NovelToon NovelToon
DEMI IBU KU SEWAKAN RAHIM INI

DEMI IBU KU SEWAKAN RAHIM INI

Status: tamat
Genre:Mengubah Takdir / Angst / Romansa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Poligami / Cinta Lansia / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

‘Dulu, ibuku pernah menjadi permaisuri satu-satunya, dan aku Putri mahkota dalam istana mahligai rumah tangga orang tuaku, tapi lihatlah kini! Kami tak ubahnya sampah yang dibuang pada sembarang tempat!’

Dahayu – wanita berpenampilan sedikit tomboy, harus menelan pil pahit kehidupan. Sang ayah menjual dirinya kepada sosok asing, yang mana ia akan dijadikan istri kedua.

Tanpa Dahayu ketahui, ternyata dirinya hendak dijerumuskan ke jurang penderitaan. Sampai dimana dirinya mengambil keputusan penting, demi sang ibu yang mengidap gangguan mental agar terlepas dari sosok suami sekaligus ayah tirani.

Siapakah sosok calon suaminya?

Mampukah Dahayu bertahan, atau malah dirinya kalah, berakhir kembali mengalah seperti yang sudah-sudah?

Pengorbanan seperti apa yang dilakukan oleh wanita berpendirian teguh, bersifat tegas itu …?

***
Instagram Author : Li_Cublik

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

08 : Mana buktinya?

Dahayu beranjak ke kamar mandi guna mencuci muka, dan dia berganti kaos yang potongan leher menyerupai huruf V. Memperlihatkan kalung mahar pemberian sang suami.

Nelli cukup melihat, rasa penasarannya ia simpan dalam hati, memilih tidak diutarakan. Pernikahan sahabatnya bukanlah berlandaskan cinta, tetapi pengorbanan penuh derita dan derai air mata. Tak pantas dibahas apalagi jadi ajang candaan.

“Ibuk main dulu dengan Mak Rita ya, Ayu hendak pergi beli permen. Ibuk mau yang bentuk apa?”

Sorot mata bu Warni berbinar, dia langsung menjawab cepat. “Kwek kwek.”

“Baik, tapi sabar menunggu ya. Jangan mengamuk apalagi membanting barang, bisa kan?” Ia berjongkok, tangannya membingkai wajah sang ibu, sangat lembut memberi pengertian. Setelah mendapatkan anggukan, diciumnya lembut kening wanita hebatnya. Kemudian dirinya menyambar jaket parasut, lalu mengenakannya.

.

.

“Dayu! Kau dengar baik-baik ya! Tak perlu banyak cakap, langsung saja jambak rambut Ijem kalau dia terus merepet memaki mu!” Nelli terus berkicau hingga air ludah berterbangan tersapu angin. Dia memang selalu paling semangat bila membahas dua wanita yang sering membuatnya naik pitam.

Dayu yang sedang mengendarai motor, cuma mengangguk – meskipun ada beberapa kalimat tidak terdengar jelas. Intinya dia paham, kalau sahabatnya sedang menyusun rencana mengajak tawuran.

Dari afdeling 5 ke afdeling 3 – hanya memerlukan waktu sekitar sepuluh menit. Kini motor Dahayu sudah memasuki halaman rumah dinas ayahnya. Yang mana di teras terlihat Ijem dan Nafiya sedang duduk santai.

Dahayu menurunkan standar, motornya ia parkir dibawah pohon jambu air.

“Pasti ada maunya! Kalau nggak, mana mungkin kau sudi datang kemari. Dasar tak tahu diri – memanfaatkan ayah yang katanya sangat dibenci, tapi selalu merengek meminta bantuan.” Nafiya berdiri, berkacak pinggang, menatap sang adik tiri dengan tatapan merendahkan.

Ijem menimpali, kaki kanan bertumpu pada kaki kiri, gayanya sangat pongah. “Jelas lah! Bilangnya tak sudi memanggil Ayah, tapi tiap tanggal muda memalak kartu kesehatan. Cuih, memalukan sekali.”

Dahayu membungkuk, memungut batu sebesar kepalan tangannya. “Panggil Bandi keluar, atau ku lempar kaca jendela kalian!”

‘Bodohnya kau! Kenapa tak bilang – lempar kepala si Mentel atau si titisan Suzanna itu!’ batin Nelli meradang, dia menatap geli pada lingkar bawah mata berwarna hitam milik Ijem yang memakai celak (eyeliner) berlebihan.

“Jangan mau, Mak! Kita bukan jongosnya. Lagipula dia cuma menggertak _”

Pyar!

Akh!

“Gila kau Dayu!” Nafiya menjerit, kakinya terkena pecahan kaca jendela susun bewarna putih.

Tetangga rumah sebelah Ijem keluar, begitu juga seberang jalan. Mereka hanya menonton, tak berniat ikut campur.

