NovelToon NovelToon
PERANGKAP CINTA

PERANGKAP CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / CEO / Percintaan Konglomerat / Nikah Kontrak / Cintapertama / Cinta Murni
Popularitas:224
Nilai: 5
Nama Author: Fuji Jullystar07

apa jadi nya semula hanya perjalan bisnis malah di gerebek paksa warga dan di nikahi dwngan ceo super galak???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fuji Jullystar07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 9

"Lusa aku menikah," ucap Arsenio santai.

"Apa dasar bocah nakal kamu, ngehamilin anak orang? " bentak sang kakek.

"Maunya sih gitu, tapi dosa kalau sampai ngehamilin anak gadis orang," jawab Arsenio, setengah bercanda.

"Dasar cucu durhaka! Cepat pulang ke sini!" geram sang kakek.

"Sayangnya aku lagi di rumah calon besanmu, jadi nggak bisa pulang," jawab Arsenio, tetap santai, membuat kakeknya semakin naik darah.

"PULANG! BESOK KAMU HARUS BAWA CALON MANTU KAKEK KE RUMAH!"

Tut... Tut... Tut... Sambungan telepon terputus sepihak.

"Pak Arsen..." panggil Calista, membuat Arsenio terkejut.

"Kamu bikin saya kaget, Calista, Sejak kapan kamu di sini?" tanya Arsenio, sedikit takut kalau Calista mendengar pembicaraan tadi.

"Tadi... saya lihat Pak Arsen kayak lagi ngelamun," jawab Calista polos.

"Oh," Arsenio menghela napas lega. "Kamu ngapain malam malam begini belum tidur?"

"Emm... Sudah, tap sekarang saya mau salat tahajud, tapi lihat pintu kebuka, kirain ada maling, hehe."

"Ya sudah, sana salat. Mau saya imamin sekalian?"

"Hehe, nggak usah, kan ini salat sunah, bukan fardu."

"Siapa tahu kamu udah mau saya imamin beneran," goda Arsenio.

"Garing banget jokes nya. Katanya CEO kejam, ternyata kayak jamet," ejek Calista sambil cekikikan.

"Apa kamu bilang? Sini kamu!" Arsenio pura pura marah.

Calista langsung lari kecil, tertawa. Sebelum pergi, dia menjulurkan lidahnya mengejek.

Arsenio hanya tersenyum melihat tingkah polos Calista.

Waktu berlalu. Arsenio dan Calista bersiap menuju Jakarta, sementara orang tua Calista  pergi bersama sekretaris kepercayaan Arsenio yaitu Leon.

Di kediaman keluarga Sanjaya, para pelayan sibuk mondar mandir menyiapkan berbagai hidangan dan persiapan, menyambut kedatangan tuan muda dan calon istrinya.

Saat gerbang megah dibuka, Calista terperangah melihat keindahan taman mansion itu. Ia penasaran berapa lama lagi sampai ke rumah utama.

Mobil berhenti. Arsenio keluar lebih dulu, lalu seorang pelayan membantu Calista keluar. Deretan pelayan berdiri rapi membungkuk.

"Selamat datang, Tuan Muda," seru para pelayan serempak, membuat Calista merasa canggung.

Arsenio berjalan santai di lorong panjang, diikuti Calista yang terkagum kagum melihat barang-barang mewah dan lukisan lukisan ternama yang menghiasi dinding.

Saat melewati taman belakang, Calista hampir melonjak kaget mendengar auman keras.

Matanya membulat melihat seekor macan hitam. Seekor black panther!

"Pak Arsen, bapak pelihara black panther? Itu ilegal!" seru Calista ketakutan.

"Saya punya izin lengkap. Semua sudah sesuai prosedur, jadi sah secara hukum," jawab Arsenio santai.

"Tapi... Pak, jangan mentang mentang kaya terus pelihara macan hitam. Itu tetap nggak baik!" Calista mencoba menasehati.

"Kalau kamu cerewet terus,saya lempar buat makanan Kiko " Ancam Arsenio

Seketika itu Calista terdiam, apalagi mendengar lagi auman si macan hitam.

Akhirnya mereka sampai di sebuah gazebo santai yang menghadap danau kecil dengan air terjun buatan.

Di sana, seorang kakek tua, Arnold Arya Sanjaya, kakek Arsenio sedang menikmati teh sore. Di depannya tersaji aneka makanan mewah.

"Arsenio!" seru kakek Arnold begitu melihat cucunya mendekat.

Calista kaget, hampir saja dia bersembunyi di belakang Arsenio.

Kakek Arnold bangkit dari duduknya, berjalan tegap meski usianya sudah lanjut. Tatapannya tajam, penuh wibawa.

"Kemarilah!" bentaknya.

Arsenio maju santai sambil menarik tangan Calista pelan supaya ikut. "Ayo, Cal, jangan takut. Kakekku cuma galak di luar doang."

Calista menelan ludah, hatinya deg-degan. Ini pertama kalinya dia bertemu keluarga Arsenio secara langsung.

Sesampainya di depan kakek Arnold, Arsenio langsung menunduk sedikit. "Kek, ini calon menantu yang Kakek minta."

