NovelToon NovelToon
Hamil Anak Pak Dosen

Hamil Anak Pak Dosen

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen
Popularitas:33.3k
Nilai: 5
Nama Author: Al-Humaira

Bangun dari tidur Yola begitu terkejut saat melihat pria yang terlelap di sebelahnya.
Yola tidak tahu apa yang terjadi padanya setelah pesta kampus yang ia datangi semalam.

Dan kini ia harus berakhir dengan pria yang sangat berpengaruh di kampus.

Yola memilih pergi sebelum pria yang masih terlelap itu bangun, ia tidak ingin menimbulkan masalah apalagi pendidikannya terkendala.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al-Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HAPD_BAB 15

Calvin yang menyadari tempat tidur disisinya sudah kosong membuat pria itu membuka matanya. Mungkin karena lelah bekerja dan pulang di layani dengan kepuasan membuat kualitas tidur Celvin sangat baik. Buktinya pria itu membuka matanya di jam sembilan pagi.

Dua puluh menit Calvin keluar dengan keadaan yang sudah segar, kakinya melangkah menuju lemari, namun ekor matanya melirik kearah sofa. Calvin mendekati sofa, di mana ada satu stel pakaian lengkap dengan dalaman.

Bibir Calvin melengkungkan senyum, sebelum memakainya Calvin lebih dulu menyambar ponselnya. bukan untuk menghungi Fayola, melainkan memutar rekaman cctv di kamar ini

Calvin bahkan geleng kepala melihat percintaan mereka, dari waktu sore sampai malam Calvin benar-benar mendapatkan pelayanan memuaskan dari Fayola. Rasa lelah selama pergi kini terbayar setelah melakukan pengisian daya, Calvin sampai tidak menyangka jika dirinya melihat sepasang manusia bercinta yaitu dirinya sendiri.

"Mungkin aku sudah gila, betapa aku sangat puas menyentuh tubuhnya." Gumam Calvin saat melihat bagaimana dirinya selalu merasakan terbang melayang saat kenikmatan datang bertubi-tubi.

Tidak ingin membuat dirinya kembali tegang dan tidak ada pawang, Calvin memilih mempercepat durasi video itu.

Hingga jari Calvin berhenti saat melihat Fayola yang masih terjaga di waktu dini hari.

Calvin mengezoom bagian wajah Fayola, dan di sana Calvin bisa melihat jelas jika wanita itu sedang menangis.

"Apakah aku menyakitinya." Gumam Calvin dengan perasaan yang tiba-tiba tak menentu.

Tap

Tap

Tap

Suara sepatu beradu dengan lantai terdengar begitu nyaring dimansion luas yang sepi itu, Calvin turun kebawah hampir pukul sepuluh pagi.

"Selamat pagi menjelang siang Tuan?" sapa Megi dengan sopan.

Calvin hanya berdehem, ini memang sudah tidak pagi tapi juga belum siang, entahlah.

"Nona sudah berangkat dengan supir," ucap Megi tanpa ditanya Calvin.

Wanita yang usianya sekitar 40tahun itu menaruh kopi didepan Calvin.

"Nona bilang, tadi malam dia begadang untuk mengerjakan tugas, sehingga membuat kedua matanya terlihat bengkak dan merah. Saya pikir nona-"

"Tidak perlu khawatir, dia baik-baik saja." potong Calvin lebih dulu. "Lain kali biarkan saja dia ingin melakukan apapun, hanya saja tetap awasi."

Megi mengangguk tanpa bisa membantah perintah Calvin.

"Tuan, kemarin ayah anda-"

"Lain kali tidak perlu meyambutnya, bila perlu kau usir saja."

"B-bukan itu Tuan, tapi tuan besar bertemu dengan nona Fayola." turun Megi dengan wajah menuduk.

Wajah Calvin langsung berubah tegang, rahangnya mengeras seiring dengan amarah yang terpendam.

*

*

Di kampus Fayola tampak tidak fokus, entah apa yang ada dipikiran Fayola. Wilea yang sejak tadi mengoceh tak digubris oleh Fayola yang sedang melamun.

Pikirannya selalu terbayang saat ayah Calvin datang dan bicara padanya, tidak tahu apa yang terjadi dengan kelurga pria itu, namun kata-kata ayah Calvin mampu membuat dada Fayola sakit, di tambah kata-kata Calvin semalam rasanya Fayola benar-benar tidak ada harapan apapun untuk perasaanya saat ini.

"Yola, bagaimana Jerry mengudang kita untuk datang m" Wiles memperlihatkan undangan ditanganya pada Fayola.

