perjodohan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yuli dwi ekasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cara Dominos
" hey dom,ini sudah hari ketig kita menemanimu hanya untuk memperhatikan wanitamu,ayolah dom...kau pikir kita tak punya kesibukan lain hah? ".geram pablo kepada domi.
siang ini Pablo Jav dan Ragas menemani Dominos di sebuah cafe berdampingan dengan restoran cepat saji dekat area rumah sakit tempat Tara bekerja dan siang ini Tara sedang makan siang bersama teman teman sift nya.
sudah tiga hari semenjak kejadian bertemunya Domi dan Tara diclub,Domi selalu memperhatikan Tara dari kejauhan disetiap jam makan siangnya dengan ditemani oleh beberapa teman temanya yang sebenarnya mulai jengah dengan tingkahnya.
" shittt....ayolah dom...dekati dia,ajak makan siang bersama atau makan malam,, ".geram ragas yang mulai kesal dengan temannya ini.
Domi hanya melirik sekilas menatap Ragas namun tak berniat menjawab perkataanya,matanya terus tertuju pada senyuman Tara yang begitu Cantik dimata Domi bahkan saat Domi menyesap kopinya pun matanya tak pernah lepas dari pandangan sang pujaan hati.
pablo melirik jev,dia menyikut lengan jev sambil berbisik.
" hei lihatlah...bahkan kita diabaikanya sungguh sial,,,kurasa dia semakin gila ". pablo berbicara sambil terkekeh.
" apa kau lupa?dia belum pernah mendekati wanita sebelumnya bukan?selama ini selalu wanita yang menghampiri dirinya ? " . jev balas berbisik.
" hmmm kurasa sebenarnya dia sedang bingung memikirkan cara untuk mendekatinya hehehe ".ragas ikut berbisik,dan Domi hanya melirik sekilas menatap ketiga teman temannya yang saling membicarakannya namun tak sedikitpun dia terpancing.
" hei boy,mau kubantu?hanya sedikit saran kawan ". ragas berbicara pada Domi namun tetap tak di hiraukan olehnya.
" hmmm begini,kau bisa mengajaknya dinner romantis dan kami akan membantumu kawan,atau kau ajak dia jalan jalan ke luar negri semua wanita sangat suka dimanja ". domi masih terdiam mengabaikan ucapan sahabatnya itu.
" ohh ayolah boy ".pablo benar benar gemas pada kawannya itu.
" dia takut kepadaku ". Domi akhirnya bersuara, " kau ingat terakhir kali saat kita berada diclub? dan dia lari setelah melihatku ". ucapnya datar.
" anak buahku mengatakan jika dia sengaja pindah bagian unit dia tak mau pulang sendiri dan dia selalu menempel pada temannya yang pirang itu,ingin sekali ku lenyapkan teman wanitanya itu ". ucap domi dengan menatap cangkir kopinya yang dia genggam.
" hmmm kupikir kau yang salah cara Dom ".,ragas berbicara, " dengan kau mengutus bodyguardmu untuk melindunginya?kupikir dia memang ketakutan dan pasti dia berpikir ada yang membututinya dan kau muncul tiba tiba setelah dia ketakutan,bodoh... kau memang sesuatu dom ".
" wajar saja dia tak mau melihatmu lagi,,hahh ". pablo berdecak kesal dengan kelakuan domi.
Domi menyenderkan tubuhnya di sofa cafe,matanya terus melirik Tara dari kejauhan.
Domi melihat Tara dan teman temannya bersiap kembali kedalam rumah sakit,sesaat dirinya terdiam seperti memikirkan sesuatu.
hingga Domi mengeluarkan ponselnya,lama dia menunggu balasan pesan singkat entah dari siala,sampai beberapa saat domi berkata yang mengejutkan ketiga sahabatnya itu.
" hmmmm...sepertinya aku punya ide ". ucap Domi diiringi seringai menakutkannya.
ketiga sahabatnya hanya kebingungan,mereka saling melirik satu sama lain.