Kakek Arnold mengamati Calista dari atas sampai bawah. Wajahnya tanpa ekspresi. Calista makin gugup.

"Nama kamu siapa, Nak?" tanya kakek itu, suaranya dalam.

"Ca... Calista, Kek," jawab Calista gugup sambil menunduk sopan.

"Umur?"

"Du... dua puluh tiga tahun, Kek."

" Orang tua kamu kerja apa? " Tanya kek Arnold membuat Calista terdiam

"  Ayah kerja Guru.... SMA Kek, dan Ibu punya usaha jualan makanan Sunda Kek. "

" Berarti ayah kamu kerja di dunia pendidikan bagus juga, kamu pasti tiap hari selalu makan enak karna suka di buatin makanan enak sama ibu kamu  itu sesuatu hal hebat tidak semua orang memiliki itu kamu sangat beruntung hahaha "

" Apa yang kamu suka dari Cucu saya " Tanya Kek Arnold penasaran.

Calista bingung dengan ragu " Ganteng..."

Kek Arnold hanya terdiam membuat Calista makin gugup  " Kaya " Jantung Calista makin berdebar melihat tatapan mata kakek.

" Brengsek " Seketika tawa kakek mengema

" Haahhahaah " Tawa Kek Arnold bahagia sekali membuat Calista mengerutkan dahi sesekali tertawa canggung

" Orang kaya emang beda, bahagia ketika cucu nya di maki  " 

Kakek Arnold mendekat, menatap Calista lebih dekat. "Kamu siap menghadapi cucu bandel Kakek ini?"

Calista terdiam, bingung harus jawab apa. Sementara Arsenio hanya nyengir tak tahu malu.

"Siap, Kek," akhirnya Calista menjawab pelan.

"Bagus!" Kakek Arnold tiba tiba tertawa keras, membuat Calista dan Arsenio saling melirik bingung.

"Kamu lebih berani dari kelihatannya," lanjut si kakek sambil menepuk-nepuk bahu Calista.

Kemudian, ia melirik Arsenio tajam. "Jangan sampai kamu sia-siain dia! Sekali kamu buat dia nangis, Kakek potong bulu kudukmu!"

Arsenio tertawa lepas. "Siap, Jenderal!"

Calista tak bisa menahan senyum melihat interaksi keduanya.

"Sudah, sekarang makan dulu. Kakek udah siapin banyak makanan spesial. Anggap saja ini makan malam penyambutan calon cucu menantu!" ujar Arnold dengan semangat.

Mereka lalu duduk di meja makan di tengah taman. Aneka hidangan mewah sudah tersaji mulai dari steak premium, seafood segar, sampai dessert berkelas.

Namun, perhatian Calista malah teralih pada makhluk berbulu hitam yang duduk santai di pojok gazebo.

Kiko, si black panther, dengan malasnya menjulurkan lidah, menatap Calista seolah berkata, " Apa loh lihat lihat mau gue makan."

Calista bergidik.

Arsenio menahan tawa melihat wajah pucat Calista. Ia sengaja memotong daging steak dan menyuapkannya ke arah Calista. "Makan dulu. Tenang aja, Kiko nggak suka daging manusia, dia vegetarian."

"Vegetarian dari mana? Itu panther, bukan kelinci!" bisik Calista kesal.

Kakek Arnold tertawa terpingkal-pingkal. "Tenang, Kiko sudah jinak. Dia cuma galak sama yang hatinya jahat. Kamu kan nggak jahat, kan, Nak?"

Calista hanya bisa mengangguk kaku.

Kakek Arnold beberapa kali melempar candaan tentang masa kecil Arsenio yang suka nakal, membuat Calista tertawa geli mendengarnya.

" Jadi dulu waktu  Arsenio kecil dia tuh paling takut sama jarum suntik " cerita Kakek sambil menahan tawa.

"KEK!" protes Arsenio, wajahnya memerah malu.

" Hah bos galak ini takut jarum suntik wah gimana cerita nya? "

" Kek udah jangan di ceritain "

" Jadi sekolahan pasti rutin mengadakan pemeriksaan kesehatan atau kasih imunisasi Arsen yang lihat jarum panjang merasa ketakutan di malah sembunyi di kandang ayam milik penjaga sekolah,dan ketika ketahuan dia ketakutan malah lari lagi tapi terpeleset tai ayam hahahha " Tawa kakek ketika ingat gimana tingkah cucunya

" Hahahahaaha saya gak bisa bayangin pak Arsen terpeleset tai ayam "  Tawa Calista puas

" Terus ada lagi "  Ucap kakek sukses dapat tatapan tajam dari Arsenio

" Kek stop, please jangan cerita lagi "

" Ini cerita tentang Arsenio ngompol di celana "

" Kek " Prustasi Arsenio

" Dia ngompol ketika ada kecoa terbang ke kepala nya  "

Calista makin ngakak, bahkan hampir tersedak sup krimnya.

Selesai makan, mereka duduk santai di gazebo. Angin malam bertiup pelan, suara air terjun kecil menenangkan suasana.

1
robleis_XD
Gak sabar lanjut ceritanya
Robert
Bikin ketawa sampe perut sakit.
dziyyo
Satu kata buat cerita ini: keren abis!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!