan yang banyak di kagumi oleh kaum hawa. Nathan yang menderita mysophobia yang alergi jika di dekati oleh wanita maupun di sentuh.
Sahabat nya bernama Daniel prihatin akan phobia Nathan hingga nekat memberi obat dan menyewa seorang pemuas nafsu.
Season ke 2
Menceritakan kehidupan dan perjalanan cinta dari twins L. Al yang gila dengan pekerjaan dan juga perfeksionis, sementara El kebalikan dari itu.
Lea, adik dari twins L yang sangat manja dengan IQ standar. Dia sangat mengagumi wajah pria yang berparas tampan, hingga banyak pria yang salah paham dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erma _roviko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Rasa penasaran yang selalu bertambah setiap hari, membuatnya tidak bisa tidur dengan tenang.
Memain kan pulpen dengan pikiran yang melayang.
"aku sangat penasaran dengan Dita dan juga anaknya, apa yang terjadi padaku, bahkan aku tidak bisa tidur memikirkan ini, " batin Nathan yang mengusap wajahnya dengan kasar.
Nathan mencari kontak dan menghubunginya, "temui aku di ruangan ku dalam waktu 3 menit, jika terlambat kamu tanggung akibatnya. "
Telfon yang putus secara sepihak membuat seseorang di seberang sana mengumpat dengan mengabsen satu persatu hewan di kebun binatang.
Pintu di dorong dengan sangat keras membuat Nathan memegangi dada dan mengontrol detakan jantung yang tidak stabil, "Shitt.... Kamu tidak tau bagaimana membuka pintu dengan benar?. "
"Hehe.... Bukan salahku, Kamu sendiri yang memberi waktu yang sangat singkat. Apa kamu tau, pekerjaanku menumpuk karena kamu melimpahkan semuanya padaku, " Ucap pria tampan itu.
"Jadi kamu ingin menyalahkan ku, Begitu maksudmu?. "
"Dasar tidak peka, seharusnya kamu berterimakasih karena aku datang tepat waktu, " ucap Daniel yang membusungkan dada.
"Jangan membanggakan dirimu sendiri, kamu telat 5 detik. Kamu tau apa konsekuensi nya? ucapan Nathan membuat nyali Daniel menjadi ciut bagai keong yang masuk dalam cangkang nya.
"Hehe.... hanya telat 5 detik, " Daniel menggaruk telinga yang tidak gatal.
"5 detik atau pun 5 menit kamu tetap terlambat, aku paling tidak menyukai jika ada yang tidak disiplin. "
"Hei, ayolah!! apa begini sikapmu dengan sahabatmu yang paling tampan ini?, " protes Daniel tak terima.
"Di antara kita akulah yang paling tampan, jangan memuji dirimu, di sini tidak akan berlaku. "
"Kali ini aku memerintahkan mu untuk mengawasi Dita dan juga anak kembar itu, " ucap Nathan yang menatap di luar jendela.
"A....aku? tapi kenapa aku, bisa saja kamu menyewa detektif swasta untuk mengawasi mereka, " Daniel tak terima dengan perkataan atasannya kali ini.
"Jangan mempertanyakan nya, ini perintah mutlak dari ku dan untuk hukuman mu yang terlambat 5 detik itu, aku memberimu hukuman dengan memotong gajimu 20 persen, " titah Nathan yang menatap datar.
"Apa-apaan ini? kamu memotong gaji 20 persen yang hanya terlambat 5 detik, yang benar saja, " Daniel mengusap wajahnya dengan kasar dan menendang kursi yang tak jauh darinya.
"Sialan."
" 30 persen"
"What?? kamu bercanda ya!," ucapan Nathan membuat Daniel menuruti permintaannya, berlalu pergi meninggalkan ruangan itu.
Lagi dan lagi Daniel harus turun tangan berkat Nathan yang memerintahkan mengawasi Dita dan juga anak kembarnya.
"Nathan sialan, kenapa harus aku? bukankah dia bisa membayar detektif atau apalah itu atau jangan-jangan Nathan sudah bangkrut, " gumam Daniel.
****
Daniel mengikuti twins L menuju taman bermain bersama Lilis dan membawa seekor anjing terlatih milik Bara, gelagat Daniel yang tidak profesional dalam mengawasi, membuat Al dan El dengan mudahnya membaca situasi.
"El, kamu lihat!! pria yang menyamar itu seperti tidak asing, " ucap Al berbisik.
"Kamu benar, aku curiga dengannya. Apakah dia pria jelek itu? " twins L saling menatap dan tersenyum jahil.
