NovelToon NovelToon
Di Balik Kontrak

Di Balik Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Cha Aiyyu

Pernikahan Briela dan Hadwin bukanlah hubungan yang didasari oleh perasaan cinta—

Sebuah kontrak perjanjian pernikahan terpaksa Briela tanda tangani demi kelangsungan nasib perusahaannya. Briela yang dingin dan ambisius hanya memikirkan keuntungan dari balik pernikahannya. Sedangkan Hadwin berpikir, mungkin saja ini kesempatan baginya untuk bisa bersanding dengan wanita yang sejak dulu menggetarkan hatinya.

Pernikahan yang disangka akan semulus isi kontraknya, ternyata tidak semulus itu. Banyak hal terjadi di dalamnya, mulai dari ketulusan Hadwin yang lambat laun menyentil hati Briela sampai rintangan-rintangan kecil dan besar terjadi silih berganti.

Akankah benar-benar ada cinta dari pernikahan yang dipaksakan? Ataukah semuanya hanya akan tetap menjadi sebuah kontrak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cha Aiyyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SHOPPING AND SCORN

"Brie—" Hadwin memanggil Briela namun ia tidak melanjutkan kalimatnya. Briela menunggu.

"Ada apa?" Briela yakin Hadwin ingin mengatakan sesuatu. Namun, beberapa saat menunggu Hadwin tetap tidak melanjutkan kalimatnya.

"Makanlah, selagi hangat. Aku akan pulang terlambat." Hadwin memutus panggilan telepon.

Meski Briela masih penasaran akan panggilan yang Hadwin tujukan padanya, namun Briela mencoba melupakannya. Hadwin pasti memiliki alasan untuk tidak melanjutkan kalimatnya, Briela harus menghargai itu.

Keesokan paginya Hadwin sudah menyiapkan dua buah cangkir latte dan roti panggang dengan topping telur mata sapi di atasnya. Briela keluar dari kamarnya lebih pagi dari hari sebelumnya.

Wanita itu mendekati meja santai di depan televisi. Sepertinya tempat itu memang Hadwin jadikan lokasi untuk sarapan, mungkin agar terkesan lebih santai karena tidak dilakukan di meja makan layaknya lunch dan dinner.

Briela menyeruput lattenya tanpa bicara. Hadwin memperhatikan Briela dalam diam. Briela juga mengambil sepotong roti panggang untuk dimakan, dan tidak butuh waktu lama hingga semuanya masuk ke dalam perut Briela. Lagi-lagi Hadwin memperhatikan Briela dalam diam.

"Katakan saja jika ingin berbicara, jangan menatapku seperti itu!" Briela menatap wajah Hadwin, dan tentu saja kali ini pun Hadwin terlihat menawan.

"Maaf karena aku tidak menepati janjiku, Brie."

"Hei— ayolah! Aku bukanlah anak-anak yang akan merajuk karena sebuah janji. Lagi pula kau sudah meminta maaf semalam, lewat pesan juga. Sudahlah!"

"Tetap saja aku merasa tidak enak." Hadwin menautkan kedua jemari tangannya.

"Terimakasih sarapannya. Aku akan berangkat ke kantor," pamit Briela.

Hadwin menghentikannya, pria itu mengeluarkan dompet dan mengambil dua buah kartu. Satu kartu debit dan satu lagi kartu kredit dengan warna hitam. Pria itu memberikannya pada Briela. Briela terlihat kebingungan.

"Terimalah, Brie. Kartu debit ini atas namamu dan aku akan mengirimkan sejumlah uang untukmu setiap bulannya melalui kartu itu dan tentu saja bulan ini aku sudah mengirimkannya. Dan black card itu, pakailah untuk berbelanja kebutuhanmu!"

Briela menerima dua kartu yang dipaksa Hadwin dalam genggamannya, ia menatap kartu-kartu ditangannya dengan heran.

"Untuk apa ini semua?" Briela akhirnya mempertanyakan hal itu.

"Ini bentuk tanggung jawabku, Brie. Kau istriku sekarang, dan aku wajib memberikan ini untukmu."

Briela mengerjakapkan matanya beberapa kali. Ia masih merasa linglung.

"Sudahlah terima saja! Pakai black card nya jika ingin berbelanja, atau kau bisa mentraktir temanmu jika kau mau."

"O-oke baiklah."

Briela menyimpan dua kartu itu ke dalam dompetnya. Meski ia masih belum mengerti, tetapi lebih baik ia menyimpannya dulu.

Aku akan berbicara dengan Jennifer nanti.

Hari ini pun sama keduanya berangkat dengan mengendarai sendiri mobil masing-masing.

Sore hari, sepulang kerja Briela tidak langsung pulang ke rumah. Ia menghubungi Jennifer, kebetulan Jennifer sedang memiliki waktu luang. Keduanya bertemu di sebuah kedai kopi yang cukup terkenal di dekat kantor Briela.

