Menceritakan kisah cinta dua orang yang dijodohkan. Yang awalnya hanya terpaksa lama kelamaan cinta pun tumbuh dari keduanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sereen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Pagi hari yang cerah secerah wajah wilona yang sedang jatuh hati dengan dokter el. Bangun tidur bukannya langsung bangun untuk membersihkan diri, wilona masih tersenyum dengan posisi tiduran sambil memandangi kari manisnya yang ada cincin dari dokter el semalam.
"ehemp....kamu masih terus memandanginya? "... ucap bela sambil merias wajahnya
"kak bela ganggu aja ihhh".... ucap wilona sambil duduk
"lagian kamu itu ya hemmm udah deh".... bela menggelengkan kepalanya
"kak bela rapi sekali? mau kemana kak? ".... wilona menatap bela dari ujung kepala sampai ke ujung kaki
"ntar kamu juga tau sendiri"... jawab bela sambil tersenyum
"jangan bilang kalo william bakalan kesini buat jemput kak bela? ".... wilona menyipitkan kedua matanya
"aku udah tau jawabannya! ".... ucap wilona lalu beranjak dari duduknya
"kamu mau kemana? "... tanya bela
"ya mandi dong! nantikan el mau mengajakku jalan jalan disekitar sini".... jawabnya
"el? ehemp! yang udah punya kekasih"... ledek bela sambil tersenyum menatap wajah wilona
"apaan sih! "
Bela tersenyum menatap wilona yang masih malu malu sambil menggelengkan kepalanya. Bela bahagia melihat wilona yang tampak bahagia karena sudah menjadi kekasih dokter el.
Ditenda pasien yang dirawat, dokter el bersama rekannya berpamitan untuk kembali pulang ke jakarta dan semuanya mengucapkan terimakasih karena mereka semua sudah merawat korban longsor sampai sembuh.
Di antara mereka ada yang memberikan beberapa hasil panenan mereka dan ada juga yang bercanda untuk menjodohkan anak mereka dengan para perawat juga para dokter.
Selesai berpamitan, para perawat membereskan barang barang mereka dan sedangkan dokter el berjalan keluar dari tenda.
"selamat ya brow! "... ucap william yang sudah menunggu didepan tenda
"kau tidak bekerja? "... tanya dokter el menghampiri william
"aku bisa ambil cuti kapan saja"... jawabnya dengan sombong
"ya, aku tau itu"... ucap dokter el
William tersenyum saat melihat bela keluar dan william menyambutnya dengan pelukan kasih sayang.
"pamer! "... celetuk wilona yang baru saja datang
"kenapa dengan kakimu? ".... william menoleh dan langsung menghampiri adiknya yang berjalan tertatih tatih
Dokter el secara bersamaan saling pandang dengan bela dan william berjongkok melihat telapak kaki wilona yang diperban. Lalu william menoleh kebelakang untuk mendengar penjelasan dari dokter el maupun bela.
"aku yang melarang mereka untuk memberitahu orang rumah".... ucap wilona
"kamu tenang saja, dokter merawat adikmu dengan baik selama disini"..... ucap bela berjalan menghampiri william
"kenapa bisa begini? ".... tanya william dengan wajah khawatir
"gue terjatuh saat malam. salah gue sendiri niatnya mau mencari udara malam ehh gak taunya malah tersandung pohon yang tumbang "..... jawab wilona
"apa dia akan berjalan seperti ini terus? ".... tanya william sambil menatap dokter el
"seiring berjalannya waktu dia akan berjalan normal kembali".... jawab dokter el sambil tersenyum
Dokter el melihat dengan jelas dari wajah william yang sangat begitu menyayanhi wilona, meskipun mereka berdua selalu bertengkar tetapi kasih sayang keduanya sebagai saudara tidak diragukan.