Namun karena masih melamun Fayola sama sekali tidak mendengar.

"Yola!" Wilea menggoyangkan lengan Fayola barulah gadis itu merespon.

"Kenapa Wil?" Tanya Fayola dengan wajah bingung.

Wilea mendesah kasar, tangannya terlipat didada.

"Jerry mengudang kita untuk datang ke kafe yang baru buka." Wilea menunjukan kertas undangan.

"Hm, nanti malam."

"Ya, bagaimana mau datang tidak?" Tanya Wilea sekali lagi.

Fayola tampak berpikir, dihari yang sudah-sudah saat dirinya menghadiri pesta berakhir dengan mengenaskan, meskipun dalam kuasa tubuh Calvin, tapi tetap saja Fayola meringis sendiri mengingat dirinya selalu sial jika mendatangi pesta.

"Kau berpikir apa? Kenapa lama sekali?" Tanya Wilea sambil menyesap minumannya.

"Tidak ada, aku belum tahu. Tapi nanti aku akan mengabari." Tukas Fayola dengan senyum.

Mungkin sebagian orang melihat Fayola dari sisi fuksiknya saja, gadis itu memiliki wajah cantik dan tubuh yang seksi di balik pakaiannya. Namun hanya orang yang memiliki hati baik melihat Fayola yang memiliki ketulusan di tatapan gadis itu. Fayola memang terlihat tidak menarik dengan penampilannya, tapi jika di perhatikan dengan seksama gadis itu adalah paket komplit. Buktinya Calvin sampai tak bisa menahan hatinya untuk wanita itu, meskipun belum pria itu sadari.

Jam keduanya Fayola kembali kelas bersama Wilea, keduanya gadis itu baru saja duduk disusul dengan dosen yang masuk.

"Ehh, aku pikir pak Calvin masih cuti." Bisik Wilea pada Fayola disebelahnya.

Fayola hanya mengangkat bahunya, gadis itu sibuk membuka materi hari ini.

Sedangkan Calvin sejak masuk tatapanya tertuju pada Fayola, gadis yang sudah berhasil membuat perasaanya tidak tenang, apalagi isi kepalanya mulai dipenuhi oleh wajah gadis itu.

"Pelajari materi halaman 136, hanya lima menit, dan kerjakan tugasnya."

Huuuu

Fayola hanya geleng kepala, pantas saja Calvin dijuluki dosen killer, pria itu tidak berperasaan jika sedang mengajar.

"Bagaimana bisa menteri seperti ini dalam lima menit harus hafal." Gumam mahasiswa lain sambil menggaruk kepalanya.

Calvin memang terkenal tegas dan killer, pria itu membuat anak didiknya tertekan sebagian terlebih untuk murid laki-laki, karena jika perempuan mereka tidak peduli dengan tugas yang terpenting bisa melihat wajah Calvin cukup lama membuat mereka sudah seperti mempermudah mengerjakan soal.

Hingga dua puluh menit berlalu, jam pelajaran pun selesai, para murid perempuan belum mau keluar karena Calvin masih berdiri di tempatnya sambil memeriksa tugas.

"Kenapa pria tampan selalu memiliki wajah dingin,"ucap salah satu gadis yang berpangku tangan tak bosan menatap wajah Calvin.

"Sepertinya pria tampan memang diciptakan untuk menjadi dingin dan tak tersentuh." Kata satunya lagi.

Bisik-bisik itupun semakin terdengar jelas, membuat Fayola yang sudah membesarkan barangnya beranjak pergi.

"Ayo pulang, aku akan mengantar mu." Ucap Fayola pada sahabatnya.

"Hem, ibuku menanyakan mu. Sudah lama kamu tidak menginap di rumah." Kata Wilea sambil beranjak dari duduknya.

Fayola tersenyum, dia memang dekat dengan kelurga Wilea.

"Baiklah nanti aku pikirkan untuk menginap."

Wilea tentu saja senang, hingga saat keduanya hendak melewati Calvin, tiba-tiba pria itu memanggil nama Fayola membuat gadis itu berhenti.

Semua mata tertuju pada Fayola, mereka memiliki rasa iri mendengar nama Fayola di sebut oleh dosen killer dan panas itu.

"Tolong, bawakan ini keruangan saya." Titah Calvin pada gadisnya dengan tatapan dingin dan datar.

Mereka yang melihat hanya menahan senyum melihat bagaimana ekspresi Calvin yang acuh pada Fayola yang cantik.

"Aku rasa, dia bukan tipe pak dosen," ucap gadis yang terlihat tak suka melihat Fayola.