"Hai pengantin baru," goda Jennifer begitu ia duduk di kursinya.

"Pelankan suaramu!" Briela membelalakkan mata. "Aku ingin mengatakan sesuatu," imbuhnya.

"Katakan saja!"

"Hadwin tadi pagi memberiku sebuah kartu debit dan black card— "

Belum selesai Briela berbicara, Jennifer menyela ucapannya. "Black card?"

"Iya— dengarkan dulu! Jadi Hadwin mengatakan hal-hal yang tidak aku mengerti."

"Mengatakan apa?" Jennifer mengerutkan wajahnya.

"Hadwin mengatakan karena aku sekarang istrinya jadi dia akan bertanggung jawab dan akan memberiku sejumlah uang melalui kartu debit itu dan dia juga memintaku berbelanja semauku dengan black cardnya."

"Apa yang tidak kau mengerti?" Jennifer semakin mengerutkan wajahnya.

"Apakah itu artinya Hadwin membayarku untuk memintaku melakukan sesuatu?" tanya Briela serius. Sungguh hanya itu yang muncul dalam benaknya sejak menerima kartu dari Hadwin.

Jennifer tertawa lepas, bahkan sampai memegangi perutnya. "Kau ini selalu cerdas, tapi, mengapa kali ini bodoh sekali?" Jennifer kembali tertawa.

Briela memukul lengan sahabatnya, wajahnya ditekuk karena kesal.

"Begini Brie, semua pria yang sudah menikah akan memberikan uang untuk istrinya. Itu disebut kewajiban, bukan berarti karena si pria sedang membayarmu untuk melakukan sesuatu." Jennifer mencoba menjelaskan pada Briela.

"Tapi untuk apa?"

"Untuk bertanggung jawab atas dirimu, Briela sayang." Jennifer kembali terkekeh.

"Tapi kami hanya menikah kontrak, Jen."

"Tidak masalah, meskipun menikah kontrak tapi Hadwin mau bertanggung jawab atas dirimu berarti pria itu benar-benar keren. Sudahlah tidak perlu pusing, lebih baik kita manfaatkan black card itu untuk berbelanja."

Jennifer menarik tangan Briela. Keduanya meninggalkan kafe dan pergi menuju pusat perbelanjaan terbesar di kota.

Jennifer terlihat begitu antusias, ia bahkan yang mengemudi mobil Briela. Meninggalkan manajer yang tadi mengantarnya ke kafe.

Sampai di pusat perbelanjaan yang ramai, semangat dan antusias Jennifer tetap sama tidak luntur sedikit pun.

Briela sendiri terlihat sedikit kesulitan mengimbangi langkah Jennifer.

Jennifer menyeret Briela ke dalam toko pakaian, wanita itu memilih beberapa potong pakaian sesuai selera Briela. Ia meminta sahabatnya untuk mencobanya. Dan seperti terhipnotis Briela mencoba semua pakaian yang tadi Jennifer pilih.

Briela hanya bisa melihat ketika Jennifer akhirnya membayar semua pakaian yang tadi Briela coba. Selanjutnya Jennifer menyeret Briela ke toko sepatu dan toko gaun, dan Jennifer melakukan hal yang sama seperti di toko sebelumnya.

Jennifer benar-benar kerasukan setan belanja. Belum puas dengan paper bag yang hampir memenuhi tangan Briela, Jennifer lagi-lagi menyeret Briela ke toko perhiasan.

Kali ini Jennifer hanya memilihkan Briela satu set perhiasan dengan desain simple untuk Briela. Kali ini Briela setuju untuk membelinya. Dari dulu keduanya memang menyukai perhiasan dengan model yang simple seperti itu. Selain membeli untuknya sendiri, Briela juga memilih satu set perhiasan yang hampir mirip dengan miliknya untuk Jennifer.

"Anggap saja ini sebagai ucapan terima kasih." Briela menyodorkan paper bag berisi kotak perhiasan pada Jennifer.

"Jangan! Ini kan, uang suamimu." Jennifer mengembalikan paper bag itu pada Briela.

"Tadi pagi Hadwin mengatakan kalau aku boleh menggunakannya semauku bahkan untuk mentraktir teman-temanku." Briela memaksa Jennifer menerimanya.

"Tadi siapa yang ragu-ragu menggunakan uang suaminya." Jennifer menggoda Briela.

Wajah Briela memerah. "Jangan menggodaku! Aku tadi hanya belum merasakan kenikmatan berbelanja saja, Jen."

Jennifer tertawa dan Briela juga ikut tertawa. Keduanya keluar dari toko perhiasan dengan tawa yang masih menyertai. Paper bag di tangan Briela hampir membuatnya tak terlihat.

