Rahul adalah Seorang pemuda tingkat kelas bawah, tidak sengaja memperoleh bokor kecil dan mengubah segalanya.
Ia menguasai jalan kultivasi, pengobatan, teknik abadi yang mengguncang langit dan bumi.
Simak jalan ceritanya, lucu, lugu, penuh trik dan intrik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wang Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Neha.....
Bagian 15
Tanpa berkata panjang, Rahul langsung datang menghampiri dan menendang dengan keras.
AARGH......!
Tendangan itu melontarkan Asam Kumar kesudut ruangan membentur dinding dan membuatnya pingsan. Darah mengucur dari kepalanya.
"Kakak Neha, kamu tidak apa apa?" Rahul segera membantu wanita itu bangkit.
Begitu melihat penyelamatnya adalah Rahul, Mahasiswa yang di kenalnya.
Neha sempat terkejut, Namun suara penuh perhatian Rahul membuat benteng emosinya runtuh.
Tanpa pikir panjang, ia memeluk Rahul dan menangis sejadi jadinya. Mata penuh duka dan keputus asaan.
Selama dua tahun ia hampir hancur dan hilang segala galanya karena Asam Kumar.
Tapi demi anak iya terus bertahan, bertemu pria bajingan seperti itu ia hanya bisa menahan diri. Kini Rahul satu satunya tempat pelampiasan dirinya.
Beberapa menit kemudian ia merasa sedikit tenang, ketika ia menyadari telah memeluk Mahasiswa yang sering ia bantu. Ia segera melepas pelukannya dengan canggung.
Namun Rahul terdiam, ia melihat pakaian Neha sudah robek di bagian atas.
Wajahnya langsung memerah dan mengalihkan pandangannya. Ia membuka jaketnya dan menyelimutkan ke tubuh wanita itu.
Neha baru tersadar bahwa pakaiannya telah robek panjang dan memperlihatkan kulitnya tubuhnya yang putih mulus.
Ia pun ikut memerah, memakai jaket itu dan berbisik pelan.
"Terimakasih!"
Namun ketika ia melihat Asam Kumar yang tergeletak pingsan bersimbah darah di sudut ruangan, wajahnya langsung pucat.
Rahul, pergi sekarang, kalau ada orang yang lihat, bilang saja bahwa kamu tak pernah ke sini.
Rahul terkejut, tapi kemudian menjawab tenang.
"Kakak Neha jangan khawatir, pria bajingan itu tidak mati, hanya pingsan. Saya tahu seberapa kuat tendangan saya"
Setelah itu ia berjalan mendekat kearah Asam Kumar, mengangkat tangan dan menampar muka dua kali kiri dan kanan sambil berteriak.
"Pria bajingan....Pria bajingan!"
Tamparan itu membuat wajah Asam Kumar membengkak seperti kepala baby, beberapa giginya rontok.
AAAARRGGHH........!
Asam Kumar akhirnya bangun dari rasa sakit yang luar biasa dan menyiksa.
Rahul memandangnya dengan tatapan dingin, andai saja tidak ada hukum yang mengikat. Ia sudah menghajar bajingan itu sampai mati hanya dengan satu pukulan.
Seorang yang menindas mantan istrinya dan hidup menumpang pada perempuan bukanlah seorang pria.
Yang lebih menjijikkan lagi adalah seseorang yang bisa melontarkan kata kata setan seperti menjual anaknya perempuannya sendiri. Dia bukan manusia, dia binatang.
Asam Kumar adalah seorang penjudi, Rahul sudah banyak penjudi dalam hidupnya. Meski mereka kecanduan, tetap ada yang memegang prinsip dan menjaga janji.
Tapi Asam Kumar tidak ada sedikit pun kasih sayang di hatinya, tidak ada dasar moral. Sampah manusia sepenuhnya.
Rahul melihat tubuh kurus dan matanya Asam Kumar yang kosong tanda tanda bahwa dia keracunan Narkoba.
Tidak heran tubuhnya kurus gabungan judi dan narkoba menjadikannya sosok yang tidak punya harapan.
Jika Neha tidak memutuskan hubungan dengannya, mungkin Asam Kumar akan menjual anak mereka demi narkoba.
Dan saat itu tiba, nyawa Neha bisa dalam bahaya dan itu sesuatu yang tak ingin Rahul lihat dengar.
Asam Kumar mulai sadar dan melihat seorang pemuda, ia tidak merasa takut dan malah mencaci maki.
"Siapa kamu bajingan, berani beraninya kamu menyentuh aku, haa...Aku sumpahin hidup kamu lebih menderita dari mati!"
Sambil berkata begitu, Asam Kumar mengambil ponselnya melirik Neha dan memaki.
