NovelToon NovelToon
Santriwati Tengil Untuk Gus Zindan

Santriwati Tengil Untuk Gus Zindan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Riyaya Ntaap

menceritakan kisah cinta antara seorang santriwati dengan seorang Gus yang berawal dari permusuhan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riyaya Ntaap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kekompakan

**

" Bang "

Azka mendongakkan kepalanya, ia menatap diva dengan sebelah alis terangkat. Tangannya masih sibuk mencocolkan daging buah mangga yang sudah di irisi sebelumnya pada bumbu rujak yang sudah mereka buat.

" Apaan? "

" Sebagian kita jus yok, terus nanti kasih master janda. "

Azka tampak terdiam sejenak, menimbang nimbang ajakan diva. Cukup lama Azka berfikir, hingga membuat diva sedikit merasa geram.

Gus Zindan dan Gus Alip hanya bisa saling menatap satu sama lainnya, sebab mereka tidak tau siapa orang yang di maksud oleh diva dan Azka. Setelah saling bertatapan sebentar, Zindan dan Alip kembali menatap pada diva dan Azka yang terlihat begitu misterius, tidak bisa di tebak.

Kedua Abang beradik itu mengangguk anggukan kepalanya dengan sebuah seringai kecil di wajah mereka. Siapapun yang melihatnya, pasti akan merasa bahkan langsung tau bahwa Abang beradik itu tengah menyusun sebuah rencana.

" Bentar! Diva ambil blender nya di dalam. " Diva endak bangkit dari duduknya, namun Azka sudah lebih dulu mencekal pergelangan tangan diva, hingga membuatnya tidak jadi pergi dan berbalik menatap Azka.

" Agartum satehoooooo teri najeronn Meri theresapne "

" Gilak! " Ejek Azka, memutar bola matanya dengan malas.

" Ya elu ngapain tarik tangan ane? Haa? Ane tanye "

" Abang ikut, nanti kalo kamu sendiri yang ngeblender malah lain yang di blender. "

Diva mencabik, Azka terlalu berlebihan. Padahal memblender adalah hal yang mudah, tapi Azka tidak pernah mengizinkan diva menyentuh alat tersebut. Bukan hanya itu saja, urusan rumah manapun itu, pasti Azka melarang nya untuk sekedar menyentuh saja.

Akhirnya Azka dan diva pergi meninggalkan meninggalkan Gus Zindan dan Gus Alip di halaman depan rumah, kedua Abang beradik itu berlarian memasuki rumah sambil pukul memukul.

Alip menggeleng gelengkan kepalanya melihat tingkah laku kedua manusia sejoli itu, dengan mulut yang terbuka. Sedangkan Gus Zindan justru memijat pelipisnya yang terasa pusing.

" Bang, Abang serius mau nikahin diva? Terus syla gimana? "

" Entahlah, Abang juga bingung. "

" Loh? Abang harus mempertimbangkan keputusan Abang ini dengan matang. Jujur aja, Alip kaget loh pas denger Abang bilang sama Tante Nadira kalo Abang mau nikahin diva. "

Terdengar helaan nafas berat dari Zindan, pria itu menatap lurus ke depan. Tatapan matanya begitu dalam, menatap pada satu objek yaitu bunga mawar di depannya.

" Abang juga bingung.... "

" Sebenarnya apa alasan utama Abang mau menikahi diva? "

" Umi "

" Haa? "

Kembali terdengar helaan nafas panjang, ia langsung teringat pada saat uminya menyampaikan satu keinginan ini. Uminya begitu ingin menjadikan diva sebagai menantunya.

Gus Zindan pun bingung, kenapa gadis seperti diva justru begitu di inginkan oleh uminya untuk menjadi pasangan hidupnya. Andai diva punya sebuah kelebihan yang begitu istimewa, maka Zindan pun tidak akan menolak ataupun terkejut, namun ini diva!

Jelas jelas uminya tau, bahwa ia dan diva selalu saja bertengkar sejak pertama kali bertemu. Mulut diva yang pedas dan ceplas ceplos, di tambah dengan Zindan sendiri yang tidak sabaran. Jelas saja dengan menjadikan diva sebagai istrinya, itu hanya akan mengakibatkan ia naik darah setiap hari.