"Biar saya saja pak?" Wilea yang hendak maju megambil tugas mendadak senyum manisnya yang tadi sempat hadia kini lenyap seketika mendengar ucapan Calvin.

"Namamu siapa? Yang aku panggil hanya Fayola? Jadi kamu tahu siapa pemilik nama itu." Ucap Calvin dengan tatapan tajam yang membuat Wilea menciut.

"Wil, kamu tunggu aku di parkiran." Ucap Fayola sambil meraih tugas dimeja Calvin.

"Tapi kan-"

"Hanya mengantar ini tidak apa-apa." Ucap Fayola meyakinkan.

Fayola tahu arti tatapan Wilea yang merasa khawatir, mungkin karena Calvin terkenal galak jadi Wilea takut jika Fayola di marahi.

Keduanya berjalan keluar namun menuju arah yang berbeda, Wilea menuju parkiran, sedangkan Fayola menuju ruang dosen Calvin.

Sejujurnya Fayola sempat kecewa melihat penampilan Calvin hari ini. Fayola sengaja meyiapkan pakaian untuk Calvin, tapi nyatanya pria itu tidak memakai pakaian yang sudah ia siapkan, Calvin menggunakan pakaian lain, meskipun tetap terlihat tampan dan sempurna di mata para wanita.

Fayola menaruh tugas diatas meja Calvin, namun saat tubuhnya berbalik, Fayola sempat terkejut melihat Calvin yang berdiri dibelakangnya, bahkan Fayola hampir saja menabrak dada bidang Calvin.

"P-pak, anda bikin saya kaget." Fayola mengelus dadanya yang berdebar karena benar-benar kaget.

Calvin berdiri dengan tatapan datar dan tenang, menatap lamat-lamat wajah wanitanya.

"S-saya permisi pak." Ucap Fayola yang merasa mulai tidak nyaman ditatap seperti itu oleh Calvin.

Fayola melewati Calvin begitu saja, prima l itu sama sekali tidak mencegah Fayola diruangan itu. Sesampainya diluar Fayola menghela napas lega, dirinya benar-benar tidak tenang jika didekat pria itu.

"Pelan-pelan, pasti kamu bisa." Gumamnya meninggalkan ruangan Calvin dengan tenang.

Prangg

Calvin melepar vas kaca ke lantai degan keras, entah apa yang terjadi, Calvin justru meluapkan kemarahannya.

"Shitt!" Umpatnya yang merasa frustasi sendiri.

1
Hartini
mungkin ini jalan untk kalian bertemu
Erna Fadhilah
perkebunan yang di maksud Calvin kayaknya yang di tempati yola deh
Erna Fadhilah
semoga🤲🤲🤲 megi udah dapat informasi tentang yola dan dia mau lapor pada Calvin
Nur Adam
lnjut
daroe
not smart 😒
Erna Fadhilah
kayaknya halusinasi deh😅😅😅, semoga🤲🤲🤲 dengan adanya halusinasi ini hanzel bisa sadar dan mengekang Calvin lagi
Nur Adam
lnjjut
Vtree Bona
lindungi payola bibik kasihanilah dia
Erna Fadhilah
jangan ngomong sama majikanmu dulu lin kasihan dia biar dia bersatu lagi sama Calvin
Erna Fadhilah
semoga bibi megi bisa membantu pak dosen menemukan yola secepatnya
Muawanah
msh menunggu update nya ya,
Marc Lina Aczenk Lolo
cerita hamil nya mana thor?
*Septi*
kasian Calvin dalam tekanan ayahnya sendiri
*Septi*
kenapa ya seperti itu terhadap putranya sendiri 🤔
Erna Fadhilah
iiih orang tua kok kaya gitu sama anaknya, daripada kamu di gituin trs setiap dekat sama perempuan mending habisi aja dia biar ga ada penghalang kebahagiaan untuk mu, aku kok jadi jahat siiih nyuruk seorang anak bunuh ayahnya 🙏🙏🤦‍♀️🤦‍♀️, abisnya greget siiih aku sama bapaknya 😤😤😤
Erna Fadhilah
itu namanya kalau sudah tiada baru terasa
Erna Fadhilah
apa selama kamu pergi kamu ga ngubungin dia walau lewat chat sekalipun pak dos 🤦‍♀️🤦‍♀️
saljutantaloe
cewe klo udh di ewe sebelum nikah jadi bloon akut nurut aja sama cwo nya di apa"in juga diem
Nur Adam
lnju
Asih Sumarsih
sedih banget bacanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!