" ayo ". Domi berdiri mendahului teman temannya yang masih duduk dengan raut wajah kebingungan menuju keluar cafe,namun sejurus kemudian ketiganya ikut menyusul domi yang masuk kedalam rumah sakit.
banyak pasang mata yang menatap mereka,siapa yang tak kenal Dominos Martiles??
" tuan Domi mari,kamar rawat anda ada di lantai empt ".
sang sekretaris sudah ada di rumah sakit dan mengarahkan Domi ke ruang VIP di rumah sakit tersebut,sebelumnya Domi memang sudah meminta skretarisnya mendaftarkan sebagai pasien VIP.
" Dom kau sakit? ". pablo berbicara pada Domi dengan wajah kagetnya.
Domi hanya meliriknya sekilas tak ingin menjawab yang mana membuat pablo mengusap wajahnya kasar karna bingung dan kesal.
saat sudah di kamar pasien Domi naik ke atas ranjang dengan gaya cueknya,dia merebahkan diri diatas ranjang empuk itu.
" pastikan dia yang mengobatiku ".perintah domi sebelum sang skretaris meninggalkan ruang rawat inap tersebut.
" hei bagaimana kau mau diobati,kau tidak sakit bukan?dom...jangan buat malu kita ayolah...kau terlihat... arrghh..konyol sungguh ". geram pablo kembali.
Domi melirik pablo tajam dan tatapannya beralih menatap pada jav." jav pinjam pisau lipat milikmu ".
jav memberikan pisau lipatnya yang selalu dia bawa kemana mana kepada dominos.
Domi membuka jas hitamnya perlahan dia membuka lipatan pisau yang jav berikan padanya dengan menggulung lengan kemejanya tanpa ragu Domi menyayat pergelangan tangannya dengan pisau lipat milik jav,sreeettt....darah mulai mengalir perlahan dari tangan Domi,
" Dom...kau gila hah ". teriak Ragas dan Pablo bersamaan.
dengan malas Domi merebahkan tubuhnya kembali di ranjang,tangan kirinya malah sibuk memainkan ponsel tak menghiraukan tangan kananya yang tak henti meneteskan cairan kental darah secara perlahan.
Sementara di Unit Dua tempat Tara bekerja.
" Dokter Tara,,maaf anda dipanggil bagian Unit Lima cepat ".
" hah? aku kan sudah pindah tiga hari yang lalu dan aku sudah bertukar Unit dengan Stefany ". jelas tara.
" entahlah Dokter,aku dapat sambungan telepon dari unit lima jika dokter diminta kembali memeriksa UGD VIP,cepatlah Dokter,,anda taukan pasien pasien VIP bagaimana "..jelas sang perawat junior pada Tara.
Tara sengaja bertukar Unit dengan temannya yang bernama stefany agar Tara bisa selalu bersama dengan Laura yang bekerja di unit Dua,sebenarnya bukan tanpa alasan,selain tara yang ingin satu sift dengan laura,tara juga mencoba menghindari dokter baru yang bernama Ricky,dimana dia selalu menebar pesona kepadanya.
meski Unit dua adalah sebuah UGD paling sibuk dibandingkan dengan Unit Lima yang paling senggang dikarenakan Unit Lima khusus menangani pasien VIP dan tak mudah untuk bekerja sampai dibagian Unit Lima,
" baiklah aku akan kesana ".
Tara bergegas kelantai enam dimana bagian Unit Lima berada dia masuk ke salah satu kamar diikuti dua perawat wanita.
Tara mengetuk dua kali sebelum dirinya masuk kedalam ruangan,,deg Tara tersentak kaget saat melihat sosok pria bertato yang sengaja dia hindari selama ini,Tara menghentikan langkahnya sesaat tepat di pintu masuk kamar jantungnya berdetak kencang tak karuan namun saat melihat darah dari tangan kanan sang pria itu menetes dilantai membuatnya tersadar dan Tara mendekati domi tanpa ragu dia meraih tangan nya dengan cekatan mulai mengobati luka ditangan Domi,
Domi diam memperhatikan Tara yang sibuk membersihkan luka ditangannya,Tara tersenyum terpaksa untuk menenangkan hatinya sendiri dimana dia mengetahui dirinya sedang ditatap intens oleh sang pria dihadapannya ini,sampai kedua perawat yang membantu dibuat heran dengan pasien satu ini.