"Kamu tau apa yang aku pikirkan Al?. "
"Sebelum kamu memikirkan nya aku sudah tau. "
Daniel terus mengawasi dengan pakaian yang sangat menyusahkannya, memakai topi, kacamata hitam dan juga masker.
Mengamati twins L dari kejauhan, memegang koran dan melubanginya untuk di jadikan cela dalam mengintip.
"Nenek pergi membeli minuman dingin dulu, cuaca di sini sangat panas, kalian tunggu di sini dan jangan kemana-mana. "
"Iya, Nek, " ucap mereka dengan kompak.
"Apa kalian ingin menitipkan sesuatu?. "
"Kami ingin dua es krim cup dalam ukuran yang besar, " ucap Al menunjukan dua jari di hadapannya.
"Baiklah, nenek pergi dulu, kalian jaga diri dan jangan nakal, " Lilis berlalu pergi meninggalkan taman.
Twins L bertos ria, "bagus, sekarang menjalankan misi, " ujar El.
Al membawa anjing kesayangannya yang di beri nama Molly, anjing hitam jantan yang berukuran sangat besar juga terlatih dalam militer, dia melepaskan rantai di leher sang anjing serta membisikkan sesuatu.
Daniel mengerutkan kening karena penasaran, "apa yang sedang dia lakukan?," gumamnya.
El meniupkan peluit yang bertengger di lehernya, suara itu berhasil memicu sang anjing bereaksi, berlari mendekati Daniel.
"Oh tuhan, kenapa anjing itu berlari ke arahku?, aku yakin jika mereka mengetahui jika aku mengawasinya, " batinnya.
Daniel segera berlari dengan terbirit-birit menghindari jika anjing itu menggigitnya dan terkena rabies. Twins L tertawa terpingkal-pingkal.
"Dasar anak sialan, aku akan membalas perbuatan kalian nanti, " umpatan Daniel yang masih di kejar Molly.
"Apa yang kalian tertawakan?," tertawa itu terhenti saat mendengar suara Lilis.
"Hehe tidak, Nek, " sanggah Al dengan cepat.
"Eh, Nenek tidak melihat Molly, dimana dia?."
"Biar aku yang memanggil nya, " ujar El yang meniup peluit dan dengan cekatan anjing itu datang dan duduk dengan tenang.
"Anjing pintar, " Al mengelus kepala Molly dan memberinya makan.
Dita yang baru pulang dari butik menyempatkan diri untuk singgah ke toko kue, di perjalanan pulang dia tak sengaja bertemu dengan Randa. Pertemuan kedua kali di tempat yang sama saat Dita tak sengaja menabraknya.
"Aku tak sangka jika kita bertemu lagi di tempat yang sama, " ucap Randa yang tersenyum memperlihatkan lesung pipi di wajahnya.
"Mungkin hanya kebetulan, " jawab singkat Dita.
"Apa kamu dari toko kue?. "
"Hem, benar."
"Apa kamu menyukai cake?," ucap Randa yang penasaran.
"Tidak, ini untuk kedua putraku. "
"Jadi kamu telah menikah?."
"Hem, aku hanya ibu tunggal."
"Berapa usia anak mu?. "
"Mereka baru berusia 5 tahun. "
"Oh ya, apa aku boleh mengantarmu pulang, " tawar Randa.
"Hem, aku tidak ingin merepotkan mu, " tolak Dita.
Dia sangat risih dengan pria di sampingnya, Dita tau jika pria itu menyukainya, terlihat jelas dari cara Randa yang selalu mendekatinya.
"Itu tidak akan membuat ku repot. "
"Maaf, jangan mengikuti ku, " ujar Dita yang sangat jengkel dengan pria di sampingnya. Dengan langkah cepat, Dita menghindari pria itu.
Randa menatao punggung Dita yang mulai tak terlihat, "untuk pertama kalinya aku mengejar-ngejar wanita, biasanya wanita yang mengejarku. Dita, aku yakin jika kita di takdirkan untuk berjodoh, " batin Randa dan masuk ke dalam mobil.
Randa melihat jalanan dari balik kaca mobilnya, membayangkan wajah cantik yang menatapnya kesal, Randa selalu tersenyum dan memperlihatkan lesung pipinya. Cantik, itulah kata yang menggambarkan Dita di mata Randa saat ini, Randa yang terkenal akan pemilihnya dan di cap sebagai playboy.
"Aku sungguh gila memikirkan wanita itu. "
Randa menghubungi sekretaris nya dan memerintahkan untuk mencari identitas Dita.
"Hallo, kamu aku tugaskan untuk mencari identitas Dita, wanita yang aku temui di depan toko kue." Randa mematikan sambungan telfonnya.