Dahayu tetap tenang, melangkah diam mengikis habis jarak. Bila sebelumnya masih ada rasa kemanusiaan yang tertinggal, kini sirna meninggalkan bekas luka menganga.

Dia begitu membenci dua sosok wanita dihadapannya ini. Terlebih pada pria yang baru saja keluar dari dalam rumah.

“Bang!” Ijem memeluk erat lengan suaminya. “Putrimu hampir saja mencelakai Nafiya. Dia melempar jendela rumah kita!”

“Bapak Lihat kakiku ini!” Nafiya menjulurkan kakinya yang tergores tipis.

“Keterlaluan kau, Dahayu!” Bandi melepaskan lengan istrinya, lalu mengayunkan tangan hendak menampar.

“Jangan pernah kau menyentuhku lagi dengan tangan kotor mu, BANDI!” Tangannya menghempas kuat lengan ayah kandungnya.

Tubuh Bandi terperanjat, dia shock. Baru kali ini putrinya melakukan perlawanan berarti, sebelum-sebelumnya hanya membantah, lebih banyak diam.

“Kau sangat tak sopan dengan ayahmu sendiri, Dahayu! Mau jadi anak durhaka _”

“Diamlah kau Pant*k!” Nelli memekik, menuding saingannya diatas panggung. “Harusnya kau malu selalu ikut campur urusan ayah dan anak. Sementara dirimu cuma anak tiri!”

Dayu tidak menghiraukan sahabatnya, biasanya dia akan menegur bila Nelli mengeluarkan kata-kata mutiaranya.

“Apa kau sudah memasukkan berkas perceraian ke pengadilan?!” tanyanya dengan nada rendah, tatapan mata menghunus netra sang ayah.

“Aku ini ayahmu! Mau bagaimanapun keadaannya, kau harus menghormati ku, Dahayu!” Bandi berkacak pinggang.

Ijem bergeser menjauh, dia memeluk lengan putrinya yang terdiam setelah kalah berdebat dengan Nelli.

“Ayah … ha ha ha,” Dayu mendengus, menatap jijik.

“Bagian mana yang cocok dipanggil ayah itu, Bandi? Kau cuma pria pengecut! Mungkin kalau bukan ibuku yang menerima pinangan pria terbelenggu cinta buta, pengangguran – aku yakin tidak ada wanita sudi menikah denganmu.”

"Kau!” Jari telunjuknya bergetar menunjuk sang putri.

“DIAM! Kali ini giliranku yang berbicara. Kau cukup mendengarkan!” gigi Dahayu bergemeletuk. Tatapannya masih sama, bengis.

“Dulu kau nyaris gila karena ditinggalkan Lonte itu! Enggan bekerja, hobi menenggak tuak, sampai meresahkan warga kampung kalian. Maka dari itu almarhum ibumu gencar mendekati nenekku, agar bersedia menerima calon menantu tak berguna nya.” Kepalan tangannya semakin erat.

“Ibuku yang malang, lugu, menerima dengan lapang dada, berusaha keras menjadi istri sempurna. Semenjak kalian menikah, dunianya cuma dirimu. Dia tak malu memiliki suami layaknya gelandangan. Malah membantu perekonomian keluarga – bekerja mengutip getah, sampai tiba waktunya kau diangkat menjadi karyawan tetap,” sambungnya datar.

“Tahun pun berganti, aku lahir dan berada ditengah-tengah kalian. Semua terasa hangat, hingga tak lama kemudian kau diangkat menjadi centeng, membuat perekonomian keluarga jauh lebih baik lagi. Sampai dimana jabatanmu dinaikan lagi menjadi mandor panen. Setahun setelahnya, kau berulah dikarenakan cinta pertama kembali dengan membawa anak – pernikahannya gagal,” Dayu menarik napas panjang.

“Dia!” Tunjukkan pada Ijem. “Silau mata dikarenakan harta dan jabatanmu, sehingga menjadi buta. Seharusnya sesama wanita saling mendukung bukan menikung. Namun, Lonte satu ini! Menggebu-gebu mendekati, memasuki cela sampai masuk pula kedalam celana segitiga mu, Bandi.” Dayu menoleh menatap lekat sang ibu tiri.

“Kau selalu membanggakan diri menjadi istri mandor. Kalau orang waras, pasti dia malu – karena hasil dari merampas suami wanita lain, tapi sayangnya kau tak punya urat malu. Cuih!” Ia meludah tepat disamping kakinya.

“Sekarang kutanya untuk terakhir kalinya. Apa kau sudah mengajukan cerai di pengadilan agama, Bandi?” ia sudah malas berbicara panjang kali lebar, sebab percuma.

Bandi melirik kanan kiri rumah tetangga yang mana di teras nya terdapat para orang penasaran berpangkat sama seperti dia. Meskipun tak seluruhnya perdebatan sengit ini terdengar, tetapi gesture putri kandungnya mudah terbaca kalau dia sedang meluapkan emosi.

