Di negeri Amarasana, tempat keajaiban kuno disembunyikan di balik kehidupan sederhana, Ghoki (17), seorang anak pemancing yatim piatu dari Lembah Seruni, hanya memiliki satu tujuan: mencari ikan untuk menghidupi neneknya.
Kehidupan Ghoki yang tenang dan miskin tiba-tiba berubah total ketika Langit Tinggi merobek dirinya. Sebuah benda asing jatuh tepat di hadapannya: Aether-Kail, sebuah kail pancing yang terbuat dari cahaya bintang, memancarkan energi petir biru, dan ditenun dengan senar perak yang disebut Benang Takdir.
Ghoki segera mengetahui bahwa Aether-Kail bukanlah alat memancing biasa. Ia adalah salah satu dari Tujuh Alat Surgawi milik para Deva, dan kekuatannya mampu menarik Esensi murni dari segala sesuatu—mulai dari ikan yang bersembunyi di sungai, kayu bakar ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yusup Nurhamid, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengait Rahasia di Jantung Amarasana
Kecurigaan Tuan Karu menjadi bumerang. Dalam beberapa hari, desas-desus tentang keberuntungan ajaib Ghoki menyebar di seluruh Lembah Seruni. Orang-orang mulai berbisik tentang "sihir liar" dan "benda terkutuk" yang ditemukan Ghoki di Limana. Ghoki merasa terisolasi.
Nenek Mina merasakan ketegangan itu. "Mereka takut pada apa yang tidak mereka pahami, Ghoki. Tapi ketakutan mereka adalah hal yang nyata. Amarasana, meskipun damai, selalu membenci anomali."
"Aku tidak bisa berhenti menggunakan kail ini, Nek. Rasanya seperti menolak bernapas," kata Ghoki frustrasi, menyentuh Aether-Kail yang tergantung di pinggangnya.
"Kalau begitu, gunakan untuk mencari tahu. Amarasana tidak selalu menerima keajaiban, tetapi ia selalu tunduk pada Kebenaran," saran Nenek Mina. "Pergilah ke The Nexus, pusat kota Amarasana. Di sana, Esensi dan rahasia mengalir seperti sungai yang deras. Tariklah informasi yang kamu butuhkan."
Kota Nexus adalah jantung Amarasana, terletak di pertemuan tiga sungai besar. Itu adalah kota benteng, temboknya terbuat dari batu granit putih yang disinari matahari. Kota ini dipenuhi pedagang, bangsawan, dan, yang paling penting bagi Ghoki, para Penjaga Kota—orang-orang yang menegakkan hukum dan, lebih sering, menindas yang lemah.
Ghoki, yang biasanya hanya berani sampai ke pinggiran pasar, kini memberanikan diri masuk lebih dalam. Ia menyembunyikan Aether-Kail di balik jubah yang paling tebal, tetapi ia tetap mengaktifkan Visio-Sonar-nya.
Seketika, kota itu meledak dengan warna-warni energi. Ghoki hampir jatuh karena sensasi yang berlebihan.
Ia melihat Esensi Kesombongan yang berkilauan di sekitar para bangsawan. Esensi Keserakahan yang tebal menempel pada tangan para pedagang. Dan yang paling mengganggunya, ia melihat gumpalan Esensi Ketakutan dan Penindasan yang menempel seperti lumut hitam pada seragam para Penjaga Kota.
Ghoki harus mencari tahu mengapa Aether-Kail bisa jatuh. Ia perlu memancing pengetahuan yang mungkin disembunyikan oleh para petinggi.
Ia memutuskan untuk menuju ke Perpustakaan Kuno Nexus, tempat semua sejarah Amarasana disimpan—dan mungkin, disensor. Ia tahu ia tidak bisa memancing sebuah buku. Ia harus memancing Esensi Pengetahuan itu sendiri.
Di dalam Perpustakaan, Ghoki menemukan sudut yang terpencil, di dekat rak-rak berisi gulungan kuno yang diberi label "Mitos dan Legenda Kuno." Ia mengaktifkan kail.
"Aku memancing... Esensi Kebenaran dan Informasi tentang benda-benda yang jatuh dari Langit," bisik Ghoki, memejamkan mata.
