NovelToon NovelToon
Sang Muhallil Yang Tidak Mau Pergi

Sang Muhallil Yang Tidak Mau Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyesalan Suami / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Uwais menjatuhkan talak tiga kepada istrinya, Stela, setelah memergokinya pergi bersama sahabat karib Stela, Ravi, tanpa mau mendengarkan penjelasan. Setelah perpisahan itu, Uwais menyesal dan ingin kembali kepada Stela.
Stela memberitahu Uwais bahwa agar mereka bisa menikah kembali, Stela harus menikah dulu dengan pria lain.
Uwais lantas meminta sahabat karibnya, Mehmet, untuk menikahi Stela dan menjadi Muhallil.
Uwais yakin Stela akan segera kembali karena Mehmet dikenal tidak menyukai wanita, meskipun Mehmet mempunyai kekasih bernama Tasya.
Apakah Stela akan kembali ke pelukan Uwais atau memilih mempertahankan pernikahannya dengan Mehmet?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Setibanya di rumah makan, banyak sekali orang yang melihat kedatangan mereka berdua.

"Mehmet, apa ada yang salah dengan dandananku?" tanya Stela.

Mehmet tersenyum dan mengajak istrinya untuk duduk.

"Sayang, nggak ada yang salah sama dandanan kamu. Malam ini kamu cantik sekali." jawab Mehmet.

Pipi Stela langsung memerah ketika mendengar suaminya yang sedang memujinya.

Pelayan datang dan menghidangkan makanan yang sudah dipesan oleh Mehmet.

Stela menelan ludah pelan ketika melihat piring di depannya.

Steak daging premium, masih mengepul hangat, dengan aroma butter dan herbs yang begitu menggoda.

Ada mashed potato lembut, grilled asparagus, dan saus merah anggur yang tampak mewah.

“Ini, semua kamu pesankan?” tanya Stela pelan, takjub.

Mehmet yang masih membopong tubuh istrinya, langsung membawanya ke dalam mobil.

Setelah itu Mehmet melajukan mobilnya menuju ke hotel.

Mehmet menatapnya sambil menyandarkan punggung, terlihat bangga.

“Tentu. Kamu suka kan?”

Stela mengangguk kecil dan menatap steak itu lama.

"Ayo, kita nikmati makan malam kita." ucap Mehmet.

Stela yang sudah tidak sabar langkah memotong steak dagingnya.

"Tunggu!" ucap Mehmet yang langka bangkit dari duduknya.

Ia menyuapi istrinya dengan daging yang sudah ia iris.

"Apakah rasanya enak?" tanya Mehmet.

"Ini sangat enak sekali, Mehmet." jawab Stela sambil menikmati daging yang sangat lumer di mulutnya.

Mehmet kembali duduk dan menikmati makanannya.

Di saat mereka sedang makan, tiba-tiba ada seorang wanita yang datang dan meminta nomor telepon Mehmet.

"Maaf, Nona. Saya sudah menikah." ucap Mehmet.

Wanita itu masih tetap tersenyum genit, seolah tidak peduli jawaban Mehmet.

Ia bahkan mencondongkan tubuh sedikit ke arah meja mereka.

“Aduh, kalaupun sudah menikah. Masa sih nggak boleh sekadar kenalan?” ucapnya sambil mengedipkan mata.

Stela yang sedang memotong steak langsung berhenti.

Ia bangkit dari tempat duduknya dan langsung menjambak rambut wanita yang sedang menggoda istrinya.

"Apakah kamu tidak punya telinga? Suamiku sudah mengatakan kalau ia tidak mau berkenalan. Dasar pelakor!" ucap Stela.

Wanita itu langsung ketakutan dan berlari keluar rumah makan.

Semua orang langsung bertepuk tangan dan mengacungkan jempol ke arah Stela.

Mehmet memeluk tubuh istrinya dan menenangkannya.

"Sayang, kamu sangat luar biasa,” bisik Mehmet sambil tersenyum kecil di telinganya.

Stela melirik ke arahnya, masih kesal tapi matanya berkilat bangga.

“Dia yang duluan mulai, Met. Aku cuma membela diri dan suamiku.”

Mehmet yang mendengar kata 'Suami' langsung tersenyum tipis.

“Kamu nggak perlu jelasin apa-apa, Stela,” ucapnya lembut. “Aku bangga sama kamu.”

Pelayan datang ke arah mereka sambil membawa es krim gratis untuk mereka berdua.

"Anda sangat keren sekali, Nyonya." ucap pelayan restoran.

Kemudian Mehmet mengambilnya es krim dan menyuapi istrinya.

"Sudah mulai tenang?" tanya Mehmet.

Stela menghela nafas panjang dan tersenyum kecil.

"Ayo, kita makan lagi." ajak stela.

Mehmet kembali duduk dan menikmati steak yang sempat tertunda.

Setelah selesai makan malam, Mehmet menggandeng tangan istrinya dan mengajaknya jalan-jalan.

"Stela..."

"Hm?"

Mehmet duduk berjongkok dan ia mengeluarkan kotak merah dari saku jasnya.

"Stela, aku tahu kalau ini sedikit terlambat. Tapi, apakah kamu mau menerima aku tanpa kamu kembali ke Uwais? A-aku tidak mau kamu mencintai Uwais lagi."

Stela menarik nafas panjang dan ia tidak menyangka dengan apa yang dilakukan oleh suaminya yang berjongkok di depan banyak orang.

"Met, kenapa baru sekarang?"

"Karena aku bodoh. Karena aku terlalu takut mengakui kalau aku. Aku jatuh cinta sama kamu.” jawab Mehmet.