“Sudah,” jawabnya dengan nada tidak meyakinkan.

“Mana buktinya, tunjukkan padaku!”

“Eh bodoh! Ya mana ada buktinya. Kau tunggu saja surat pemanggilan dari kantor pengadilan agama _”

“Diam kau! Atau mau ku tunjang?!” Dahayu menekankan setiap kata.

Ada getar samar pada tubuh Nafiya. Adik tirinya terlihat berbeda, sangat dingin seperti seseorang tidak memiliki rasa empati.

“Besok Ayah berikan,” ia mencoba berkelit.

“SEKARANG!”

Tiba-tiba sebuah mobil kijang terparkir di tepi jalan bersisian dengan parit. Turunlah dua sosok pria, melangkah lebar memasuki halaman rumah Bandi.

"Tuan ...."

.

.

Bersambung.

1
Arya Al-Qomari@AJK
nangis Mulu baca karya kak cublik
Arya Al-Qomari@AJK
thorrr sampai nangis aku 😭😭😭
Arya Al-Qomari@AJK
duh ijem, kau memang pintar menurunkan ilmu mu (menjadi jin dasim) pada anakmu fiya, apalagi fiya profesinya seorang biduan duh gk kaget lagi aku jem. berdoa sajalah kau jem semoga fiya gk tekdung duluan.
Arya Al-Qomari@AJK
baru sadar kalau nama panjang Amran TABARIQ karena dari bab 1-3 aku bacanya Amran TARIQ😁😁
🌿wing2bo_27
luar biasa /Smile//Smile/
Yanti Farida
karya terbaik maaf baru bisa komen hpku rusak😭 semoga kaka sehat selalu biar bisa bikin karya baru lgi ditunggu karya barunya kak🤗🥰
Is Mayeni
Alhamdulillah happy Ending
terima kasih kak cublik, karya nya the best 👍
d tunggu karya selanjutnya 😊
Nilam Payakumbuh12
bagus banget.....setiap yg di tulis kak cublik selalu bagus'
Siti Sopiah
bahasa melayu sikit ya Thor campur Batak mmg ngam .q Jawa tp suka bahasanya.sbb q dh lama krj di Malaysia jd FHM bus melayu
PANCAWATI PRIHATININGSIH
😍😍😍😍😍😍😍😍😍
Kaira Alvaro
ceritanya selalu asik tentang perdesaan jadi GK bikin bosen dan bikin nostalgia 🤣
Cublik: 🥰🥰🥰

Terima kasih Kakak 🥰
total 1 replies
Fitry Hardika
alhdmullh happy ending😘maksh tour di tungguh karya baru nya ,smga tour sukses slalu dan sehat slalu biar biasa menemi sya di negri orng
putri
karya kak cublik selalu luar biasa. tokoh yg keren. alur ceritanya sangat bagus. banyak nasehat yg bisa diambil.
Cublik: Terima kasih banyak ya Kak ❤️
total 1 replies
AFPA
akhir cerita yg sangat..sangat memuasskan
AFPA
MaasyaAllah tabarokallah ka cublik..berkah,sukses,sehat selalu yaa
terimakasih sudah membersamai
ditunggu karya selanjutnya
mimief
disepanjang aku membaca novel ttg perselingkuhan,ttg penghianatan biasanya kesedihan karakter yg dijual
tapi disini kita diajarkan ketegaran, ketangguhan dan pengabdian tanpa syarat kepada ibunya

ini yg membuat novel ini berbeda dan unik
bahkan sang Amran dan orang tuanya yg terbiasa Semua nya dinilai dari materi
sampai tidak berkutik dengan si cantik ini

terima kasih atas cerita indah dan penuh inspiratif ini Thor
apapun yg terjadi,menjaga harga di6 tetaplah no 1
karena kalau bukan kita yg menjaga siapa lagi yg akan menghargai diri sendiri
Cublik: Kembali kasih Kakak 🥰❤️❤️
total 1 replies
mimief
nice ending
beautiful story'

ingat lah kita semua, terkadang jikalau kita ada ditengah badai yg berkepanjangan,dengan kilat dan bunyi Guntur yg bersahutan
tetapi terkadang ada moment" menakjubkan diantara itu
begitulah juga kehidupan,
walaupun kita ada dititik terendah di kehidupan kita,akan ada sesuatu yg selalu menguatkan kita
terimakasih atas cerita indah nya thor
Dcy Sukma
selalu menyenangkan membaca cerita2mu kak.. ditunggu karya2 selanjutnya kak.. ☺️😊
Cublik: Terima kasih banyak ya Kak 🥰❤️
total 1 replies
Lailatus
Gak ada bonus part kah kakak?
Hamidah SuGiyono
bagussss
Cublik: Terima kasih Kakak 🥰❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!