NovelToon NovelToon
Lelaki Dari Satu Malam

Lelaki Dari Satu Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Keluarga
Popularitas:903
Nilai: 5
Nama Author: Keke Utami

Rinjani hanya ingin hidup tenang.
Tapi semua hancur saat ia terbangun di kamar hotel bersama pria asing. Dan beberapa jam kemudian mendapati kedua orang tuanya meninggal mendadak.

Dipaksa menikah demi melunasi utang, ia pingsan di hari pernikahan dan dinyatakan hamil. Suaminya murka, tantenya berkhianat, dan satu-satunya yang diam-diam terhubung dengannya ... adalah pria dari malam kelam itu.

Langit, pria yang tidak pernah bisa mengingat wajah perempuan di malam itu, justru makin terseret masuk ke dalam hidup Rinjani. Mereka bertemu lagi dalam keadaan tidak terduga, namun cinta perlahan tumbuh di antara luka dan rahasia.

Ketika kebenaran akhirnya terungkap, bahwa bayi dalam kandungan Rinjani adalah darah daging Langit, semuanya berubah. Tapi apakah cinta cukup untuk menyatukan dua hati yang telah hancur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keke Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Selidik

Langit ikut tertawa kecil dengan nada tidak percaya. Bagaimana mungkin Evan bisa menyimpulkan jika Rinjani– asisten rumah tangga, yang baru dua hari bekerja di rumahnya adalah anak dari orang terpandang seperti keluarga Harsa. Walaupun Langit akui Rinjani memang tidak pantas disebut ART sebab wajah dan auranya yang bisa dikatakan mahal.

“Papa memperhatikannya sedetail itu? Wah … kalau ketahuan Mama bisa kena tilang nih,” Langit bergurau.

Evan berubah sinis, menatap tajam Langit yang masih tertawa.

“Awalnya Papa mengira dia teman Nafa, wajahnya terlihat tidak asing, lalu kalung yang dia pakai. Tapi Mama kamu bilang dia ART baru, keluarga Teh Ami,” ujar Evan, ia menatap Langit, “Kamu cari tahu tentang dia.”

“What? Kenapa harus aku? Come on, Dad! I'm hectic!” 

Evan menggeleng tegas, “No! Ini perintah!”

Langit  terlihat tidak suka.

“Jangan kamu pikir Papa nggak tahu apa masalah kamu sekarang,” sindir Evan, menyudutkan Langit, “Sindrom couvade.”

Langit mengusap tengkuknya yang tidak gatal, “Papa tahu dari mana?” tanyanya.

Evan tersenyum miring, “Hanya tebakan beruntung.”

Langit tertunduk dengan wajah yang tegang. 

Setelah berbicara dengan Evan, Langit kembali  ke ruangannya, ia akan hectic setelah ini. Pekerjaan, memecahkan masalahnya, lalu mencari tahu siapa sosok Rinjani.

********* 

Siang ini, langit begitu cerah untuk Rinjani yang sedang gundah. Pikirannya berisik setelah semalam ia melihat surat jual beli berlian dari perusahaan  keluarganya. Petanyaan-pertanyaan yang muncul sejak orang tuanya meninggal terkait hartanya habis begitu saja, lalu hutang yang melilitnya sekarang, membuat Rinjani berpikir jika tidak ada salahnya ia mencari tahu ada apa di balik semua itu.

“Non Arin.” 

Rinjani menoleh ke arah pintu, suara Sulis yang baru masuk ke kamar terdengar.

“Aku harus pulang ke kontrakan, Bi,” ujarnya.

Rinjani memang harus pulang. Bukan tanpa alasan, ia harus bersikap normal terkait kebohongannya tentang suaminya yang lumpuh di rumah. Karena tadi pagi Olivia sudah bertanya bagaimana kondisi suaminya sekarang.

“Non istirahat aja di kontrakan, makan siang biar bibi sama Teh Ami yang urus, lagian sebentar lagi Pak Evan sama Mas Langit juga pulang.” 

Rinjani mengangguk kecil, mengucapkan terima kasih kepada Sulis, sebab sudah membuat pekerjaannya mudah ditengah kondisinya yang hamil muda.