" kalian keluarlah..kalian semua,aku ingin dokterku mengobatiku secara private ". domi berbicara dengan tegas menunjuk ketiga sahabatnya dan dua perawat,menyisakan tara dan domi diruangan tersebut.
Tara memilih diam dan fokus pada pekerjaannya saat ini,meski tatapan tajam masih melekat menatapnya,hingga mata keduanya bertemu domi tersenyum lebar melihat sang wanita pujaan akhirnya mau menatapnya.
" sebenarnya apa maumu tuan? ". tanya Tara sambil tanganya tetap sibuk mengobati luka Domi.
" bagaimana dengan makan malam dengan ku ". domi berbicara dengan terus menatap wajah Tara.
Tara tak membalasnya tangannya tetap sibuk mengobati luka pria asing dihadapannya ini.
" kau mau jalan jalan keluar negri bersamaku?sebutkan kau mau kemana,aku akan mewujudkannya manis ". domi masih belum menyerah.
Tara tetap diam saja tak menghiraukan ucapan komyolnya.
" sudah selesai...untuk sementara waktu usahakan jangan terkena air,perawat akan mengganti kain saat malam tiba dan aku akan meresepkan obat agar lukanya cepat kering ".
" berhati hatilah tuan dan semoga lekas sembuh "
Tara berdiri beranjak dari duduknya hendak merapihkan perlengkapan yang dia gunakan tadi,mengacuhkan tatapan sang pria dihadapanya,saat ini tara hanya ingin cepat keluar dari ruangan tersebut.
Domi kesal dia mengepalkan kedua tangannya mencoba menahan emosinya karena baru kali ini dia diabaikan seorang wanita,brengsek..
srreeettt...arrrhhgg....
Domi menyayat pergelangan tangan kirinya kembali dengan pisau jev yang masih dia simpan dinakas dekat ranjang.
Tara menoleh dengan kaget seketika melihat tangan Domi sudah mengeluarkan darah kembali.
" hei apa yang kau lakukan ". Tara berlari mengambil pisau lipat yang Domi pegang dan melemparkanya ke sembarang arah,dia meraih tangan Domi dan dengan panik Tara mengobatinya kembali.
" aku akan terus melakukan hal yang sama sampai kau menjawabku ". ucap Domi dengan tersenyum lebar melihat Tara panik.
" sebenarnya apa maumu??,kau membuatku kesal tuan !!! ". panik tara masih mengobati tangannya.
" ayo makan malam denganku,bagaimana hmm? ". Domi berbicara sambil tersenyum lebar seperti tak perasakan sakit ketika tara mulai menjahit tangan kirinya.
Tara menghela napasnya sesaat,memberikan tatapan tajam kepada pria gila dihadapanya ini.
" baiklah tuan,tapi tolong hentikan aksi konyolmu ini,kau membuat pekerjaanku bertambah ". geram Tara pada Domi.
Domi mendekati telinga Tara dan berbisik
" panggil aku Dominos manis ".
melihat Domi tak henti hentinya tersenyum kepadanya membuat Tara akhirnya membalas dengan senyuman indahnya,tak ada rasa takut lagi dalam dirinya bahkan pikiran buruk selama ini seakan sirna begitu saja.
ini adalah kali pertama Tara menerima ajakan dari seorang pria,diamana dulu setiap ada pria yang mencoba mendekatinya pasti selalu digagalkan oleh kakaknya han dan Moon.
inilah pertama kalinya Tara didekati pria tanpa hambatan sama sekali.
Ragas.
Pablo
Jev
berani bener sampe belai muka sama bibir
gak tau pemeran utamanya yg mana .
smga sukses kdpn thor .maaf gk ngelanjutin