gadis kecil yang malang hidupnya selalu di bully karena mempunyai wajah jelek dan dekil hingga semua teman menjauh darinya.
Tapi saat tumbuh dewasa perlahan-lahan ia mempelajari ilmu pengasihan agar semua orang tertarik kepadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sely muspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12
Pagi hari yang cerah. Matahari sudah naik di ufuk timur. Orang-orang melakukan aktivitas seperti biasanya. Ada yang pergi ke sawah, Ada yang ke pasar untuk menjual hasil tani mereka.
Sementara itu, Kebahagiaan menyelimuti hati gadis remaja yang dulu buruk rupa sekarang jadi cantik jelita.
"Aku bersiap keluar rumah dulu ya bu, pertama tama aku ingin menemui Danu"ujarnya.
" Ya sudah nih sambil bawakan bekal bapak untuk makan di sawah ya sayang"Ucap Ibu sambil menyodorkan Rantang yang berisi nasi dan lauk.
Begitu kaki Rahma melangkah. Mata demi mata mulai memandangi nya.
"Wah siapa ya gadis yang cantik jelita itu? "
Sapa salah seorang tetangga .
Tapi Rahma hanya tersenyum dan terus berjalan. Hatinya sangat berbunga-bunga ternyata ritual yang dia jalankan selama 40 hari itu berhasil.
"Rahma ya? kok sekarang berubah total jadi cantik sekali" Ucap salah satu teman sedesa nya.
Rahma hanya tersenyum tidak menjawab pertanyaan orang-orang sehingga semua menjadi penasaran.
Seketika sampai di sawah Rahma memanggil bapak. "pak ini Nasi nya !!!!!
" Wah anak cantik bapak sudah datang saja"
Orang-orang yang bekerja di sawah semua memandangi wajah Rahma.
"Itu putrimu Rahma? Sekarang berubah jadi cantik sekali" ucap salah seorang petani.
"Iya dia Rahma. Kemarin menjalani perawatan diluar kota selama sebulan" Jawab Bapak.
salah seorang petani tidak percaya
"Ah mana mungkin dapat biaya dari mana sementara Bapaknya hanya kuli di sawah"
Mereka semua tidak percaya. Dan tiba tiba Rahma bicara kepada mereka sehingga mereka langsung tunduk dan percaya pada ucapan yang seperti kena sihir.
"Percaya pada Bapak ku. Aku mengumpulkan uang sedari dini untuk hal ini jadi tidak usah pada kaget semuanya"ujar Rahma.
Mereka semua yang awalnya tidak percaya dengan ucapan Bapak, sekarang percaya setelah Rahma sendiri yang bicara.
Ritual pengasihan yang Rahma lakukan membuat siapa saja yang bicara dan melihat wajahnya menjadi tunduk.
Bapak pun sampai melongo melihat kejadian ini. Semua orang yang melihat Rahma seketika menjadi terpana akan kecantikannya.
Tiba-tiba Danu datang dan menyingkirkan kerumunan orang-orang.
" Minggir Minggirr ada apa ini? "
setelah Danu berhasil melewati kerumunan orang-orang. Danu pun terkejut. Dia bertanya-tanya siapa gadis cantik jelita yang ada di depanku ini? sepertinya ku kenal dengan Dia tapi mengapa wajahnya berbeda?
Rahma kemudian menepuk pundak Danu dan menarik tangannya.
"Danu ini aku. aku telah pulang dari luar kota"
ujar Rahma.
"Jadi kamu selama ini menghilang untuk menjadi cantik Rahma? aku sangat pangling dengan wajah mu sungguh berbeda dengan yang dulu"Jawabnya.
"Tapi kamu masih mau kan bersahabat denganku " Tanya Rahma.
"Tentu saja persahabatan kita tak akan terhalang oleh apapun"kata Danu.
Danu sangat merindukan sahabatnya yang dari kecil selalu menemani nya bermain. Kemarin baru ditinggal sebulan aja rasanya sudah kehilangan kata Danu.
Dan terkejutnya lagi saat bertemu kembali Rahma sudah menjadi primadona desa.
Rahma dan Danu pergi mengantar Rahma ke rumah nya. Rumahnya yang selalu sepi dari tetangga tiba-tiba menjadi ramai dan banyak yang menanyakan kepada ibunya Rahma.
" Rahma untung saja kamu pulang. Ibu sudah pusing menjawab pertanyaan tetangga kita"ujar Ibu.
"Kenapa sih ibu ibu. Biasanya juga saya lewat aja ga ada yang menyapa satu orang pun. Giliran wajahnya berubah aja pada heboh" Ujar Rahma.
"Ya jelas heboh lah. Seperti sihir jangan jangan kamu pakai pelet ya" Kata salah seorang tetangga.
"Enak aja kalau ngomong. Aku ini udah memikirkan ini dari kecil. Aku rajin menabung. Karena hidup ku hampir putus asa gara gara dikucilkan oleh kalian semua"
"Sudah bubar jangan suudzon mulu hidupnya" Teriak Rahma.
Para tetangga akhirnya menuruti perkataan Rahma mereka semua pulang ke rumah masing-masing.