ISTRI SEMPURNA SANG CEO

Pukul lima sore Darwin pulang dari kantor, lelaki itu bergegas untuk menjemput Dianka di butik seperti biasanya.

Sesampainya di butik para pegawai mengatakan jika tadi Dianka pingsan dan dibawa oleh salah satu pengunjung ke rumah sakit.

Darwin yang mendengar hal tersebut pun

dibuat terkejut.

"Ke rumah sakit mana Dianka dibawa?" Tanya dari panik.

"Tadi rekannya memberitahu jika bu Dianka di bawa ke rumah sakit Sentosa, Tuan" Jawab Mitha sang tangan kanan Dianka.

"Baiklah, aku akan menyusulnya" Darwin lalu kembali memasuki mobil dan meninggalkan pekarangan butik menuju rumah sakit dimana Dianka berada.

Setengah jam Darwin menempuh perjalanan menuju RS Sentosa akhirnya ia pun sampai di sana. Ia langsung membuka sabuk pengaman lalu keluar dari mobil.

Darwin berjalan menuju ke tempat resepsionis dan menanyakan ruangan atas nama Dianka dirawat.

"Pasien bernama Dianka Jovina Tomlinson sudah dipindahkan ke ruang inap nomor 15, Pak"

"Baik, terimakasih"

Setelah mengetahui ruangan inap Dianka Darwin pun langsung mencari ruangan tersebut.

Cukup lama Darwin mencari-cari kamar nomor 15 akhirnya ia menemukan kamar dimana Dianka berada.

Ia pun mengetuk pintu sebelum membukanya.

Tok Tok Tok

Tidak lama seusai ia mengetuk pintu, pintu pun terbuka dan menampakkan sosok yang sangat ia kenal.

Deg!

Dia?

Mata Darwin terbelalak kala melihat seorang lelaki di hadapannya ini, seketika sorot matanya memanas dan menampilkan raut wajah penuh kebencian.

Jelas Darwin tau siapa dia, lelaki yang kini tengah menatapnya dengan penuh kebingungan tak lain adalah Alfred. Ya! Alfred lelaki yang telah merebut cintanya dan membuat ia terpaksa kehilangan sosok Adelia.

Sedangkan Alfred yang memang tidak kenal dengan Darwin hanya bisa menebak siapa pria ini.

"Emm.... Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Alfred.

Darwin pun kembali tersadar dan mencoba bersikap biasa.

"Aku ingin bertemu istriku" Jawab Darwin dingin.

Dan itu membuat Alfred paham jika lelaki ini adalah suami dari Dianka.

"Oh ya, silahkan masuk"

Darwin langsung masuk dan mendekat ke arah Dianka berada, istri terlihat pucat, apa yang sebenarnya terjadi? Ia sendiri akhir akhir ini juga sibuk sampai tak menyadari kondisi Dianka.

"Dokter bilang istrimu kelelahan dan asam lambungnya tinggi" Ujar Alfred memberitahu.

Darwin mencoba membelai wajah cantik istrinya, meskipun terlihat pucat tetapi wajah cantik itu seakan tak pernah luntur dalam kondisi apapun.

"Maaf aku tidak tau jika kau sedang sakit" Lirih Darwin.

Meskipun Darwin berbicara dengan nada pelan tetapi Alfred masih bisa mendengar nya, dan itu membuatnya merasa sedikit bersalah, karna Dianka sakit akibat ulahnya yang terlalu mengekang wanita tersebut.

Disaat ia tengah fokus pada Dianka tiba-tiba ia tersadar jika diruangan ini masih ada seseorang yang berdiri di belakangnya, lantas Darwin pun berbalik.

"Terimakasih kau sudah membawa istriku kemari" Ucap Darwin namun masih terdengar dingin ditelinga.

Alfred hanya mengangguk, ia menoleh ke arah Dianka yang masih belum sadarkan diri.

"Kalau begitu aku pamit undur diri, salam untuknya jika dia sudah sadar"

Darwin terdiam sebentar, lalu tak lama ia pun mengangguk pelan dan membiarkan Alfred keluar dari ruang inap Dianka.

"Kenapa harus dia yang membawa Dianka ke rumah sakit, Ck! " decak Darwin setelah Alfred sudah tak terlihat dari balik daun pintu.

"Tetapi sepertinya dia tidak mengenaliku"

Darwin menggeleng geleng kan kepalanya beberapa kali, ini bukanlah saat yang tepat untuknya memikirkan hal seperti itu. Ia pun memfokuskan kembali dirinya pada Dianka.

Darwin duduk di kursi yang berada di sebelah ranjang pasien, ia menatap sendu Dianka yang terbaring lemah.

Tangannya terangkat untuk mengenggam lengan sang istri.

"Cepatlah bangun, aku sudah disini"

Jarum jam terus berjalan, tanpa terasa Darwin mulai merasakan berat diarea matanya, hingga tanpa sadar ia pun tertidur dengan posisi duduk.