Di depan toko perhiasan keduanya dihentikan oleh dua orang wanita. Briela mengingat kedua wanita itu adalah sepupu Hadwin.

"Hei— siapa ini? Bukankah dia istri yang di sembunyikan oleh Kakak Hadwin?" Salah satu wanita dengan rambut ikal membuka suara. Ia juga yang pertama kali menghadang langkah Briela.

Briela tidak memedulikan omongan wanita itu hanya ia masukkan ke telinga kanan lalu ia keluarkan lagi lewat telinga kirinya. "Halo apa kabar?" sapa Briela berbasa-basi.

Tidak ada jawaban dari keduanya, melainkan hanya cibiran dan wajah tidak menyenangkan dari kedua wanita itu.

"Aku ragu pernikahan Kakak Hadwin didasari oleh cinta yang setara. Aku rasa Kakak Hadwin telah ditipu oleh wanita ular itu. Aku rasa dia hanya mencintai uang Kakak Hadwin, lihatlah betapa banyak barang belanjaannya!" Wanita dengan rambut ikal itu kembali berbicara.

Briela mengabaikan hal itu, namun Jennifer sudah naik pitam. Briela tahu sahabatnya tidak akan membiarkan Briela diganggu orang. Briela menghentikan Jennifer dengan dalih bahwa mereka sepupu Hadwin. Briela tidak ingin memperpanjang masalah.

Briela menarik Jennifer untuk segera meninggalkan tempat itu. Jennifer masih kesal karena emosinya tak tersalurkan. Briela memilih diam, ia mengabaikan Jennifer yang mengomel.

Sampai di rumah Briela melihat Hadwin di depan televisi yang menyala.

"Hari ini aku memakai black cardnya untuk berbelanja bersama Jennifer. Kau tidak marah?"

Hadwin menatap Briela, ia mengulas senyum. "Untuk apa aku marah? Kau bebas berbelanja, Brie."

"Jika aku selalu memakai uangmu, bukankah orang akan menilaiku menikahi uangmu?" tanya Briela. "Yah— walaupun memang seperti itu kenyataannya," imbuh Briela lirih.

Hadwin kembali fokus pada Briela, ia meninggalkan televisinya. "Ada apa?"

Briela menggigit bibir bawahnya. Ia ingin bercerita. Hadwin menunggu dengan sabar.

1
Reni Anjarwani
lanjut thor
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut
Reni Anjarwani
lanjut thor
iyz.e15: makasih yaa udah setia nungguin up nya. Aku lagi kurang enak badan tapi baca komen kamu yang dukung karyaku, bikin aku bersemangat. /Smile//Smile/
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
iyz.e15: q up satu bab dulu ya.. kalo banyak yang baca nanti aku up dobel. bantu share ya biar banyak yang baca dan aku jadi makin semangat buat up nya ☺️☺️ makasih udah mau baca karya ku ☺️
total 1 replies
Verlit Ivana
sabarnya Hadwin/Smile/
iyz.e15: sabar kek lelaki idaman kan?
total 1 replies
Anyelir
ohh Hadwin suka sama Briela kah?
Anyelir: tebaknya sih ada, tapi keknya masih lebih ke arah punya kesan
iyz.e15: ayo tebak. Suka nggak??
total 2 replies
🔵❤️⃟Wᵃf⧗⃟ᷢʷঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
ku baca sampai sini duyu
iyz.e15: oke makasih yaa /Smile/
total 1 replies
🔵❤️⃟Wᵃf⧗⃟ᷢʷঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
baru bangun udah di lamar /Shy/
iyz.e15: eeh iya juga ya 😄
total 1 replies
🔵❤️⃟Wᵃf⧗⃟ᷢʷঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
eh ketangkep jodoh 🤭🤣
🔵❤️⃟Wᵃf⧗⃟ᷢʷঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
perjodohan bisnis
🔵❤️⃟Wᵃf⧗⃟ᷢʷঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
wah LDR
Farhan1212
seru ceritanya,jangan lupa mampirnya
CF
berseok2 gk tuhhhh
CF
waduuuhhhh otakk w sktika trapeling
iyz.e15: hayolo traveling ke mana tuh?
total 1 replies
Anyah aatma
menatap ak sabar pada 'SEKERTAS'

sekertaris keknya beb. ada typo.
iyz.e15: iya keknya waktu revisi aku udah ngantuk 😄😄
total 1 replies
Anyah aatma
keknya Hadwin ini beneran suka sama Briela
Anyah aatma: suka dong
iyz.e15: Hayo suk nggak ya?
total 2 replies
Ry zee
yang cepet up nya thor
iyz.e15: Noted ☺️
total 1 replies
Anyue
lanjut nanti karena waktu maghrib
iyz.e15: oke makasih ya udah mau baca ☺️
total 1 replies
Azthar_ noor
lanjut akkaka😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!