Stela memejamkan matanya sejenak dan mencoba menenangkan detak jantungnya.

"Mehmet, aku tidak berniat untuk kembali dengan Uwais. Karena, aku sendiri juga jatuh cinta sama kamu." ucap Stela.

Mehmet yang mendengarnya langsung bangkit dan menggenggam tangan istrinya.

"Janji, tidak akan kembali lagi ke Uwais?"

Stela menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis.

Mehmet membuka kotak itu dan memasangkan cincin ke jari manis istrinya.

Semua orang yang disana langsung bertepuk tangan dan memberinya selamat.

"Kamu selalu memberikan aku kejutan, Met." ucap Stela.

Mehmet menggendong Stela dengan mantap, seolah berat tubuh wanita itu tak ada artinya sama sekali.

Stela menutup wajahnya dengan kedua tangan, benar-benar malu karena semua orang memandang mereka sambil tertawa kecil, bersorak, bahkan merekam.

“Mehmet! Turunin aku! Aku serius ini!” bisik Stela dengan suara nyaris putus asa.

Namun Mehmet hanya tertawa pelan, suaranya dalam dan hangat.

“Aku cuma mau pamer istri cantik aku.”

“Mehmet!” Stela memukul pelan bahunya.

“Aku nggak mau turunin kamu. Kamu milik aku, dan aku ingin semua orang tahu.” ucap Mehmet sampai membuat pipi Stela panas setengah mati.

"Met, kita kelihatan kayak orang gila,” gumam Stela dengan suara kecil.

Mehmet menunduk, menatap wajah istrinya yang merah padam.

“Kamu tahu apa yang lebih gila?”

“Hm?”

“Kalau aku melepaskan dan mengembalikan kamu ke Uwais." jawab Mehmet.

Stela terdiam sejenak saat mendengar perkataan dari suaminya.

"Ayo, sayang. Waktunya kita kembali ke hotel. Aku ingin memanjakan mu malam ini dan malam seterusnya."

Begitu mereka masuk ke dalam mobil, Mehmet baru menurunkannya perlahan.

Stela langsung mencubit lengannya pelan.

“Dasar gila,” gumam Stela.

Mehmet justru terkekeh, lalu mengambil tangan Stela dan menciumnya singkat.

“Aku serius. Malam ini, aku cuma mau bikin kamu bahagia.”

Stela menelan salivanya dan pipinya kembali memanas.

“Kamu ngomongnya seakan-akan, aku ini takut."”

Mehmet mengernyitkan keningnya saat mendengar perkataan dari istrinya.

"Apa kamu memang takut?" tanya Mehmet sambil memasang sabuk pengamannya

"Iya, Met. Aku takut, tapi rasanya enak." jawab Stela dengan wajah polosnya.

Mehmet yang mendengarnya langsung tertawa terbahak-bahak.

"Sayang, kenapa kamu lucu sekali sih. Sini, aku cium dulu."

Mehmet yang gemas langsung mencium bibir istrinya.

"Mehmet! Nanti aja kalau mau ciuman. Kita kembali ke hotel dulu." ucap Stela.

Mehmet langsung tersenyum bahagia dan ia langsung menghidupkan mesin mobilnya.

Jalanan yang tidak begitu ramai membuat mereka lekas sampai di hotel.

Mehmet memarkirkan mobilnya di area valet. Ia keluar dan membukakan pintu untuk Stela, lalu menggandeng tangannya masuk ke lobby hotel.

Mereka masuk ke dalam lift dan menuju ke lantai delapan.

Ting!

Mehmet segera membuka pintu dan membawa masuk istrinya.

Tanpa menghidupkan lampu kamar, Mehmet langsung menyerang bibir istrinya dengan cara brutal.

Stela sedikit terkejut dan membalas ciuman yang diberikan oleh suaminya.

Mehmet melepaskan ciumannya dan tersenyum tipis.

Jantungnya berdebar kencang, menatap mata Stela yang terlihat berkaca-kaca dalam kegelapan remang.

“Aku nggak bisa menunggu lebih lama lagi,” bisik Mehmet dengan suara serak, napasnya hangat menerpa wajah Stela.

Stela tidak menjawab, ia hanya memejamkan mata dan kembali menarik tengkuk Mehmet untuk memperdalam ciuman mereka.

Kali ini ciumannya lebih lembut, namun penuh gairah.

Mehmet membalasnya dengan penuh cinta,

tangannya bergerak memeluk pinggang Stela erat dan mengangkat sedikit hingga kaki Stela sampai terangkat dari lantai.

Ia berjalan mundur tanpa melepaskan tautan bibir mereka, sampai punggungnya menyentuh dinding yang dingin.

Mehmet terus menciumnya, seolah ingin melampiaskan semua perasaannya yang selama ini terpendam.

Setelah beberapa saat, Mehmet perlahan melepaskan Stela dan menurunkannya.

Ia meraih tangan Stela dan menuntunnya ke tempat tidur.

Di bawah rembulan yang mengintip dari jendela, Mehmet membaringkan Stela dengan lembut.

Ia menatap wajah Stela yang memerah dan sangat cantik.

“Kamu yakin, Sayang?” tanya Mehmet, memastikan sekali lagi.

Stela tersenyum tulus, mengusap rahang Mehmet dengan ibu jarinya.

"Lebih dari yakin, Met. Aku milik kamu."

Mendengar perkataan istrinya, mata Mehmet berkilat penuh kasih.

Ia memajukan wajahnya dan menyatukan dahi mereka.

"Aku mencintaimu, Stela," ucap Mehmet.

"Aku juga mencintaimu, Mehmet," balas Stela.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!