Ia merasakan Benang Takdir perak melesat, bukan ke satu gulungan, melainkan ke jantung pengetahuan di perpustakaan. Benang itu menyentuh sebuah simpul Esensi, tarikannya terasa seperti menarik jutaan lembar kertas sekaligus.
Ketika ia menariknya kembali, kailnya tidak membawa benda fisik. Sebaliknya, informasi mengalir langsung ke dalam pikirannya, seolah ia baru saja membaca seratus gulungan dalam sedetik.
Kilasan Informasi yang Ditarik:
Aether-Kail adalah salah satu dari Tujuh Alat Surgawi yang ditempa oleh Deva (Dewa) Limina, Sang Penenun Takdir. Alat itu digunakan untuk menyeimbangkan realitas dan mencegah kekacauan dimensi.
Beberapa minggu yang lalu, terjadi "Keretakan Langit" besar di Sanctum Aetherius (tempat para Deva), menyebabkan alat-alat itu jatuh ke dunia fana.
Pemerintah Amarasana, melalui Dewan Tertinggi yang dipimpin oleh seorang Chancellor bernama Lord Varun, sedang berusaha keras untuk menutupi insiden tersebut dan mencari artefak yang hilang.
Lord Varun percaya bahwa artefak itu akan memberinya kekuasaan mutlak atas Amarasana. Salah satu Penjaga Kota telah dikirim untuk mencari anomali di daerah terpencil—secara khusus, Lembah Seruni.
Ghoki tersentak. Lord Varun—tokoh paling berkuasa di Amarasana—sedang mencari kail ini! Dan dia sudah mengirim orang ke Lembah Seruni!
Tiba-tiba, Visio-Sonar Ghoki berteriak. Ia merasakan Esensi Niat Buruk yang Terfokus yang dingin, mengarah lurus ke dirinya.
Ia mendongak dan melihat seorang pria jangkung dan berotot dengan seragam Penjaga yang dihiasi lencana emas mewah—seorang Kapten Penjaga—sedang berdiri di pintu masuk perpustakaan, matanya menyapu ruangan.
"Aku mencari seorang anak laki-laki bernama Ghoki Limana, dari Lembah Seruni. Dia membawa barang selundupan," teriak Kapten itu.
Itu adalah jebakan! Tuan Karu pasti telah melaporkannya. Ghoki segera bersembunyi di balik rak yang tinggi. Ia menyadari Kapten itu tidak melihatnya secara harfiah, tetapi ia merasakan Arus Bintang yang Ghoki hasilkan saat menggunakan kail.
Ghoki harus melarikan diri, tetapi ia tidak bisa pulang dengan tangan kosong dan membawa bahaya. Ia harus menyelesaikan apa yang sudah ia mulai.
Ia ingat sekilas informasi lain yang ia tarik: Salah satu Alat Surgawi lainnya, sebuah Gada Perisai, jatuh di dekat Tebing Gahara, yang merupakan wilayah terlarang.
Ghoki mengambil keputusan. Ia tidak bisa menghadapi Lord Varun sendirian. Ia membutuhkan lebih banyak kekuatan, atau setidaknya, ia harus mengamankan artefak lain agar tidak jatuh ke tangan Kapten dan Varun.
Mengambil napas dalam-dalam, Ghoki mengaktifkan Gagang Petir-Biru pada Aether-Kail. Ia tidak menyerang, tetapi ia mengayunkan kail ke rak buku di sebelahnya, memancing Esensi Keseimbangan Struktural dari rak itu.
Tarik!
Keseimbangan struktural rak itu hilang. Rak buku kuno yang berat itu miring dan roboh dengan suara keras, menciptakan kekacauan yang sempurna untuk melarikan diri.
Ghoki berlari keluar dari Perpustakaan, menghindari Kapten yang terkejut, dan menyelinap melalui gang-gang sempit Nexus. Ia tidak lagi hanya pemancing ikan. Ia adalah target yang dicari dan Penjaga dari artefak langit.
Ia berlari menuju gerbang kota. Tujuannya: Tebing Gahara. Ia harus menemukan Gada Perisai itu sebelum orang-orang Varun menemukannya. Ini adalah misi pertamanya, dan taruhannya adalah takdir seluruh Amarasana.