" Terus syla gimana bang? Abang mau jadi laki laki yang ga punya pendirian? Memangnya Abang siap buat ngelepasin kak syla? "

" Andai aku boleh egois, aku menginginkan keduanya. Menjadikan diva sebagai seorang istri untuk membahagiakan umi, dan menikahi syla untuk di cintai. Tapi.... Itu terlalu egois. "

" Tuh Abang tau. Diva juga ga buruk buruk amat. Tinggal di ajari sedikit aja. "

Zindan hanya diam, pikirannya bukan tertuju pada diva melainkan pada syla. Ia tidak yakin jika dengan menikahi diva, ia akan bisa mencintai diva. Ia juga tidak yakin bisa mengikhlaskan syla untuk pria lain.

**

" Zindan baik ya dek "

" Engga "

" Ganteng ya, dek "

" Engga, gantengan Lee Min-ho. "

Azka menghela nafasnya panjang, dari nada bicara diva yang terdengar begitu datar, ia tau bahwa sang adik tidak suka dengan apa yang ia bahas saat ini. Namun entah mengapa Azka merasa begitu yakin untuk menitipkan diva pada Zindan jika ia nanti pindah ke Jerman.

" Sekarang cita cita kamu apa? "

" Masih sama, masih pengen jadi pengangguran kaya. "

Zindan terkekeh kecil, ia mengacak jilbab diva membuat diva memelototi dirinya dan mendengus kesal.

" Kirain setelah sekolah di pesantren ada kemajuan, jadi ustadzah misalnya. "

Diva menggelengkan kepalanya pelan, ia sibuk mengupas kulit anggur kemudian melahap nya, sedangkan Azka sibuk mengupas satu buah mangga muda yang tadi ia bawa dari luar dengan kondisi belum di kupas kulitnya.

" Andai di dunia ini cita cita cuman jadi ustadzah doang yang ada, diva tetap lebih milih untuk jadi pengangguran. "

" Kenapa gitu? "

" Ga semua yang kelihatan baik itu beneran baik loh, bang. "

" Kenapa? Ada yang jahatin kamu disana? "

Diva menggeleng singkat, sejauh ini tidak ada yang berbuat jahat padanya, paling paling julid saja. Terutama ustadzah Malika. Tapi diva sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu, selagi julitan ustadzah Malika tidak menyakiti fisiknya.

" Terus kenapa kamu bilang gitu? "

" Diva ga bisa ngejelasin, tapi kalo Abang tinggal di pesantren sebulan aja, Abang bakalan tau. " Diva menatap Azka dengan sebuah tatapan yang kelihatan tidak biasa, seperti ada maksud tersembunyi.

" Dan menurut diva, jadi anak motor juga ga buruk buruk amat. Setidaknya ga nyakitin orang lain. " Katanya lagi.

Azka pun memilih menganggukkan kepalanya saja, jika seperti itu yang di katakan oleh diva, maka Azka pun hanya bisa percaya karena sejauh ini diva tidak pernah berbohong, kecuali mengenai balap motor.

Setelah selesai memblender buah mangga muda tadi, Azka memindahkannya di dalam gelas jus. Ia menatap gelas tersebut dengan tampang sempurna, kagum pada cara kerjanya sendiri.

" Diva mau cicipin. " Seru diva tampak begitu bersemangat.

Azka menganggukkan kepalanya, ia menuang sisa jus mangga muda yang tersedia ke sebuah gelas yang berukuran lebih kecil. Sebelum memberikannya pada diva, Azka menambahkan susu kental terlebih dahulu.

" Kok di kasih susu? Kan diva penasaran sama rasanya kalo di jus gitu. Ngapain di kasih susu. "

" Tadi udah Abang coba, rasanya pahit, kecut, pokoknya kurang enak. Tapi kalo di kasih susu.... Terus ice batu, mungkin..... " Azka menyerahkan jus mangga muda yang sudah ia campur dengan susu dan ice batu pada sang adik.

Dengan cepat diva menerima gelas tersebut dan mulai menyeruput nya. Cukup lama diva terdiam, berusaha untuk menyimpulkan rasa jus mangga muda yang menurutnya sangat aneh, mungkin lebih enak jika mangga di buat jus dalam keadaan matang.

" Enak? "

" Aneh "

" Yaudah buang aja, nanti sakit perut. " Titah Azka, Tampa memberi aba aba, pria itu langsung merebut gelas yang sudah di pegang oleh adiknya.

Azka membuang sisa jus mangga muda yang Masih banyak bekas diva di wastafel, kemudian langsung mencuci gelas tersebut dengan bersih.

Diva hanya diam di tempatnya, memperhatikan setiap gerak gerik Azka Tampa berkomentar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!