Rinjani meraih tas, keluar  kamar dan menghampiri Olivia untuk izin pulang.

“Semoga suami kamu cepat sembuh ya,” ujarnya dengan tersenyum.

Rinjani  menunduk sopan, ia segera berlalu. Sesampai di depan pagar, ia menaiki ojek online yang sudah ia pesan. Rinjani tidak akan ke kontrakan siang ini, melainkan ke rumah lamanya. Ada banyak pertanyaan yang harus segera dijawab.

Berselang belasan menit, ia tiba di rumah lamanya. Rinjani menatap pagar yang di kunci, dari luar terlihat tanaman hias di halaman  tidak terawat. Ia menghela napas sesak, kenangan di rumahnya kembali terlintas.

Merasa tidak ada hasil ia datang ke sana, ia berniat berlalu. Namun baru beberapa langlah,  mobil Darren berhenti di depan pagar rumah. Rinjani segera mencari tempat untuk bersembunyi.

“Ngapain dia ke sini? Atau jangan-jangan dia sering ke sini?” monolog Rinjani. Mobil Darren memasuki halaman bersama mobil Desi yang ternyata menyusul.

Rinjani yang penasaran memilih untuk mendekat, mancari celah masuk ke rumah itu dengan mengendap. Setelah berhasil menghindari sopir Darren, Rinjani berhasil masuk ke dalam rumahnya. Ia bersembunyi di balik sekat ruang tengah, menguping percakapan antara Darren dan Desi.

“Dia sedang hamil! Apa kau menjual pelacur padaku?!” suara Darren menggelegar, marah, membuat siapa saja yang mendengarnya gemetar.

Darren menunjuk wajah Desi, “Dan kau bukannya melunasi utang-utang itu setelah melelang berlian keluarga Harsa, kau justru menggunakannya untuk bermain kasino. Jangan kau pikir Saya tidak tahu!” 

Desi tidak berkutik, terdiam dalam ketakutan, 

“S-saya pasti akan melunasinya, Tuan,” ujar Desi tergagap.

“Dengan apa? Setelah kau menjual keponakanmu yang murahan itu atas nama hutang keluarganya,” Darren tertawa devil, keangkuhannya terlihat jelas, “Kau benar-benar licik, Desi!”

“Saya berjanji, Tuan. Setelah semua berlian itu berhasil dilelang … Saya akan serahkan semua uang Anda,” Desi memohon, bersimpuh di kaki Darren.

“Lelang ilegal? Apa Rinjani tahu tentang berlian keluarganya yang kau curi?” sindir Darren.

Rinjani terkejut mendengar fakta baru yang ia temukan. Jadi selama ini bukan kedua orang tuanya yang memiliki utang, melainkan Desi. Dan dia dijual kepada Darren untuk melunasi utang-utang tantenya itu.

Air matanya mengalir. Satu-satunya keluarga yang ia punya justru mengkhianatinya.

Rinjani masih belum beranjak, masih menguping percakapan yang masih belum berhenti. 

“Saya tidak punya waktu untuk menunggu,” ujar Darren lagi.

Desi menelan saliva dengan susah payah. Sejak awal ia tahu berurusan dengan Darren bukanlah hal yang mudah.

“Lunasi utangmu dalam 1 minggu, atau bawa kembali Rinjani tanpa janinnya!” ancam Darren.

Rinjani yang mendengar mulai gemetar ketakutan, tangannya tidak sengaja menyentuh sakelar, membuat lampu ruang tengah seketika menyala. 

Semua menoleh ke atas, bingung. Desi yang tahu seluk beluk rumah itu menoleh ke arah sekat pembatas tempat sakelar berada serta tempat Rinjani masih bersembunyi.

“Siapa di sana?!” Ia bangkit dan mulai melangkah mendekat.

1
Nadin Alina
Hebat sih, Rinjani. Yang semula tuan putri mau berjuang untuk hidup🙃
Nadin Alina
next bab Thor....
Nadin Alina
Ceritanya keren, semangat Thor 🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!