"mulai sekarang aku titip dia ke kamu brow! awas aja kalo kamu menyakitinya! karna cuma aku yang boleh menyakitinya! "..... ucap william lalu menoel kedua pipi wilona
"william! ".... wilona melotot ke arah william yang menjulurkan lidahnya
"ck! kalian ini kalo sudah bertemu pasti berantem! ".... celetuk bela
"kau tenang saja. aku tidak akan menyakiti adikmu dan kau mulai sekarang jangan berharap bisa menyakitinya lagi"..... ucapan dokter el membuat wilona berbangga diri sambil melipat kedua tangannya didepan dada sambil menatap william dengan sombong
"oke oke! jadi aku akan memanggilmu adik ipar? ".... william menahan tawanya
"terserah kau saja".... ucap dokter el sambil menggelengkan kepalanya dan tak lupa tersenyum
"kalo begitu kita pergi dulu dan nanti sore kita pulang bareng".... ucap william sambil menggandeng tangan bela
Bela melambaikan tangannya ke arah wilona yang juga melambaikan tangannya. Setelah itu wilona menjadi salah tingkah saat bersama dokter el.
"kamu mau jalan jalan kemana? "... tanya dokter el dengan lembut
"terserah kamu saja deh".... jawab wilona
"gimana kalo kita ke kebun teh? "..... tanya dokter el sambil menghampiri wilona
"boleh juga"... jawab wilona
Dokter el menggenggam tangan wilona dan tangan satunya memeluk pinggang wilona lalu mengajaknya berjalan dengan pelan.
"nanti kalo terasa sakit kita istirahat ya? ".... ucap dokter el
"iya"... wilona menganggukkan kepalanya
"kamu gak perlu malu dan bersikaplah seperti biasa. aku suka dengan sikap kamu yang apa adanya"..... ucap dokter el sambil menatap wajah wilona dari samping
Kedua mata wilona terpukau melihat kebun teh yang sangat subur dan tumbuh dengan segar. Wilona juga tersenyum saat melihat orang orang yang sedang bekerja memetik daun teh.
"mereka para orang tua sangat semangat sekali ya memetiknya? "... ucap wilona
"ya karna itu pekerjaan satu satunya yang dapat mereka kerjakan".... jawab dokter el sambil tersenyum
"kamu ingin melihat pengolahan teh? "... pertanyaan dokter el membuat wilona menoleh ke arahnya
"memangnya boleh? kayaknya lain kali aja deh"..... ucap wilona
"hemmm..... baiklah".... ucap dokter el
Kemudian wilona mengeluarkan ponselnya lalu membuka kamera pada ponselnya dan ia memotret pemandangan kebuh teh yang segar.
"boleh gak kita foto bersama? "... ucap wilona dengan sedikit malu
"boleh banget".... jawab dokter el sambil tersenyum
Mereka berdua berfoto selfi beberapa kali lalu dokter el memotret wilona dengan ponselnya sendiri.
"ehhh.... kok kamu memotretku sih".... ucap wilona
"ya gak papa dong.... nanti kalo aku kangen tinggal lihat foto kamu".... ucapan dokter el membuat wilona tersipu
"tapi tadikan aku belum siap kamunya langsung memotret gitu aja! "
"tapi cantik kok".... ucap dokter el sambil mengusap lembut pucuk kepala wilona
"oh iya... bukannya rumah kedua orang tua kamu dibandung juga? "... wilona menatap wajah dokter el
"iya tapi jaraknya masih sekitar dua atau tiga jam. sebenarnya aku ingin mengajakmu kesana tapi jadwalku masih padat".... jawab dokter el
"lain kali aja"... ucap wilona
"kamu jadi kuliah ke luar negeri? "..... tanya dokter el sambil menatap wajah wilona dari samping
"memangnya boleh? ".... wilona juga menatap wajah dokter el
"wilo, aku gak akan pernah ngelarang kamu selama itu hal baik dan aku juga tidak pernah menghalangi cita cita kamu".... dokter el menatap lekat wajah cantik wilona
"aku akan selalu mendukungmu meskipun kita nanti LDR".... lanjutnya
"terimakasih ya? "... wilona tersenyum sangat manis
"aku yang seharusnya terimakasih karna kamu sudah membalas perasaanku".... kedua tangan dokter el mengusap lembut kedua pipi wilona
Wilona bersama dokter el menghabiskan waktu dikebun teh sampai siang saatnya jam makan siang mereka baru kembali ke tenda. Disana sudah ada petugas rumah sakit yang sedang menikmati makan siang bersama.
Mereka berdua ikut bergabung bersama yang lain dan begitu juga dengan william yang baru datang bersama bela. William senang karena wilona kini sudah ada yang menjaganya dan apalagi dokter el memiliki sikap yang lembut dan penuh rasa tanggungjawab.