"Pelacur sialan, pantesan kamu Cera sama aku ternya kamu udah main sama brondong, ya. Aku kamu!"
Ia mulai menelepon seseorang dan tampaknya hendak mencari bantuan untuk melawan Rahul.
Rahul tahu, pria bajingan ini ingin menelepon mencari bantuan dari kalangan bawah.
Apakah Rahul takut atau tidak, itu bukan masalah. Yang jelas ia tidak akan membiarkan Asam Kumar mendapatkan keinginannya.
Dengan cepat Rahul merebut ponsel dari tangan Asam Kumar dan menghancurkannya hanya satu genggaman.
Potong potongan ponsel berjatuhan kelantai, Rahul menatapnya dingin.
"Sepertinya kau belum paham situasinya, kalau begitu kau belum paham situasimu. Biar aku bantu kau sadar dan kali ini agar kau tidak melupakannya"
Asam Kumar menyadari bahaya terlebih dahulu, ia melompat dan melemparkan pukulan kearah Rahul.
Ngusss.....Dengan dengusan ringan Rahul menangkap pergelangan tangan Asam Kumar dan memutarnya keras.
KRAK.....!
"AAAHHH......!"
Asam Kumar berteriak kesakitan karena pergelangan tangannya retak dan kemungkinan patah.
Wajahnya menjadi pucat dan tubuhnya ambruk kelantai. Tapi tidak hanya itu saja, Rahul mengalir energi Qi nya dan menyegel pusat saraf kematian di tubuhnya.
Rahul sengaja melakukan ini, untuk melindungi Kakak Neha, Kemungkin Asam Kumar bertahan hidup sebulan lagi.
Namun Rahul tidak menyesal, melenyapkan satu nyawa seperti pria bajingan ini justru bisa menyelamatkan Nyawa Neha dan Anaknya.
Di lantai Asam Kumar meraung raung sambil memegang lengannya, Rahul menatapnya dingin dan bertanya.
"Di mana kau sembunyikan anak Bu Neha? Aku tanya sekali saja, jawab atau....."
"KRACK......!"
Rahul menginjak lututnya hingga hancur.
Raungan Asam Kumar menggema di dalam ruangan.
Melihat mata Rahul yang sedingin es, ia mulai gemetar ketakutan.
"Jangan pikir aku tidak berani membunuhmu. Cepat katakan, atau bola matamu berikutnya menyusul keluar" Gertak Rahul, suaranya seperti pisau menusuk tajam.
Neha yang menyaksikan semua itu menjadi tertegun, di benaknya muncul pertanyaan.
"Apakah ini benar benar Mahasiswanya yang dulu patut dikasihani? Yang selalu pendiam, bahkan jarang bicara di Kampus?"
Ia hendak menghentikan Rahul sebelum semuanya tak terkendali, ia tak ingin Rahul merusak hidup karena dirinya.
Namun sebelum ia bicara, Asam Kumar menyerah dan berkata.
"Jangan...Jangan sakiti aku lagi. Anaknya berada di rumah Tante aku!"
Rahul menoleh pada Kakak Neha dan berkata.
"Kakak Neha, kamu tahu kan rumahnya. Telepon dia!"
Neha langsung mengangguk patuh "Yah, aku akan menghubunginya sekarang"
Dia segera menghubungi Tante Asam Kumar dan benar, Anaknya di sana.
Dari percakapan jelas terdengar bahwa Tante Asam Kumar tidak memusuhi Neha, dan bahkan wanita tua itu meminta maaf dan berkata anaknya baik baik saja.
Setelah menutup telepon, Neha memandang Rahul, lalu ia melirik Asam Kumar yang masih merintih rintih di lantai.
Rahul tahu apa yang di pikirkan dan berkata tenang.
"Laporkan saja ke polisi, biar hukum yang bicara. Dia tidak akan bisa lagi mengancam kamu Kakak Neha!"
Wajah Asam Kumar langsung berubah panik dan berkata.
"Neha...Jangan...Jangan laporin ke polisi, aku janji ngak bakal ganggu kali. Aku sumpah, aku mohon. Suruh dia biarin aku!"
DuK....!
Rahul menendang belakang kepala Asam Kumar, membuat dia jatuh pingsan.
Ia tahu, Kakak Neha bisa saja luluh. Maka pilihan terbaik adalah menyerahkan sampah ini kepolisi.
"Dia.....?"
Tanya Neha sambil menunjuk kearah Asam Kumar yang pingsan di lantai.
"Tenang saja, aku membuatnya pingsan, aku tidak sebodoh itu membunuh pria laknat seperti dia. Aku hanya memberinya pelajaran" Jawab Rahul pelan.
Neha mengangguk dan segera menghubungi polisi.
Simak terus jalan cerita ini pada episode selanjutnya bersambung ke bagian 16.